LUGAS | Kota Bekasi - Kepala Sekolah KB-TK Izzati I Is Diana Towoliu meminta sebanyak 22 anak yatim untuk dihadirkan oleh
H. Irfangi, Seksi Sosial RW 021
Kayuringin Jaya, sesuai dengan jumlah siswa KB-TK Izzati I. Sehingga setiap
satu siswa dapat memberikan bingkisan tanda kasih sayang dan kepedulian kepada
satu anak yatim, dalam kegiatan santunan yatim bertajuk "Gema Muharram, Berbagi Berkah Rezki Melimpah".
Kegiatan dilaksanakan di KB-TK Izzati I yang beralamat di RT 005 RW 021 Perum BSK Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat, pada Sabtu (20/08/2022).
"Maksud kami mengundang anak yatim pada pada hari ini dan diutamakan yang masih sekolah dasar, kami memberikan kesempatan untuk anak-anak yatim tampil di depan anak-anak kami untuk mengajarkan kepedulian dan empatinya kepada sesama terutama kepada anak-anak yatim yang tak seberuntung mereka masih punya orang tua lengkap," ujar Bunda Is, kepala sekolah KB-TK Izzati I.
Diungkapkan Bunda Is, kegiatan santunan kepada yatim sudah berjalan sejak 2018 namun terhenti karena pandemi. Ia berharap selanjutnya kegiatan ini akan terus berlanjut dengan melibatkan orangtua siswa dan orangtua alumni.
Soal anak-anak yatim yang dihadirkan pada kesempatan ini, H. Irfangi selaku seksi sosial Perum BSK Kayuringin Jaya yang menjadi fasilitator mengungkapkan, anak-anak yatim itu merupakan penerima rutin santunan bulanan yang selama ini dikoordinirnya bersama tim panitia kolaborasi santunan yatim dari DKM 5 masjid.
Selain itu ustadz Husein Usman menyampaikan 3 (tiga) fase pendidikan untuk anak. Ketiga tahapan tersebut adalah fase pertama ketika anak lahir hingga usia 7 tahun, fase usia 7-14 tahun dan fase 15 tahun ke atas.
"Masing-masing fase memiliki karakteristik tersendiri dan berhasil tidaknya membesarkan anak tergantung juga dengan pemahaman orang tua pada ketiga fase tersebut," ujar Ustadz Husein Usman.
Kegiatan dilaksanakan di KB-TK Izzati I yang beralamat di RT 005 RW 021 Perum BSK Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat, pada Sabtu (20/08/2022).
"Maksud kami mengundang anak yatim pada pada hari ini dan diutamakan yang masih sekolah dasar, kami memberikan kesempatan untuk anak-anak yatim tampil di depan anak-anak kami untuk mengajarkan kepedulian dan empatinya kepada sesama terutama kepada anak-anak yatim yang tak seberuntung mereka masih punya orang tua lengkap," ujar Bunda Is, kepala sekolah KB-TK Izzati I.
![]() |
Bunda Is Diana Towoliu, M.Pd, Kepala Sekolah KB-TK Izzati I |
Diungkapkan Bunda Is, kegiatan santunan kepada yatim sudah berjalan sejak 2018 namun terhenti karena pandemi. Ia berharap selanjutnya kegiatan ini akan terus berlanjut dengan melibatkan orangtua siswa dan orangtua alumni.
Soal anak-anak yatim yang dihadirkan pada kesempatan ini, H. Irfangi selaku seksi sosial Perum BSK Kayuringin Jaya yang menjadi fasilitator mengungkapkan, anak-anak yatim itu merupakan penerima rutin santunan bulanan yang selama ini dikoordinirnya bersama tim panitia kolaborasi santunan yatim dari DKM 5 masjid.
"Jumlah
penerima santunan dibatasi sebanyak 22 anak yatim, dan berusia kelas
satu sampai kelas enam sekolah dasar," ungkap Drs. H. Irfangi.
Pentingnya Pendidikan Akhlak di Usia Emas 0-7 Tahun
Sementara itu dalam taushiahnya ustad Drs. H. Husein Usman, M.Pd.I menyampaikan kisah sifat suka menolong yang merupakan salah satu akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah bahkan selalu berusaha untuk tidak mempersulit orang lain.
![]() |
Drs. H. Irfangi, Seksi Sosial dan Kematian RW 021 Perumahan Bumi Satria Kencana Kayuringin Jaya |
Pentingnya Pendidikan Akhlak di Usia Emas 0-7 Tahun
Sementara itu dalam taushiahnya ustad Drs. H. Husein Usman, M.Pd.I menyampaikan kisah sifat suka menolong yang merupakan salah satu akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah bahkan selalu berusaha untuk tidak mempersulit orang lain.
Selain itu ustadz Husein Usman menyampaikan 3 (tiga) fase pendidikan untuk anak. Ketiga tahapan tersebut adalah fase pertama ketika anak lahir hingga usia 7 tahun, fase usia 7-14 tahun dan fase 15 tahun ke atas.
"Masing-masing fase memiliki karakteristik tersendiri dan berhasil tidaknya membesarkan anak tergantung juga dengan pemahaman orang tua pada ketiga fase tersebut," ujar Ustadz Husein Usman.
Ustadz
Husein juga memberikan ibrah atau pelajaran masa kecil Abdullah bin
Mas'ud yang menjadi penggembala kambing dan membuat Rasulullah SAW
terkesan karena jujur dan amanah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqtOliyEjn7BUh-Cs3P65wg9X12mtyaiUHboz4JCURZJV6N4hH7AZBTmjj_3h1R_fzkObs5UWTObvg7N1PyutA1IFxfrEBs03QfkMhRboOhnAU_cTvdqLlTdZDe_h9LkJZWOR2saDA36YQ2aXHOqC6KFX1QF7iE8sSUfsC4UB4Uj5dAop_k10e6lHu2Q/w640-h426-rw/photo_2022-08-21_21-49-47.jpg)
Diungkapkan Ustadz Husein, usia emas 0-7 tahun pertama adalah belajar sambil bermain. Sehingga pada usia ini orang tua atau guru tidak boleh marah dalam mendidik anak.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqtOliyEjn7BUh-Cs3P65wg9X12mtyaiUHboz4JCURZJV6N4hH7AZBTmjj_3h1R_fzkObs5UWTObvg7N1PyutA1IFxfrEBs03QfkMhRboOhnAU_cTvdqLlTdZDe_h9LkJZWOR2saDA36YQ2aXHOqC6KFX1QF7iE8sSUfsC4UB4Uj5dAop_k10e6lHu2Q/w640-h426-rw/photo_2022-08-21_21-49-47.jpg)
Diungkapkan Ustadz Husein, usia emas 0-7 tahun pertama adalah belajar sambil bermain. Sehingga pada usia ini orang tua atau guru tidak boleh marah dalam mendidik anak.
Dikisahkan, Rasulullah SAW
ketika menggendong seorang anak kecil, tiba-tiba anak itu kencing dan ibunya mengambil dengan
menyentak kasar karena takut mengotori pakaian Rasulullah. Tapi kata
Rasulullah melarang agar jangan kasar karena akan membekas di hatinya.
"Perasaannya yang sedang kita isi, dengan rasa peduli, rasa setia kawan, dan itu akan jadi karakter di masa depan," terang ustad Husein.
"Perasaannya yang sedang kita isi, dengan rasa peduli, rasa setia kawan, dan itu akan jadi karakter di masa depan," terang ustad Husein.
"Ayo
kepada para orang tua sekolahkan anaknya ke TK Izzati karena
program-programnya," imbau Ustad Husein yang mengaku terkesan dengan
konsep Cinta Rasul yang diterapkan.
Ustad Husein mengingatkan agar soal masa depan anak jangan diabaikan, harus seimbang antara ilmu dan iman.
"Ilmu tanpa iman buta, akan mudah berbuat dholim, korupsi dan lainnya, sedangkan iman tanpa ilmu akan lumpuh. Konsep pendidikan islam adalah iqra', perpaduan iman dan ilmu," terang Ustad Husein.
Diakhir taushiyahnya, Ustad Husein mendoakan InshaAllah cita-cita pendiri yayasan Izzati terkabul. Para guru yang mengajar mendapatkan pahala sangat besar, yaitu pahala sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat. Dan anak-anak menjadi generasi yang cerdas otaknya, mulia akhlaknya.
"Ilmu tanpa iman buta, akan mudah berbuat dholim, korupsi dan lainnya, sedangkan iman tanpa ilmu akan lumpuh. Konsep pendidikan islam adalah iqra', perpaduan iman dan ilmu," terang Ustad Husein.
![]() |
Bunda Is Diana bersama para guru KB-TK Izzati I |
Diakhir taushiyahnya, Ustad Husein mendoakan InshaAllah cita-cita pendiri yayasan Izzati terkabul. Para guru yang mengajar mendapatkan pahala sangat besar, yaitu pahala sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat. Dan anak-anak menjadi generasi yang cerdas otaknya, mulia akhlaknya.
Ketua
Yayasan Pendidikan Izzati, Noor Gelar Pambudi, S.E dalam kesempatan memberikan sambutan mengucapkan
terimakasih atas terselenggaranya proses kegiatan selama ini dan
dilaksanakanya acara santunan anak yatim.
![]() |
Ketua Yayasan Pendidikan Izzati, Noor Gelar Pambudi, S.E |
"Alhamdulillah kegiatan-kegiatan di sekolah ini bisa berjalan sampai saat ini, dan hari ini ada kegiatan santunan anak yatim. Saya ucapkan terimakasih kepada kepala sekolah, dewan guru dan juga pada orang tua siswa dan orang tua alumni. Ucapan terimakasih kepada Bapak H. Irfangi seksi sosial dan kematian RW 21 yang telah memfasilitasi anak yatim sesuai permintaan kami, yang memberikan pembelajaran kepada kita semua untuk bisa berbagi, ini tentunya tepat diadakan di bulan Muharram, selain itu mengajarkan anak-anak untuk bisa hidup dengan kepedulian, karena memang sejak dini anak-anak harus diajarkan itu," tutur Noor Gelar Pambudi.
Kegiatan
santunan yatim juga disemarakkan dengan penampilan lucu dan menggemaskan
penampilan murid dari kelas atau kelompok Shafa (usia 2-3 tahun) dan
Marwa (usia 3-4 tahun) serta kelompok Madinah (usia 4-5 tahun) dan
kelompok Makkah (usia 5-6 tahun). Mereka membawakan lantunan shalawat
hingga hafalan juz 'amma.
Wina, salah satu orang tua anak PAUD merasa bangga anaknya sekolah di KB-TK Izzati, menurutnya selain karena rumahnya dekat, di TK Izzati ini telah mengajarkan banyak hal yang sangat bermanfaat untuk anak-anaknya.
![]() |
Penampilan siswa-siswi kelompok Shafa, Marwa, Madinah, Makkah |
Wina, salah satu orang tua anak PAUD merasa bangga anaknya sekolah di KB-TK Izzati, menurutnya selain karena rumahnya dekat, di TK Izzati ini telah mengajarkan banyak hal yang sangat bermanfaat untuk anak-anaknya.
"Saya orang tua dari Nio anak PAUD, saya senang sekolah ini, anak saya mendapatkan pendidikan yang sangat baik, terutama pendidikan karakter berbasis Islam, meliputi aspek aqidah, kepribadian, intelektualitas. Terus terang kami orang tua merasa puas dengan pendidikan di sini, dan pendekatan dari para guru ke anak-anak dalam keseharianya kami juga merasa puas, kebetulan kakaknya tadinya juga sekolah disini," tutur Wina.
Lanjutnya, "dari segi keamanan juga Alhamdulillah kami tidak begitu khawatir karena guru disini sangat perhatian, ditunjang dengan jalur jalan raya yang aman karena pintu ke jalan utama juga ditutup, dan satpam di sini yang cukup aktif mengontrol keamanan lingkungan termasuk ke lingkungan sekolah."
Tidak ada komentar