Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ketua DPC Organda Kota Bekasi Diberitakan Miring, Ini Kata Pengurus dan Anggotanya

| 11 September WIB |

"Pada saat pandemi Covid-19 saat ini hanya Ahmad Juaini yang selalu kelihatan di lapangan dan merangkul supir."


LUGAS | Kota Bekasi - "Menurut saya apa yang disampaikan ke media itu keterangan yang tidak benar, itu bohong," tegas Posma Samosir, Kepala Bidang Angkutan Barang dan Khusus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Bekasi.

Pernyataan Posma Samosir yang disampingi Sumarga (KKU AKAP/ AKDP) diatas, guna menepis isu yang beredar mengatasnamakan Organda, menyudutkan Ketua DPC Organda Kota Bekasi Amat Juaini.

Isu itu muncul seiring dengan kesibukan Amat Juaini untuk bekerja keras termasuk dengan menggandeng pemerintah, perusahaan dan lembaga lain guna membantu para awak angkutan agar dapat survive ditengah masa pandemi yang dampaknya memukul telak profesi pengemudi angkutan.

Diisukan juga Amat Juaini memperkaya diri dengan melakukan pungutan iuran. Padahal, justru dikatakan Amat Juaini bahwa setiap keputusan, termasuk keputusan penarikan iuran, diputuskan melalui mekanisme organisasi oleh pengurus dan anggota Organda.

"Organda ini Organisasi resmi, bukan abal-abal, jadi semua keputusan harus melibatkan pengurus. Ini pengurus dan anggota Organda yang mana?" Amat Juaini balik mempertanyakan.

Lanjutnya, "jangan sampai mengatakan bahwa penarikan iuran dilakukan oleh Organda. Karena setahu saya yang menarik itu anggota sesuai keputusan pengurus."

Ia menegaskan sebagai Ketua DPC Organda tidak pernah menarik iuran dan lainnya di lapangan.

"Ketua Organda tidak pernah menarik iuran dan lainya di lapangan. Jika terkait masalah setoran itu urusan dengan bendahara, intinya semua ada aturannya," jelas Amat Juaini di kantor  KIR Bekasi Bulak kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat (10/9/2021).

Memperkuat Amat Juaini, Posma Samosir juga mempertanyakan apabila ada pihak yang mengeklaim sebagai pengurus Organda, sedangkan Amat Juaini sebagai ketua yang sah tidak mengetahui rapat atau kegiatan lainnya yang mengatasnamakan Organda.

"Setingkat Ketua DPC Organda Kota Bekasi saja mengaku tidak diundang ataupun mengetahui, kemudian ada klaim 'diputuskan oleh pengurus dan anggota Organda KKU Kota Bekasi'.Dalam organisasi, ketua memiliki peranan dominan dalam suatu keputusan agar menjadi legal. Pak Amat Juaini ini ketua DPC Organda yang sah, semua ada legalitasnya," jelas Posma.

Diungkapkan Posma Samosir, selama   turun SK 11 Februari 2019, kepemimpinan pak Amat Juaini tidak pernah menggunakan kantor terdahulu di komplek Rusunawa Jalan Under Pass Bekasi Timur.

"Selama ini DPC Organda Kota Bekasi menyewa kantor di Bojong Menteng Rawalumbu, Bekasi Timur," tegas Posma Samosir.

Sebagaimana diketahui publik, belakangan ini  ramai pemberitaan sepihak yang menyudutkan Amat Juaini selaku Ketua DPC Organda Bekasi, dan menyebabkan para pengurus dan anggota bereaksi dan mempertanyakan pihak-pihak yang melakukan itu.

Bahkan, para sopir dan pengurus Organda mengeklaim tidak mengenal Sekretaris Organda yang kerap muncul di pemberitaan. Menurut pengakuan para awak angkutan, sekretaris dimaksud tidak pernah hadir ditengah supir. 

Apalagi pada saat pandemi Covid-19 saat ini hanya Ahmad Juaini yang selalu kelihatan di lapangan dan merangkul supir, bahkan Ahmad Juaini menggandeng beberapa pihak menyalurkan bantuan berupa sembako untuk para pengemudi angkutan.

Meski diberitakan miring melalui sejumlah media, Amat Juaini layaknya sebagai seorang pimpinan organisasi menanggapi dengan bijak.

"Kalau ada masalah organisasi, bukan bicara ke media, tapi kita bicarakan. Apa yang mereka lakukan sebenarnya tidak kita pikirin, karena apa yang saya lakukan sesuai AD/ART, semua sesuai aturan DPD, DPP, yang penting saya berbuat untuk sopir, bagaimana mereka bisa menyambung hidup, bisa makan/ Soal biaya KIR, angkutan barang, itu memang ada dan resmi," tutur Amat Juaini.

Terakhir, Amat Juaini berpesan kepada semua pihak di Organda agar menunjukkan sebagai organisasi yang sudah sangat berumur, seharusnya lebih dewasa dalam berorganisasi.

"Organisasi Organda ini adalah organisasi profesi yang didirikan presiden Soekarno tahun 1962, dari zaman orde lama, orde baru, hanya ada Organda," ujarnya.

Lebih penting bagi dirinya sebagai ketua, untuk memikirkan bagaimana bisa membayar sewa kantor, dan melakukan langkah-langkah strategis dan cepat bagaimana para pengemudi dimasa pandemi ini bisa makan, bisa menyambung hidup.


Reporter: Agus Wiebowo
Editor: Mahar Prastowo

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update