LUGAS | Jakarta - Pemerintah RI sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, telah memesan obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan pasien yang positif terjangkit covid-19, yaitu obat flu avigan dan obat anti malaria klorokuin.
“Obat ini sudah dicoba oleh satu dua tiga negara dan memberikan kesembuhan yaitu avigan kita telah mendatangkan 5.000, akan kita coba dan di dalam proses pemesanan 2 juta. Kemudian kedua, klorokuin, ini kita telah siap 3 juta,” jelas Jokowi saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/3).
Avigan (Favipiravir) adalah anti-virus yang secara selektif dan berpotensi menghambat RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA. Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada manusia yang terinfeksi virus corona COVID-19.
Otoritas medis di Cina mengatakan obat yang digunakan di Jepang untuk mengobati jenis baru influenza ini tampaknya efektif pada pasien COVID-19.
Hingga kini, obat Avigan masih terus dikembangkan. Para ilmuwan juga tengah menunggu hak paten obat tersebut agar bisa mengembangkan obat generiknya.
Adapun Chloroquine merupakan obat anti-malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19.
Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh.
Pada 4 Februari, sebuah studi di Guangdong, China, melaporkan bahwa chloroquine efektif dalam memerangi virus corona.
Selama sekitar 10 tahun telah ada penelitian yang melaporkan efek anti-virus chloroquine dan itu digunakan untuk mengobati pasien dalam wabah sindrom pernapasan akut (Sars) yang parah dari tahun 2002 hingga 2003.
Obat anti malaria Chloroquine relatif murah dan mudah dibuat. Perusahaan farmasi Prancis Sanofi telah menawarkan untuk membagikan jutaan bungkus obat dan mengatakan mereka memiliki cukup untuk merawat 300.000 pasien.
Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO, melalui Janet Diaz, Kepala Perawatan Klinis dalam Program Keadaan Darurat WHO, mengatakan bahwa untuk chloroquine, tidak ada bukti bahwa itu adalah pengobatan yang efektif saat ini. "Tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati COVID-2019," tegas Janet.
(L/xinhua)
Tidak ada komentar