Mewakili Romo dan DP harian serta umat St Bartolomeus bersama Paroki Sedekenat - Bekasi, menyerahkan hewan kurban ke ketua FKUB kota Bekasi, Bp H. Abdul Manan, untuk Hewan Kurban sebagai wujud Toleransi.
LUGAS | Kota Bekasi - Idul Adha menjadi momen umat muslim untuk melaksanakan ibdah kurban sebagai kewajiban bagi yang mampu. Dalam realisasinya, hewan kurban yang sudah disembelih dagingnya akan diberikan kepada orang-orang sebagai bentuk berbagi atau bersedekah.
Ir. Juli Edi Sebayang, MSi. Ketua forum komunikasi Gereja-gereja se Galaxy (FKGG) mengajak i segenap bangsa Indonesia saling hormat-menghormati di antara sesama pemeluk agama yang akan merayakan hari besar agamanya termasuk memberikan kesempatan dan penghormatan saudara-saudara kita umat Islam yang merayakan hari Raya Idul Adha dengan damai penuh suka cita.
Disamping itu, bentuk saling hormat menghormati antar sesama pemeluk agama, salah satunya dengan saling menyampaikan ucapan selamat pada perayaan hari raya masing-masing agama yang hidup dan diakui di bumi Pancasila ini.
Sebagaimana yang sudah menjadi tradisi bangsa Indonesia selama bertahun-tahun lamanya, di mana setiap perayaan Idul Fitri atau Idul Adha umat non-muslim memberikan ucapan selamat kepada saudara-saudaranya yang beragama Islam. Memberikan hewan kurban untuk umat islam yang merayakan hari raya Idul Adha. Tidak jarang di antara mereka yang ikut merasakan kebahagiaan umat Islam yang sedang merayakan Idul Fitri dengan ikut mengirimkan parcel lebaran dalam bentuk kue atau makanan lainnya. Mereka juga ikut hadir dalam perayaan open house perayaan halal bi halal Idul Fitri yang diselenggarakan oleh tokoh-tokoh masyarakat dari kalangan umat Islam.
Demikian juga ketika umat beragama lain, seperti umat Kristiani, Hindu, Budha, dan lain-lain yang sedang merayakan hari besar agamanya masing-masing. Masyarakat Indonesia yang beragama Islam memberikan penghormatan yang sama sebagai bentuk dan wujud toleransi berbangsa.
Ucapan saling memberikan penghormatan terhadap peringatan hari- hari besar semua agama tersebut hendaknya jangan dikaitkan dengan akidah masing-masing agama karena praktik kehidupan kebangsaan yang seperti itu bukan dalam rangka mengkompromikan akidah agama masing-masing, namun hanyalah bentuk toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai prinsip sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Melaksanakan ajaran agama dengan baik. Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain. Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama. Bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda.
Tidak ada komentar