Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Reses Kedua di Kebon Pala, Matnoor: Banjir Tidak Bisa Dihilangkan dari Jakarta

| 05 September WIB |


LUGAS | Makasar, Jakarta Timur - Kunjungan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta H. Matnoor Tindoan, S.H ke RW 07 kelurahan Kebon Pala, disambut Lurah Kebon Pala Faisal Rizal, M.Kes., Sabtu (04/09/2021).

"Di tengah-tengah kita hadir anggota DPRD DKI Jakarta komisi D, bapak H. Matnoor Tindoan, yang ternyata sangat tahu dengan kondisi di RW 07. Jadi tepat apabila warga menyampaikan aspirasinya kepada beliau," kata Lurah Kebon Pala, Faisal Rizal.

Hal senada diungkapkan Ir. Rusli Ahyani, anggota LMK yang mewakili ketua RW 07, bahwa alangkah baiknya anggota dewan turun berada ditengah masyarakat untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Kehadiran H. Matnoor Tindoan, S.H, anggota komisi D DPRD DKI Jakarta kali ini di RW 07 merupakan reses kedua, sebelumnya pada reses pertama melakukan serap aspirasi di RW 11.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PPP untuk periode ketiga (2019-2024) ini merasa belum bekerja akibat pandemi yang melanda, namun pada Januari 2022 mendatang sudah harus masuk tahapan persiapan pemilu 2024.

Berada di komisi D yang membidangi pembangunan, lingkup kerjanya meliputi pekerjaan umum, perumahan dan gedung pemerintah daerah, tata ruang, pengawasan dan penertiban bangunan, pertamanan dan pemakaman, kebersihan, pengelolaan lingkungan hidup daerah.

Komisi D dikatakannya paling banyak membutuhkan anggaran karena membidangi pembangunan.

"Sudah 2 tahun kita sama-sama mengalami masa sulit,   semua program pembangunan dijadwal ulang. Pemerintah DKI saat ini cuma mampu membiayai belanja wajib seperti gaji pegawai, PJLP, listrik dan sebagainya. Praktis tidak ada pembangunan yang bisa dilaksanakan dimasa krisis ini," ujarnya.

Untuk menangani pandemi, pemerintah DKI saja sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 10 trilyun, belum dari pemerintah pusat, sementara  pendapatan daerah jeblok.

"Pemasukan kas daerah sangat rendah karena ekonomi tidak berjalan dari berbagai sektor yang diandalkan. Pajak kendaraan bermotor itu yang masih jalan PKB/BBN-KB," terang Matnoor.

Dikatakannya sektor pendapatan yang besar adalah dari sektor hiburan seperti hote dan restoran.

Karena tidak adanya pendapatan maka tidak ada pembangunan. Karena itulah sekarang gubernur sedang merevisi target capaiannya.

"Dalam kondisi sulit ini sehingga menjadikan kita tidak bisa berbuat banyak ditengah masyarakat, seperti pembangunan jalan dan sebagainya, yang masuk dalam musrenbang tahun lalu praktis tidak bisa dilaksanakan, semoga bisa dilaksanakan tahun depan," ucap Matnoor.

Menanggapi aspirasi warga soal penanganan masalah banjir di wilayah RW 06 dan 07 yang selalu terjadi setiap hujan, diungkapkan Matnoor memang tidak bisa diatasi, tapi bisa dikurangi.

"Permasalahan di Jakarta yang paling krusial adalah banjir, macet, sampah dan perumahan," ujarnya.

Dijelaskan Matnoor, secara geografis Jakarta di bawah permukaan air, dilewati 13 sungai, dan kondisi saat ini berbeda dengan jaman dulu yang di samping kanan dan kiri sungai ada 800 embung/situ/tempat air.

"Menurut penelitian IPB ruang air itu 8% dari luas Jakarta, namun sekarang 0,1% dari luas wilayah. Program gubernur kita normalisasi atau naturalisasi sungai, air yang datang ke Jakarta 30% masuk ke dalam bumi sebagai cadangan air, 30 persen ditampung di situ-situ, sisanya  dialirkan ke laut," terang Matnoor.

Dijelaskannya, lebar sungai idealnya harus 30 meter. 15 meter untuk badan sungai,  dan 15 meter dibagi 2 untuk jalan di kiri dan kanannya.

"Banjir yang terjadi di sini adalah imbas dari belum dikerjakannya kali Cipinang," kata Matnoor menjawab pertanyaan Hasan Nudin, salah seorang peserta serap aspirasi.

Total anggaran untuk pembangunan sungai, dikatakannyamembutuhkan Rp50 triliun. Dan sekarang yang bisa dikerjakan baru Ciliwung dan Pesanggrahan.

Agar tidak berimbas ke Kebon Pala, Makassar, maka kali Cipinang harus dikerjakan karena tidak bisa menampung air. Sementara dengan keterbatasan anggaran akibat efisiensi, sekarang yang bisa dikerjakan saluran-saluran skala kecil saja.

"Itu sebabnya jika hujan datang dalam debit air yang tinggi, banjir tidak bisa dihindari," ujar Matnoor.

Lanjutnya, "banjir tidak bisa dihilangkan dari Jakarta tapi hanya bisa dikurangi, bentang alamnya seperti itu,  kadang terjadi banjir kiriman karena Jakarta umumnya dataran rendah."

"Kita berharap kondisi kembali normal dan pembangunan bisa berjalan kembali," tutup Matnoor.



Biodata


Nama:
H. Matnoor Tindoan, SH

Tempat/tgl. lahir:
Jakarta, 13 April 1964

Agama:
Islam

Istri:
Hj. Sri Etini Sukmawati, S.Pdi

Anak:
Luthfi Lazuardi Noor.
Afif Alvie Noor.
Fauzan Akhdan Noor

Alamat:
Jl. Yusufiah, No. 11, RT. 010/001, Lubang Buaya,
Cipayung, Jakarta Timur.

Pengalaman organisasi:
Sekretaris DPC Jakarta Timur (1997)
Wakil Ketua DPW PPP DKI Jakarta.
Ketua DPW PPP DKI Jakarta (2010).



LUGAS / Mahar Prastowo

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update