Antusias dan Kompak Pakai Batik, Jajaran Polsek Bekasi Timur Nobar Wayang Kulit

LUGAS | Kota Bekasi - Jajaran Polsek Bekasi Timur menggelar nonton bareng wayang kulit secara virtual yang di selenggarakan di lapangan Bhayangkara Mabes Polri Jalan Trunojoyo Jakarta, Jumat (03/01/2023) malam.

Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Makutharama digelar dalam gelar budaya.

Pagelaran Budaya Wayang Kulit ini disambut baik semua jajaran Polri dari Polres hingga Polsek. Ini memberikan angin segar bagi aliran budaya Nusantara yang semakin terpinggirkan.

Seperti yang dilakukan oleh jajaran Polsek Bekasi Timur yang kompak dengan baju batik dalam gelaran Nonton Bareng (Nobar) Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon ‘Wahyu Makutharama’ yang diikuti secara virtual di Aula Mapolsek Bekasi Timur pada Jumat (03/02/2023).

Acara wayang kulit yang digelar di Mabes Polri ini merupakan tindak lanjut dari pagelaran wayang orang yang terlaksana dengan sukses dan meriah tersebut. Ini menjadi kesepakatannya bersama Panglima TNI karena sama-sama mencintai budaya Indonesia, termasuk wayang.


Kapolsek Bekasi Timur Kompol Ridha Poetra Aditya menerangkan bahwa kehadiran pertunjukan itu memberikan angin segar bagi budaya lokal yang semakin terpinggirkan. 

"Ini akan kembali mengingatkan para generasi muda kita agar selalu ingat dari mana kita berasal, dan generasi muda semakin sadar bahwa budaya kita sangat beraneka ragam,” ujar Kapolsek Bekasi Timur. 

Kapolsek kembali manambahkan bahwa pergelaran wayang kulit itu juga dapat diambil pesan moral yang disampaikan melalui narasi dalang.

“Kita ambil sisi positif dari pertunjukan itu, karena selain sebagai hiburan, tentu ada pesan moral yang disampaikan melalui naskah yang disampaikan,” tukasnya.

Kegiatan itu diikuti juga oleh Wakapolsek Bekasi Timur AKP Hotman Hutajulu, para Kanit serta Panit di jajaran Polsek Bekasi Timur.

Walaupun disaksikan secara virtual, pagelaran wayang kulit itu diikuti antusias oleh seluruh jajaran Polsek Bekasi Timur serta para tokoh masyarakat setempat. 

Gelar budaya pagelaran wayang kulit ‘Wahyu Makutharama’ ini sendiri punya makna mendalam. Filosofi dalam Lakon Wahyu Makutharama mengandung makna bahwa seorang pemimpin/satria harus berpegangan pada pilar Hastho Broto (tanah, api, angin, air, angkasa, bulan, matahari dan bintang). 




Tidak ada komentar