LUGAS | Kota Bekasi - Pemanfaatan lahan pekarangan menjadi tanaman obat keluarga (Toga) merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan untuk mendukung ketercukupan gizi dan kesehatan keluarga, dalam hal ini membantu mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat. Seperti halnya di RT 02 RW 015 Kelurahan Jakasampurna, pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA) dan Kebun Gizi seperti sayuran dan buah-buahan.
"Hasil panen tanaman obat-obatan dapat dijadikan bahan baku pangan fungsional seperti jamu. Pemanfaatan lahan pekarangan menjadi kebun keluarga merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan untuk mendukung ketercukupan gizi dan kesehatan keluarga," ujar Lukman pengelola Kebun Tanaman obat dan Gizi Luck Garden di Lokasi RT 02 RW 015 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Minggu (3/12/2023).
Melalui tangan dingin Lukman dengan melibatkan warga khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) lahan yang tadinya hanya ada sedikit tanaman dan nyaris kosong, diubah menjadi kebun Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan kebun Gizi berisi sayuran dan buah-buahan yang bernilai ekonomi. Kebun tanaman obat dan sayuran serta buah-buahan mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat memanfaatkan sebagai lahan bisnis. Kebun tanaman obat keluarga dan buah-buahan juga sering mendapat kunjungan dari kelurahan, kecamatan maupun pemerintah Kota Bekasi, terbaru mewakili Kota Bekasi sebagai objek penilaian dari Tim Penilai Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) Provinsi Jawa Barat, selasa 28 November 2023.
TOGA merupakan tanaman obat yang sudah umum ditemukan di kawasan pedesaan. Selain berfungsi sebagai penghijau lingkungan, tanaman obat-obatan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat atau jamu yang kemudian dijuluki apotik hidup.
"TOGA adalah tanaman rumahan dengan khasiat obat. TOGA bisa ditanam di pot atau di lahan sekitar rumah, jika areal tanam cukup luas sebagian hasil panen bisa dijual dan pendapatan rumah tangga bisa ditingkatkan, karena ini sangat besar manfaatnya, selain untuk kesehatan juga untuk meningkatkan ekonomi keluarga, kami berharap ada perhatian pemerintah, terutama untuk pengembangan, pemanfaatan maupun pemasaran," ungkap Lukman.
Makan siang olahan hasil panen KWT Mawar bersama para tokoh, pegelola dan ibu-ibu kelompok wanita Tani
Menurut Lukman, menciptakan habitat di lahan yang tersedia, seperti kodok, jangkrik akan datang sendiri. Suasana malam di Luck Garden seperti suasana pedesaan di dalam kota.
Berbagai tanaman obat ada di Luck Garden, seperti Jahe, kunyit, kencur, temulawak, kumis kucing, sosor Bebek, lidah buaya, daun kemangi, daun sirih dan lain-lain nya. Selain itu menjadi tempat budidaya tanaman hias, penetasan telor, budidaya Ikan Nila, Lele, Patin dan juga Bebek dan ayam kampung. Luks Garden juga dilengkapi dengan area bermain anak dan pendopo untuk rembuk warga.
Redaksi LUGAS / MRI dalam kunjungan ke Luck Garden Toga dan Gizi berkesempatan ikut menikmati olahan hasil panen Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar 15.
Tampak di lokasi Luck Garden Toga dan Gizi, Ketua RT 02 RW 015 H. Suwarno Saleh beserta istri, Lukman pengelola Luck Garden dan tim, ibu-ibu KWT dan para tokoh masyarakat.
Menurut H. Suwarno Saleh, ketua RT 02 RW 015, menuturkan, meski hanya mengandalkan lahan yang terbatas, program KWT berkelanjutan ini menjadi salah satu unggulan. Dia menambahkan, kegiatan cocok tanam juga bisa menjadi solusi ketahanan pangan dalam rumah tangga.
“Minimal mereka ada kegiatan yang bermanfaat dan sling bersilaturahmi, bahkan hasilnya bisa dijual dan bisa bermanfaat.
Walaupun kecil bisa berkelanjutan, ” ungkap H. Suwarno.
Melalui sambungan telephone, Lurah Jakasampurna Edi Djunaedi menyampaikan, Program Kelompok Wanita Tani di RT 02 RW 015 diharapkan mampu memberi manfaat masyarakat di lingkungan sekitar hingga membantu menjamin ketersediaan tanaman obat maupun hasil lainya seperti buah dan sayuran. Ia menilai, apabila setiap RT dan RW melakukan pertanian serupa, maka warga di setiap kelurahan bahkan kecamatan akan dapat memenuhi kebutuhan sayurannya maupun tanaman obat.
''Wah, kalau setiap RT dan RW punya KWT seperti ini, tentu tak payah membeli sayuran dan cabai, termasuk tanaman obat, "ujar Edi Djunaedi lurah yang dikenal tanpa jarak dengan warga dan dekat dengan media ini.
Oleh karenanya, Edi berharap setiap ibu rumah tangga memanfaatkan pekarangan rumah maupun lahan kosong yang ada di rumahnya. Di lahan kosong itu, ibu rumah tangga dapat menanam berbagai sayuran, bumbu dapur, dan buah-buahan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari.
.
Tidak ada komentar