LUGAS | Sidoarjo - Pada Sabtu (22/7/2017) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan museum Muhammadiyah di kawasan Kampus unit 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Menurut Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam kunjungan tersebut Jokowi terperangah ketika melihat proses pembangunan gedung unit 4 UAD yang memiliki 10 lantai dan menghabiskan dana hingga 300 Miliar. Hingga Jokowi bertanya kepada Haedar, “Pak Ketum, Muhammadiyah dapat uang sebanyak itu darimana?”.
Menjawab pertanyaan Jokowi tersebut, Haedar menjelaskan bahwa dana yang diperoleh Muhammadiyah bersumber dari masyarakat, warga Muhammadiyah, serta unit-unit bisnis yang dibangun Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan prinsipnya sedikit bicara banyak bekerja, ingin bangsa ini menjadi bangsa yang unggul, bangsa yang tidak terlalu banyak retorika. “Namun kenyataanya kita kalah saing, tidak kuat SDM, dan tidak punya tonggak-tonggak kemajuan,” Haedar Nashir.
Muhammadiyah telah berjuang dalam membangun kawasan timur Indonesia. Dan Muhammadiyah juga ingin bangsa ini fokus membangun, dengan itu kita dapat mengurangi centang-perentang berbagai hal yang menguras energy di tubuh bangsa ini.
“Kita harus menjadi bangsa yang rasional dalam menyelesaikan masalah, tidak dengan melakukan pendekatan politik terus menerus, begitu juga kalau kita ada masalah di tubuh bangsa ini. Jangan menyelesaikannya dengan cara-cara komunal, dengan cara komunal itu maka akan memunculkan sifat komunal lainnya,” pungkas Haedar. (muh)
Tidak ada komentar