LUGAS | Tasikmalaya - Pondok Pesantren Tarekat Al-Idrisiyyah mengadakan Panen Raya udang di tambak Udang Qini Vaname Kampung Bubujung, Desa Ciheras, Cipatujah, Tasikmalaya, Selasa pekan ini. Panen udang ini membuat penasaran sejumlah tokoh. Selain H. UU Ruzhanul Ulum, SE, Bupati Tasikmalaya, H. Oleh Soleh - anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tasikmalaya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan pemerintahan setempat, diantara tamu yang hadir ingin menyaksikan langsung adalah KH Munzir Tamam, mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jakarta. “Tambak udang ini sangat baik dan potensial,” kata Kiai Munzir.
Menurutnya, dengan adanya tambak udang, daerah Cipatujah ini jadi bermanfaat. Apalagi tambak udang ini dikelola santri Ponpes Al-Idrisiyyah yang melibatkan warga sekitar. Padahal dulunya daerah ini termasuk daerah terisolir. Banyak lahan tidur yang tidak termanfaatkan, gersang dan kumuh sekarang menjadi ekonomis.
"Sudah bukan jamannya lagi Ponpes menggantungkan diri pada sumbangan, Al-Idrisiyyah sudah memulai tradisi mandiri. Santri yang mengelola (tambak, red), itu lebih bagus dan barokah,” kata Munzir.
Kiai Munzir yang tiba di lokasi Tambak sekitar pukul 07.30 ini menambahkan, bagus sekali bila dikelola santri. Santri jadi didorong untuk lebih mengenal dan praktik dibidang ekonomi sejak dini. Dalam pengamatannya, selama ini santri lebih dikenal, hanya belajar ilmu-ilmu agama saja. Tapi, tidak dihadapkan pada realita. Kalau orang sekolah umum itu alumninya bisa langsung kerja ini dan itu. Tapi kalau santri tawakaltu alallah saja. Paling-paling jadi mubaligh saja. Nah anggapan inilah yang harus diluruskan.
“Ulama-ulama harus bergerak juga dibidang ekonomi, seperti di Al-Idrisiyyah ini,” serunya.
Sudah bukan jamannya lagi Ponpes menggantungkan diri pada sumbangan. Makanya harus ada semacam pemberdayaan. Tambak Udang Wujud Kemandirian. Kalau pesantrennya mandiri, maka santri akan dihormati. Alumninya pun akan disegani, karena bisa membangun lapangan pekerjaan sendiri. “Intinya harus ada kemandirian,” sarannya.
Menurutnya, banyak sekali yang bisa dijalin kerjasama dengan tambak udang Al-Idrisiyyah. Inikan suatu lahan, usaha semacam tambak udang ini sangat menjanjikan. Bisa membuka lapangan pekerjaan. “Jadi tidak perlu mencari kerjaan,” tegasnya.
[L/EM]
sumber: www.maharprastowo.com
Menurutnya, dengan adanya tambak udang, daerah Cipatujah ini jadi bermanfaat. Apalagi tambak udang ini dikelola santri Ponpes Al-Idrisiyyah yang melibatkan warga sekitar. Padahal dulunya daerah ini termasuk daerah terisolir. Banyak lahan tidur yang tidak termanfaatkan, gersang dan kumuh sekarang menjadi ekonomis.
"Sudah bukan jamannya lagi Ponpes menggantungkan diri pada sumbangan, Al-Idrisiyyah sudah memulai tradisi mandiri. Santri yang mengelola (tambak, red), itu lebih bagus dan barokah,” kata Munzir.
Kiai Munzir yang tiba di lokasi Tambak sekitar pukul 07.30 ini menambahkan, bagus sekali bila dikelola santri. Santri jadi didorong untuk lebih mengenal dan praktik dibidang ekonomi sejak dini. Dalam pengamatannya, selama ini santri lebih dikenal, hanya belajar ilmu-ilmu agama saja. Tapi, tidak dihadapkan pada realita. Kalau orang sekolah umum itu alumninya bisa langsung kerja ini dan itu. Tapi kalau santri tawakaltu alallah saja. Paling-paling jadi mubaligh saja. Nah anggapan inilah yang harus diluruskan.
“Ulama-ulama harus bergerak juga dibidang ekonomi, seperti di Al-Idrisiyyah ini,” serunya.
Sudah bukan jamannya lagi Ponpes menggantungkan diri pada sumbangan. Makanya harus ada semacam pemberdayaan. Tambak Udang Wujud Kemandirian. Kalau pesantrennya mandiri, maka santri akan dihormati. Alumninya pun akan disegani, karena bisa membangun lapangan pekerjaan sendiri. “Intinya harus ada kemandirian,” sarannya.
Menurutnya, banyak sekali yang bisa dijalin kerjasama dengan tambak udang Al-Idrisiyyah. Inikan suatu lahan, usaha semacam tambak udang ini sangat menjanjikan. Bisa membuka lapangan pekerjaan. “Jadi tidak perlu mencari kerjaan,” tegasnya.
[L/EM]
sumber: www.maharprastowo.com
Tidak ada komentar