LUGAS | Kota Bekasi - Bulan Suci Ramadhan selalu datang dengan gemuruh yang sunyi—sebuah peristiwa yang akrab namun senantiasa baru. Di Masjid Daarul Muttaqien, di tengah riuhnya Perumahan Harapan Baru II, sekelompok polisi menanggalkan seragam resminya untuk sesuatu yang lebih sederhana: sapu, kain pel, dan semangat bersih-bersih. Jumat pagi, 28 Februari 2025, langit Bekasi Barat memayungi sebuah ritual yang lebih dari sekadar bakti sosial. Ia adalah isyarat tentang kebersamaan, tentang tanggung jawab yang melampaui batas profesi.

Aiptu Kuzairi, Bhabinkamtibmas Kotabaru, memandang kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan. “Kami sudah lama melakukan ini. Setiap dua pekan sekali, Unit Binmas turun ke masjid, ke musala, ke sudut-sudut yang mungkin tak tersentuh,” katanya.

Kapolsek Bekasi Barat, AKP Anton Sujarwo, SH., ingin menjadikan kepolisian bukan sekadar penjaga ketertiban, tetapi juga bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Itulah sebabnya, selain menyapu lantai masjid dan merapikan rak Al-Qur’an, mereka juga membawa bingkisan: perlengkapan kebersihan dan paket sembako untuk warga sekitar.

Ada sesuatu yang sunyi dalam kegiatan ini—tidak ada megafon yang mengumumkan, tidak ada pawai yang menggiring. Hanya sapu yang bergerak, hanya lantai yang bersih, hanya orang-orang yang saling tersenyum. Barangkali inilah wajah kepedulian yang sesungguhnya: bukan sekadar seremonial, melainkan kebiasaan yang terus berulang, seperti doa yang diam-diam dikabulkan.