LUGAS | Jakarta - Nilam Zubir hadirkan foto hasil liputannya di sepanjang sungai Pakerisan, Gianyar, Bali, yang mana merupakan aliran sungai sakral bagi sebelas pura dan candi yang berdiri di sepanjang sisi sungai. Bangunan-bangunan kuno itu berdiri di zaman kerajaan Bali kuno sekira abad IX hingga abad XIV Masehi di masa pendudukan Majapahit.
Pameran fotografi bertajuk "The Other Spot of Bali - Jejak Sejarah Pakerisan" diselenggarakan di Lobby Lounge The Sultan Hotel Jakarta, 21-30 April 2018, dengan kurator Deniek G Sukarya.
Nilam Zubir bukan tanpa tujuan menghadirkan masa lalu atau zaman batu berupa foto-foto pura dengan reliefnya, juga artefak-artefak yang menggambarkan keselarasan manusia masa lalu dengan lingkungannya. Ia ingin membangun budaya yang baik agar keselarasan manusia dan lingkungan di masa kini terjaga.
Pameran ini berangkat dari keinginan Nilam Zubir mengelola sampah plastik agar menjadi sesuatu yang berguna. Lingkungan alam terjaga dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomi. Hasil pameran ini nantinya akan dijadikan modal membuka produksi pengolahan sampah plastik daur ulang.
"Kita hidup di zaman plastik yang punya manfaat besar bagi kehidupan, namun dampak yang ditimbulkan juga tak kalah besar. Kita punya masalah dengan sampah plastik. Dengan merenungi kearifan masa lalu akan menuntun kita di masa kini untuk bijak menjaga keselarasan lingkungan, dengan cerdas mengelola plastik dalam kehidupan sehari-hari," terang Nilam.
Adhi S. Lukman, Ketua Umum GAPPMI, memberikan apresiasi kepada Nilam Zubir yang ia kenal sejak kecil punya talenta luar biasa, dan melakukan hal-hal bermanfaat. "Mungkin kita bertanya apa hubungannya jejak sejarah dengan makanan? Nilam ingin membangun sejarah, budaya, keserasian lingkungan. Mempertemukan zaman batu dengan zaman plastik." Kata Adhi S. Lukman.
Adi juga mengungkapkan, bahwa perkembangan teknologi membuat kita banyak menghasilkan sampah plastik. Yang kemudian dilakukan adalah bagaimana industri turut mengelola sampah plastik, bagaimana kita membangun budaya untuk tidak membuang sampah plastik sembarangan.
"Salah satu solusi mengatasi sampah adalah antara lain dengan budaya-budaya yang baik, sehingga bisa membangun Indonesia lebih baik. Baik budaya masyarakat maupun budaya di kalangan industri. Kepedulian Nilam ini menjadi sesuatu hal yang baik dimana anak muda milenial zaman now turut membangun bangsa melalui lingkungan," ungkap Adhi S. Lukman. GAPPMI juga telah mengelola plastik daur ulang menjadi berbagai barang kerajinan tangan atau handicraft.
Pameran "The Other Spot of Bali - Jejak Sejarah Pakerisan" dibuka pada Sabtu, 21 April 2018 oleh Norman Sasono selaku deputi Kementerian Pariwisata, dihadiri sejumlah tamu dari Persahabatan Indonesia - Amerika, VoA, kolektor, komunitas fotografi, seniman, budayawan dan lain-lain. [mp]
Pameran "The Other Spot of Bali - Jejak Sejarah Pakerisan" dibuka pada Sabtu, 21 April 2018 oleh Norman Sasono selaku deputi Kementerian Pariwisata, dihadiri sejumlah tamu dari Persahabatan Indonesia - Amerika, VoA, kolektor, komunitas fotografi, seniman, budayawan dan lain-lain. [mp]
Mahar Prastowo
mahar.prastowo@gmail.com
Tidak ada komentar