TabloidLUGAS.com | Jakarta Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali yang juga merupakan Menteri Agama Republik Indonesia mengatakan pihaknya menyambut baik anggota masyarakat
yang dianggap radikal dan fanatik untuk bergabung dalam partainya.
Kelompok radikal dan fanatik yang dimaksud adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan Pondok Pesantren Al Zaytun yang identik dengan Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 (KW9).
Kedua kelompok masyarakat tersebut telah lama dipandang masyarakat sebagai gerakan bawah tanah. Namun kini partai berlambang Ka'bah pimpinan Suryadharma Ali tersebut menganggap mereka sebagai sekutu potensial.
"Lebih baik kami menerima mereka dan membuka diskusi tentang ajaran Islam, daripada melihat mereka sebagai musuh," kata Suryadharma seperti dikutip The Jakarta Post.
Suryadharma percaya bahwa komunikasi adalah obat untuk radikalisme.
Sebelum era reformasi 1998 (orde baru), kedua kelompok masyarakat tersebut berada dibawah naungan partai berkuasa saat itu yakni Golongan Karya (GOLKAR).
Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Perti.
PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
Belakangan, PPP kembali kepada asas pertamanya saat partai tersebut didirikan.
Sumber: MuslimDaily
Tidak ada komentar