LUGAS | Magelang - Kesal para peserta aksi peduli Rohingya dihalangi polisi sampai harus berjalan kaki puluhan kilometer dan gerilya menyeberangi sungai, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak pun tak tahan untuk tidak mengumpat, "Selamat bekerja Pak Polisi Myanmar!!"
“Yang tertahan di Palbapang, ribuan massa jalan kaki ke lokasi sejauh 15km. Allahu Akbar!" seru Dahnil berapi-api.
Ia menilai kekhawatiran aparat atas aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya terlalu berlebihan dengan khawatir bakal berbuntut rusuh. Penutupan akses kegiatan kemanusiaan, juga dinilainya tidak masuk akal. Inilah yang dikeluhkan umat Islam dalam aksi kemanusiaan di Masjid Jami’ Magelang, Jawa Tengah, sebagaimana diberitakan Duta.co, Jumat (08/9/2017).
Polisi menutup seluruh akses jalan ke lokasi aksi solidaritas untuk Rohingya, di Magelang. Akibatnya, peserta aksi tidak bisa masuk ke Magelang. Oleh sebab itu, tak sedikit dari mereka yang nekad melintasi aliran sungai.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, pun harus berjalan kaki dan melintasi sungai karena akses jalan ditutup.
“Iya (lewat sungai.red). Nggak bisa lewat, karena jalan ke Magelang ditutup pak polisi,” kata Dahnil.
Di laman sosial media, para netizen juga mengeluhkan ketatnya blokade menuju titik aksi solidaritas di Magelang. Salah satunya, yaitu penulis buku remaja Ustadz Burhan Sodiq. Melalui akun Facebooknya, dia menyatakan bahwa polisi memasang metal detektor di pintu masuk Masjid An-Nur Magelang.
“Mirip dengan Al-Aqsa Palestina. Di mana jamaah yang mau masuk masjid An Nuur Magelang harus diperiksa dengan metal detektor. Ini di Magelang loh, bukan di Palestina,” kicaunya di dinding FB-nya.
“Yang tertahan di Palbapang, ribuan massa jalan kaki ke lokasi sejauh 15km. Allahu Akbar!" seru Dahnil berapi-api.
Ia menilai kekhawatiran aparat atas aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya terlalu berlebihan dengan khawatir bakal berbuntut rusuh. Penutupan akses kegiatan kemanusiaan, juga dinilainya tidak masuk akal. Inilah yang dikeluhkan umat Islam dalam aksi kemanusiaan di Masjid Jami’ Magelang, Jawa Tengah, sebagaimana diberitakan Duta.co, Jumat (08/9/2017).
Polisi menutup seluruh akses jalan ke lokasi aksi solidaritas untuk Rohingya, di Magelang. Akibatnya, peserta aksi tidak bisa masuk ke Magelang. Oleh sebab itu, tak sedikit dari mereka yang nekad melintasi aliran sungai.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, pun harus berjalan kaki dan melintasi sungai karena akses jalan ditutup.
“Iya (lewat sungai.red). Nggak bisa lewat, karena jalan ke Magelang ditutup pak polisi,” kata Dahnil.
Di laman sosial media, para netizen juga mengeluhkan ketatnya blokade menuju titik aksi solidaritas di Magelang. Salah satunya, yaitu penulis buku remaja Ustadz Burhan Sodiq. Melalui akun Facebooknya, dia menyatakan bahwa polisi memasang metal detektor di pintu masuk Masjid An-Nur Magelang.
“Mirip dengan Al-Aqsa Palestina. Di mana jamaah yang mau masuk masjid An Nuur Magelang harus diperiksa dengan metal detektor. Ini di Magelang loh, bukan di Palestina,” kicaunya di dinding FB-nya.
Tidak ada komentar