LUGAS | Kicauan @nithasist di Twitter menarik perhatian Intelektual Muda NU dan tokoh sentral Islam liberal (Islam Nusantara, red) Ulil Abshar Abdalla. Ulil lantas memberikan dukungan terhadap kebaya dikembalikan ke tengah-tengah publik.
"Saya mendukung sekali gerakan mengembalikan kebaya kembali ke tengah-tengah publik. Ini gerakan yang keren," tulis Gus Ulil, Jumat (06/09/2019), sebagaimana dilansir media NU dutaislam.
Akun Twitter @nithasist mengatakan, salah satu penyebab yang menjadikan budaya tradisional menjadi minoritas di Indonesia ialah kebanggaan kepada budaya asing. Kebanggaan terhadap budaya asing tersebut lalu memunculkan penilaian kuno pada budaya sendiri.
Kondisi ini diperparah lagi dengan anggapan bahwa budaya Nusantara kuno, musyrik, dan bid'ah oleh sekelompok orang.
Budaya asing (merujuk pada jilbab sebagai busana muslimah) telah menyebabkan sebagian kebudayaan lokal tersingkir. Satu di antaranya adalah kebaya sebagai pakaian khas orang Jawa.
Saat ini tak banyak orang mengenakan kebaya. Kebaya dinilai sebagai pakaian tradisional yang hanya dipakai saat momen-momen tertentu seperti pernikahan dan hari-hari terentu seperti hari Kartini.
"Yang menjadikan busana tradisional menjadi minoritas dinegerinya sendiri adalah diri kita sendiri. Menghamba budaya dari seberang, bangga menjudge budaya nusantara kuno musrik sirik bidah. Manusia tidak punya jatidiri," tulis @nithasist, Jumat (06/09/2019), dengan melampirkan gambar sejumlah perempuan yang mengenakan kebaya dengan tagar:
#NusantaraBukanKhilafah
#GerakanNasionalBudayaNusantara
(*)
Tidak ada komentar