LUGAS | Nasional - Penelitian epidemiologi di dunia baru saja menemukan fakta kalau rokok dapat membunuh satu orang tiap enam detik dan lebih dari lima juta orang tiap tahunnya. Selama ini, bahaya yang mengintai akibat merokok seakan tersamarkan dengan kampanye bahwa merokok itu gentle, gaya dan gaul. Padahal, selain merusak organ tubuhnya sendiri, perokok juga merusak kesehatan orang-orang di sekitarnya.
Kerusakan yang diakibatkan pun tak hanya berupa munculnya penyakit ringan seperi batuk dan sesak napas, tapi juga kematian. Penelitian epidemiologi di dunia baru saja menemukan fakta kalau rokok dapat membunuh satu orang tiap enam detik dan lebih dari lima juta orang tiap tahunnya.
“Jika hal ini berlanjut, diperkirakan terjadi delapan juta kematian di tahun 2030. Angka kematian terbesar terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia,” kata Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Msc. Ph.D di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurutnya penyakit yang ditimbulkan saat merokok merupakan penyakit tidak menular (PTM). Penyakit ini dianggap ancaman bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bangsa.
“PTM dan salah satu faktor risiko umumnya, yaitu konsumsi rokok merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbesar. Ini akan meningkatkan beban pembangunan dan ekonomi dunia.
Data WHO Global Report on Non Communicable Disease 2010, menyebutkan presentase kematian akibat PTM di dunia sebesar 63 persen. Kematian dan kesakitan PTM terjadi pada 66 persen penduduk ekonomi menengah ke bawah,” ujar Prof. Dr. Ali Ghufron.
Ghufron juga menyatakan saat ini Indonesia mengalami peningkatan jumlah konsumsi rokok yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, usia perokok semakin muda.
“Menurut Global Youth Tobacco Survey, terjadi peningkatan perokok remaja dua kali lipat selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu 2006 sampai 2009. Berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional 2001 dan Riset Kesehatan Dasar 2012, pada kelompok usia 10 hingga 14 terjadi peningkatan perokok hampir dua kali lipat," ungkapnya.
Kerusakan yang diakibatkan pun tak hanya berupa munculnya penyakit ringan seperi batuk dan sesak napas, tapi juga kematian. Penelitian epidemiologi di dunia baru saja menemukan fakta kalau rokok dapat membunuh satu orang tiap enam detik dan lebih dari lima juta orang tiap tahunnya.
“Jika hal ini berlanjut, diperkirakan terjadi delapan juta kematian di tahun 2030. Angka kematian terbesar terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia,” kata Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Msc. Ph.D di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurutnya penyakit yang ditimbulkan saat merokok merupakan penyakit tidak menular (PTM). Penyakit ini dianggap ancaman bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bangsa.
“PTM dan salah satu faktor risiko umumnya, yaitu konsumsi rokok merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbesar. Ini akan meningkatkan beban pembangunan dan ekonomi dunia.
Data WHO Global Report on Non Communicable Disease 2010, menyebutkan presentase kematian akibat PTM di dunia sebesar 63 persen. Kematian dan kesakitan PTM terjadi pada 66 persen penduduk ekonomi menengah ke bawah,” ujar Prof. Dr. Ali Ghufron.
Ghufron juga menyatakan saat ini Indonesia mengalami peningkatan jumlah konsumsi rokok yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, usia perokok semakin muda.
“Menurut Global Youth Tobacco Survey, terjadi peningkatan perokok remaja dua kali lipat selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu 2006 sampai 2009. Berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional 2001 dan Riset Kesehatan Dasar 2012, pada kelompok usia 10 hingga 14 terjadi peningkatan perokok hampir dua kali lipat," ungkapnya.
Tidak ada komentar