TABLOIDLUGAS.COM | Yogyakarta - Sebanyak 5.000 pesilat dari berbagai perguruan di dalam maupun luar negeri akan datang ke Yogyakarta untuk memeriahkan Pencak Malioboro Festival III yang digelar pada 30 Mei--1 Juni 2014.
"Dari luar negeri, akan ada peserta dari Amerika Serikat, Thailand dan Malaysia. Semuanya antusias untuk datang ke Yogyakarta dan memeriahkan agenda tahun ini," kata Ketua Pelaksana Harian Panitia Pencak Malioboro Festival (PMF) III Ludyarto B.W. di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, jumlah peserta PMF dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatkan. Saat PMF digelar untuk pertama kalinya pada 2012 jumlah peserta tercatat sebanyak 2.500 orang dan meningkat menjadi 5.000 orang pada 2013.
"Bukan tidak mungkin, peserta tahun ini bisa melebihi 5.000 orang karena kegiatan dilakukan lebih lama yaitu tiga hari dari biasanya hanya satu hari," katanya.
Sejumlah kegiatan yang sudah disiapkan untuk memeriahkan PMF III di antaranya "workshop" pencak pada 31 Mei yang menghadirkan dua guru dari dua perguruan yang berbeda yaitu dari Madura dan dari Kalimantan.
Selain itu, panitia juga menggelar bazaar bertempat di Pasar Ngasem untuk menampilkan berbagai pernak-pernik pesilat.
"Kami juga akan menggelar festival komposisi gerak pencak yang diikuti 30 tim," katanya.
Tiap tim beranggotakan pesilat dari perguruan yang berbeda-beda dengan tujuan mempererat persaudaraan antarpesilat. Jurus yang ditampilkan pun bukan jurus khas dari masing-masing perguruan.
Puncak festival pencak akan diisi dengan pawai di sepanjang Jalan Malioboro pada 1 Juni dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Alun-Alun Utara, dan diakhiri dengan pesta PMF pada malam harinya.
Ludyarto menyebut, nuansa yang ingin ditampilkan melalui PMF III tersebut adalah kentalnya seni dan budaya yang terkandung dalam pencak.
"Kami tekankan pada setiap perguruan yang akan mengikuti kegiatan ini agar mengutamakan persaudaran bukan kompetisi agar tidak muncul gesekan," katanya.
Ia berharap, melalui agenda tahunan tersebut dapat lebih mengenalkan pencak ke masyarakat bukan hanya sebagai bela diri atau olah raga namun juga memiliki seni dan budaya yang tinggi.
"Pencak adalah budaya asli Indonesia, namun saat ini banyak yang tidak mengetahuinya. Kami ingin agar masyarakat bisa kembali mengenal seni ini," katanya.
Selain itu, ia juga berharap pelaksanaan PMF III dapat mendukung perkembangan sektor pariwisata di Yogyakarta. [L/Ant]
"Dari luar negeri, akan ada peserta dari Amerika Serikat, Thailand dan Malaysia. Semuanya antusias untuk datang ke Yogyakarta dan memeriahkan agenda tahun ini," kata Ketua Pelaksana Harian Panitia Pencak Malioboro Festival (PMF) III Ludyarto B.W. di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, jumlah peserta PMF dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatkan. Saat PMF digelar untuk pertama kalinya pada 2012 jumlah peserta tercatat sebanyak 2.500 orang dan meningkat menjadi 5.000 orang pada 2013.
"Bukan tidak mungkin, peserta tahun ini bisa melebihi 5.000 orang karena kegiatan dilakukan lebih lama yaitu tiga hari dari biasanya hanya satu hari," katanya.
Sejumlah kegiatan yang sudah disiapkan untuk memeriahkan PMF III di antaranya "workshop" pencak pada 31 Mei yang menghadirkan dua guru dari dua perguruan yang berbeda yaitu dari Madura dan dari Kalimantan.
Selain itu, panitia juga menggelar bazaar bertempat di Pasar Ngasem untuk menampilkan berbagai pernak-pernik pesilat.
"Kami juga akan menggelar festival komposisi gerak pencak yang diikuti 30 tim," katanya.
Tiap tim beranggotakan pesilat dari perguruan yang berbeda-beda dengan tujuan mempererat persaudaraan antarpesilat. Jurus yang ditampilkan pun bukan jurus khas dari masing-masing perguruan.
Puncak festival pencak akan diisi dengan pawai di sepanjang Jalan Malioboro pada 1 Juni dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Alun-Alun Utara, dan diakhiri dengan pesta PMF pada malam harinya.
Ludyarto menyebut, nuansa yang ingin ditampilkan melalui PMF III tersebut adalah kentalnya seni dan budaya yang terkandung dalam pencak.
"Kami tekankan pada setiap perguruan yang akan mengikuti kegiatan ini agar mengutamakan persaudaran bukan kompetisi agar tidak muncul gesekan," katanya.
Ia berharap, melalui agenda tahunan tersebut dapat lebih mengenalkan pencak ke masyarakat bukan hanya sebagai bela diri atau olah raga namun juga memiliki seni dan budaya yang tinggi.
"Pencak adalah budaya asli Indonesia, namun saat ini banyak yang tidak mengetahuinya. Kami ingin agar masyarakat bisa kembali mengenal seni ini," katanya.
Selain itu, ia juga berharap pelaksanaan PMF III dapat mendukung perkembangan sektor pariwisata di Yogyakarta. [L/Ant]
Tidak ada komentar