Kepala BPS Margo Yuwono saat Jumpa Pers Rilis Data Statistik Ekonomi RI |
LUGAS | Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan ekonomi Indonesia di Triwulan II-2021 tumbuh 7,07 persen secara tahunan/year on year (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Ini merupakan capaian pertumbuhan tertinggi sejak 17 tahun yang lalu,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam jumpa pers di Jakarta (5/8/2021).
Menurut Margo Yuwono, secara garis besar pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) di Triwulan II-2021 membuat ekonomi
RI kembali ke zona positif 7,07 persen. Tercatat sejak tahun 2020, RI memasuki
resesi karena pertumbuhan ekonomi minus 4 kuartal berturut-turut.
"Perekonomian
Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku Triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun," ungkap Margo Yuwono.
Berdasarkan data statistis yang
dikeluarkan BPS, pertumbuhan
PDB Triwulanan II-2021 Menurut Pengeluaran (yoy) naik sebesar 7,07% yang bersumber dari Konsumsi Rumah
Tangga, PMTB, Konsumsi Pemerintah, Eksport-Import Barang dan Jasa,
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga adalah sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 3,17 (yoy) akibat adanya peningkatan mobilitas masyarakat pada Triwulan 2-2021 mendorong tumbuhnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,93%.
Data Statistik PDB Triwulan II-2021 |
Penjualan eceran tumbuh sebesar 11,62 persen. Penguatan terjadi pada kelompok penjualan, yaitu makanan, minuman, dan tembakau; sandang; suku cadang dan aksesoris; bahan bakar kendaraan; serta barang lainnya.
Penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor masing-masing tumbuh sebesar 904,32% dan 268,64%.
Jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara masing-masing tumbuh sebesar 114,18 persen, 173,56 persen, dan 456,51 persen
Laju Pertumbuhan Pengeluaran Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) (yoy) meningkat sebesar 2.30%, PMTB tumbuh 7,54% Triwulan II-2021 (y-on-y ) yang dipicu oleh beberapa fenomena yakni kenaikan realisasi belanja modal APBN Triwulan 2-2021 tumbuh 45,56 persen dibanding belanja modal Triwulan 2-2020.
Selain itu peningkatan PMTB disebabkan adanya realisasi investasi BKPM pada Triwulan 2-2021 tumbuh 16,21 persen dibanding Triwulan 2-2020.
Pertumbuhan Barang Modal jenis kendaraan dipengaruhi oleh peningkatan produk
kendaraan domestic. Hampir seluruh barang modal jenis peralatan lainnya
mengalami pertumbuhan, baik yang berasal dari domestik maupun impor. Pertumbuhan
barang modal jenis mesin dipengaruhi oleh peningkatan seluruh jenis mesin, baik
produk domestik maupun yang berasal dari impor.
Selanjut Net Eksport Barang dan Jasa (yoy) sebesar 0,98% yang disebabkan Ekspor Komoditas Barang Indonesia mengalami peningkatan yang impresif tumbuh sebesar 31,78% pada Triwulan 2-2021. Kenaikan ekspor terjadi pada komoditas pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan.
Kenaikan Eksport ini dipengaruhi oleh fenomena perekonomian sebagian besar negara mitra dagang utama Indonesia mengalami peningkatan pada triwulan 2-2021 tumbuh membaik dibandingkan periode sebelumnya diantaranya seperti Amerika Serikat (12,2%), Tiongkok (7,9%), dan Singapura (14,3%).
Ekspor nonmigas tumbuh terutama pada komoditas bahan bakar mineral; besi dan baja; serta mesin/peralatan listrik. Ekspor migas tumbuh seiring peningkatan nilai dan volume ekspor migas serta peningkatan harga komoditas migas.
Disisi lain Impor barang dan jasa Indonesia pada Triwulan 2-2021 juga mengalami
peningkatan yang cukup baik sebesar 31,17%. Kenaikan Impor terjadi pada
komponen barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,61% (yoy) yang bersumber dari kenaikan
realisasi belanja pemerintah dipicu oleh pertumbuhan belanja barang dan jasa
82,10%, belanja pegawai 19,79%. dan belanja modal 45,56%, sehingga meningkatkan
konsumsi pemerintah disamping mendorong peningkatan investasi dan konsumsi di
masyarakat.
Kenaikan realisasi belanja barang dan jasa pemerintah baik pada pengeluaran konsumsi kolektif maupun individu, dipengaruhi oleh berbagai program penanganan pandemi COVID-19, diantaranya pelaksanaan vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan, testing dan tracing, serta program-program kegiatan lainnya. Adapun pertumbuhan realisasi belanja pegawai terdiri dari konsumsi kolektif dan konsumsi individu.
Penulis: Tri Joko
Tidak ada komentar