LUGAS | Jakarta – Seni rupa kontemporer bukan sekadar bentuk ekspresi visual, melainkan medium yang mampu menjembatani pemahaman kita terhadap alam dan lingkungan sekitar. Inilah yang ditawarkan oleh program “Art & Nature”, yang merupakan bagian dari Lecture Series on Korea-Indonesia Contemporary Art #3, sebuah inisiatif dari Arcolabs yang didukung oleh Korea Foundation. Program ini menghadirkan dua seniman kontemporer, Soyo Lee dari Korea Selatan dan Syaiful Aulia Garibaldi dari Indonesia, untuk memberikan kuliah umum daring pada Kamis, 15 Agustus 2024. Kuliah ini menjadi sebuah platform untuk mengeksplorasi bagaimana seni dapat berdialog dengan ilmu pengetahuan dalam membentuk perspektif baru mengenai lingkungan hidup.
Seni dalam Sejarah Alam: Perspektif Soyo Lee
Soyo Lee dikenal sebagai seniman yang mendalami sejarah biologi Korea Selatan, dengan fokus pada representasi visual dalam literatur sejarah alam. Karya-karyanya, seperti Jasan-urbo, a pictureless natural history (2017), menggambarkan pendekatan yang holistik dalam memadukan seni dan sains. Instalasi ini tidak hanya menampilkan spesimen biologi, tetapi juga menggabungkannya dengan narasi teks, label, bagan, dan bahan referensi lain yang menjadikan karya ini sebagai sebuah jendela ke dalam sistem pengetahuan masa lalu. Lee memanfaatkan riset mendalam yang mencakup tinjauan pustaka dan kerja lapangan, sehingga karyanya tidak sekadar menjadi objek seni, melainkan juga sebuah dokumentasi ilmiah yang merespons isu lingkungan hidup.
Mikroorganisme sebagai Simbol Kehidupan: Eksplorasi Syaiful Aulia Garibaldi
Syaiful Aulia Garibaldi, atau yang akrab disapa Tepu, membawa pendekatan yang berbeda namun sejalan dalam mengeksplorasi relasi antara seni dan lingkungan hidup. Dengan latar belakang pendidikan di bidang agronomi dan lingkungan, Tepu menciptakan karya-karya yang mengangkat kekuatan mikroorganisme sebagai simbol kehidupan dan kematian. Salah satu karya terbarunya, Miselium Composite (2024), mencerminkan ketertarikannya pada proses alamiah yang tidak terlihat oleh mata telanjang, namun memiliki dampak besar terhadap ekosistem kita. Melalui instalasi, lukisan, gambar, cetakan, dan video, Tepu menunjukkan bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat untuk menggugah kesadaran akan pentingnya keseimbangan ekologi.
Dialog Seni, Sains, dan Budaya
Kuliah umum ini tidak hanya bertujuan untuk menampilkan karya-karya dari kedua seniman, tetapi juga untuk membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai bagaimana seni dan sains dapat saling memperkaya. Melalui tema “Art & Nature”, Soyo Lee dan Syaiful Aulia Garibaldi diharapkan dapat menginspirasi para seniman, ilmuwan, dan penggiat lingkungan untuk melihat kembali hubungan manusia dengan alam dalam perspektif yang lebih mendalam. Kurator Nin Djani, yang akan menjadi moderator dalam acara ini, menekankan pentingnya kolaborasi antara seni dan sains sebagai cara untuk mengatasi tantangan lingkungan di masa depan.
Menurut Hyun Soo Choi, Direktur Korea Foundation Jakarta, “Kami sangat senang dapat kembali mendukung Arcolabs dalam Seri Kuliah Seni Kontemporer Korea-Indonesia. Inisiatif ini menawarkan beragam perspektif untuk memahami lingkungan kita yang cepat berubah, dan saya berharap bahwa ceramah ini dapat memberikan platform untuk pertukaran yang bermakna antara para seniman dan penonton dari berbagai latar belakang seni dan sains.”
Menyongsong Masa Depan dengan Seni dan Sains
Dengan dukungan penuh dari Korea Foundation, inisiatif ini menjadi salah satu upaya penting dalam mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea, sekaligus menjembatani dialog antara seni dan sains dalam konteks perubahan lingkungan global.
Tentang Arcolabs
Arcolabs adalah inisiatif kurator berbasis di Jakarta yang berfokus pada seni media kontemporer dan baru. Dengan program reguler seperti XPLORE dan Ring-Around, Arcolabs mendorong kolaborasi dan inovasi di kalangan seniman muda. Melalui berbagai pameran, residensi, dan kuliah umum, Arcolabs terus berperan aktif dalam memperkaya lanskap seni Indonesia.
Tentang Korea Foundation Jakarta
Didirikan pada tahun 1991, Korea Foundation adalah organisasi Republik Korea yang berfokus pada promosi diplomasi publik. Sejak membuka kantor di Jakarta pada tahun 2019, Korea Foundation terus mempromosikan pertukaran budaya antara Korea dan Indonesia melalui berbagai inisiatif yang mengedepankan pemahaman dan persahabatan global.
Tidak ada komentar