LUGAS | Jakarta - Kongres Ulama Muda Muhammadiyah resmi dibuka oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin, Selasa (30/01).
Bertempat di Aula KH. Ahmad Dahlan Pimpinan Pusat Muhamadiyah,Menteng, Jakarta Pusat acara tersebut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dan beberapa tokoh ulama Muhammadiyah.
Dahnil menyampaikan bahwa Kongres ini adalah amanat dari Tanwir Palangkaraya yang digelar pada bulan November 2017 lalu, yang melahirkan empat rumusan politik warga Muhammadiyah yang bernama Khittah Kahayan.
Sedangkan isu utama yang menjadi perhatian dalam Kongres ini menurut Dahnil terbagi menjadi empat masalah, yakni; politik uang, isu hoax, isu strategis Sumber Daya Alam (SDA), serta Masalah Persatuan dan Nasionalisme.
“Saya kira yang paling penting selain empat isu tersebut, Kongres ini harus menggembirakan warga Muhammadiyah,” ujarnya.
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas menyambut baik Kongres Ulama Muda Muhammadiyah ini.
Yunahar juga menyampaikan bahwa menurut Tarjih, syarat seseorang disebut sebagai ulama ada tiga hal yakni harus menguasai ilmu pokok agama yang wajib (ushul fikih, akidah, sirah, ilmu alat, dan perangkat lainnya), harus memiliki rasa takut kepada Allah, dan harus berada di tengah masyarakat dan peduli pada mereka.
“Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah semasa beliau sedang berusia 35 tahun. Ketiga sifat itu dimiliki oleh beliau,” imbuhnya. Yunahar berharap, peserta Kongres mampu lebih meneladani sosok Kyai Ahmad Dahlan.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengungkapkan bahwa Kongres ini adalah terobosan yang sangat positif, terutama ketika melihat ulama-ulama muda berkumpul dan membahas empat masalah strategis seperti yang disebutkan oleh Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar.
“Saya hadir tidak semata-mata hanya untuk memenuhi undangan. Tetapi sebagai apresiasi. Selaku Menteri Agama, saya mengapresiasi berlangsungnya Kongres ini dengan setinggi-tingginya,” ujar Lukman.
Lukman juga menitipkan tiga pesan kepada para peserta Kongres. Pertama, ia ingin agar para ulama muda Muhammadiyah turut aktif dalam menjaga Islam Indonesia yang bersifat pertengahan, tidak liberal dan tidak tekstualis. Kedua, ia ingin agar tradisi penjaringan informasi yang sangat ketat dalam tradisi pembelajaran ilmu hadist diformulasikan oleh para ulama muda terutama berkaitan dengan adanya hoax yang makin lama semakin sulit terbendung. Ketiga, ia memberi pekerjaan rumah bagi para ulama muda untuk melakukan upaya tasyrih (penggamblangan) terkait tema ‘politisasi agama.’
Lukman jugaberharap Kongres Ulama Muda Muhammadiyah mampu menggembirakan masyarakat Islam di Indonesia.
Setelah Menteri Agama meresmikan pembukaan Kongres Ulama Muda Muhammadiyah secara lisan, acara diakhiri dengan penyerahan plakat oleh Pemuda Muhammadiyah dan secara simbolik membunyikan angklung secara bersama-sama. [L/af]
Tidak ada komentar