TABLOIDLUGAS.COM | Jakarta - PT Express Transindo Utama atau Express Group memberikan santunan kepada keluarga Muhtadih, mitra pengemudi Express, yang menjadi korban tewas dalam aksi perampokan di flyover Klender, Duren Sawit. Almarhum Muhtadih meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak, 3 diantaranya masih duduk di bangku sekolah.
Keluarga korban mendapatkan santunan berupa uang dan diserahkan langsung oleh Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Group, di pool Joglo ED, Kembangan, Jakarta Barat, Senin 19 Mei 2014.
“Sumbangan ini adalah bentuk kepedulian dan solidaritas dari para mitra pengemudi, Express Group memberikan santunan kepada keluarga korban yang dikumpulkan dari dukungan karyawan dan mitra pengemudi Express Group,” kata Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Group.
Penyerahan santunan kepada keluarga korban diwakili oleh anak pertama korban bernama Muh. Zuliyanto yang disaksikan oleh Kepala Pool Joglo Arma Sinulingga dan jajaran manajemen taksi Express.
Muh.Zuliyanto, putra pertama dari 5 bersaudara ini kini sudah bekerja dan menurut rencana akan melangsungkan pernikahan di bulan Juni ini. “Saya mewakili keluarga menyambut baik atas santunan dari Express Group, tempat Bapak saya bekerja sebagai mitra pengemudi. Semoga niat baik tidak mematahkan semangat keluarga dan bisa meneruskan cita-cita Bapak.” ujarnya penuh haru.
Dengan pemberian santunan kepada keluarga korban, Express Group juga kembali menegaskan komitmennya untuk selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendorong para mitra untuk mencapai potensi penuh mereka dan menumbuhkan nilai bersama-sama agar dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Muhtadih adalah mitra pengemudi taksi Express yang tewas akibat dengan 20 tusukan dalam taksi yang dikemudikannya di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Selasa petang 22 April. Mitra pengemudi berusia 49 tahun ini adalah korban perampokan dan pembunuhan yang dilakukan oleh penumpangnya bernama Setio Haryadi (24), seorang pendatang asal Jawa Tengah yang baru saja tinggal 4 hari di Jakarta.
Pada 2 Mei lalu, Setio, si perampok dan pembunuh Muhtadih, ditemukan tewas di sel tahanan Mapolsek Metro Duren Sawit. Setio mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. "Kejadiannya Jumat (2/5/2014) dini hari, dia nekat gantung diri diduga stres," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni di Jakarta, Jumat (2/5). [L]
Keluarga korban mendapatkan santunan berupa uang dan diserahkan langsung oleh Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Group, di pool Joglo ED, Kembangan, Jakarta Barat, Senin 19 Mei 2014.
“Sumbangan ini adalah bentuk kepedulian dan solidaritas dari para mitra pengemudi, Express Group memberikan santunan kepada keluarga korban yang dikumpulkan dari dukungan karyawan dan mitra pengemudi Express Group,” kata Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Group.
Penyerahan santunan kepada keluarga korban diwakili oleh anak pertama korban bernama Muh. Zuliyanto yang disaksikan oleh Kepala Pool Joglo Arma Sinulingga dan jajaran manajemen taksi Express.
Muh.Zuliyanto, putra pertama dari 5 bersaudara ini kini sudah bekerja dan menurut rencana akan melangsungkan pernikahan di bulan Juni ini. “Saya mewakili keluarga menyambut baik atas santunan dari Express Group, tempat Bapak saya bekerja sebagai mitra pengemudi. Semoga niat baik tidak mematahkan semangat keluarga dan bisa meneruskan cita-cita Bapak.” ujarnya penuh haru.
Dengan pemberian santunan kepada keluarga korban, Express Group juga kembali menegaskan komitmennya untuk selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, mendorong para mitra untuk mencapai potensi penuh mereka dan menumbuhkan nilai bersama-sama agar dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Muhtadih adalah mitra pengemudi taksi Express yang tewas akibat dengan 20 tusukan dalam taksi yang dikemudikannya di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Selasa petang 22 April. Mitra pengemudi berusia 49 tahun ini adalah korban perampokan dan pembunuhan yang dilakukan oleh penumpangnya bernama Setio Haryadi (24), seorang pendatang asal Jawa Tengah yang baru saja tinggal 4 hari di Jakarta.
Pada 2 Mei lalu, Setio, si perampok dan pembunuh Muhtadih, ditemukan tewas di sel tahanan Mapolsek Metro Duren Sawit. Setio mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. "Kejadiannya Jumat (2/5/2014) dini hari, dia nekat gantung diri diduga stres," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni di Jakarta, Jumat (2/5). [L]
Tidak ada komentar