Edukasi dan Pencegahan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan FKDM


LUGAS | Jakarta – Tawuran remaja masih menjadi ancaman serius di wilayah Jakarta Timur, termasuk di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar Kota Administrasi Jakarta Timur. Menanggapi situasi ini, jajaran tiga pilar keamanan yang terdiri dari Bhabinkamtibmas Kelurahan Kebon Pala Bripka Sigit Hariyanto, Babinsa 0505/Kramatjati Makasar Sertu Edy Lala yang menyampaikan imbauan atas arahan Danramil Kramatjati Makasar Mayor Kav Luky Dibyanto, dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kelurahan Kebon Pala Mahar Prastowo melakukan pertemuan dengan Karang Taruna di Sekretariat RW 05 dan Sekretariat RW 09, Kamis (27/2) malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan himbauan kepada remaja agar tidak terprovokasi untuk terlibat dalam tawuran, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua RW 05 Tulus Muara Siregar dan Ketua RW 09 Rohedi, serta LMK dan para Ketua RT.

Dalam kesempatan tersebut, Bripka Sigit Hariyanto mengingatkan bahwa tawuran bukan hanya merugikan individu yang terlibat, tetapi juga mengancam keamanan lingkungan. “Kami mengajak para remaja dan pemuda Karang Taruna untuk lebih aktif dalam kegiatan positif. Jangan mudah terprovokasi untuk tawuran. Jika ada indikasi aktivitas negatif seperti minuman keras, narkoba, atau ajakan bentrokan, segera laporkan ke Babinsa atau Bhabinkamtibmas,” tegasnya.

Senada dengan itu, Sertu Edy Lala menekankan pentingnya peran Karang Taruna dalam membina generasi muda agar memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat. “Pemuda harus bisa menjadi motor penggerak lingkungan, bukan malah menjadi sumber masalah. Mari kita bersama-sama menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” ujarnya. 

Anggota FKDM Kebon Pala Mahar Prastowo mengungkapkan kegiatan ini bagian dari pelaksanaan fungsi edukasi Satgas Antitawuran yang dibentuk Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah di seluruh lingkungan Kota Jakarta Timur sebagai langkah preventif upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman dan kondusif dalam mengurangi bentrokan antarwarga.

Satgas Antitawuran itu beranggotakan pengurus lingkungan di tingkat RT/RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Komunikasi Ulama dan Umaro (FK-Ulum) dan TNI-Polri.

Diungkapkan Mahar, Pemerintah Kota Jakarta Timur juga sedang menyelenggarakan pelatihan kerja dalam rangka membina pelaku tawuran yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur.

Sebagaimana disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah, Rabu (26/02/2025) kemarin, pelatihan kerja saat ini diikuti oleh 94 peserta  dari dua kelurahan, yaitu Klender dan Cipinang Besar Utara. Selain peserta tidak dipungut biaya, akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang dapat digunakan untuk melamar kerja.

Ada 10 bidang kejuruan yang bisa diikuti dalam pelatihan kerja ini yaitu teknik las, teknik motor, teknik mobil, tata rias, barista, Kitchen, Food and Beverage, tata Graha, office boy, dan Bahasa Inggris,


Tawuran: Ancaman Serius bagi Masa Depan 

Fenomena tawuran bukan sekadar aksi kenakalan remaja, tetapi memiliki dampak yang sangat serius. Kejadian terbaru pada 22 Februari 2025 memperlihatkan bagaimana bentrokan antara remaja dari luar wilayah dengan remaja Kebon Pala, berujung pada dua korban dari luar Kebon Pala mengalami luka serius dan harus dirawat di Rumah Sakit Polri.

Selain ancaman keselamatan, keterlibatan dalam tawuran juga membawa konsekuensi sosial yang berat. Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa pelajar yang terlibat tawuran dapat kehilangan hak atas bantuan sosial seperti KJP, BPJS, dan bansos lainnya. “Tawuran bukan hanya mencoreng nama baik keluarga, tetapi juga bisa menghilangkan masa depan mereka sendiri. Kami tidak akan ragu untuk menindak tegas para pelaku,” ungkap Kombes Nicolas.

Kapolsek Makasar Kompol Untung Riswaji melalui Bhabinkamtibmas Bripka Sigit Haryanto menyampaikan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli malam, terutama saat Ramadan, di mana potensi tawuran cenderung meningkat akibat aktivitas perang sarung dan perang petasan. “Kami akan bekerja sama dengan RT, RW, FKDM, dan tokoh masyarakat untuk melakukan pencegahan sejak dini." 


Komitmen Masyarakat: Karang Taruna Sebagai Wadah Positif  

Baik Ketua RW 05 Tulus Muara Siregar maupun Ketua RW 09 Rohedi sepakat bahwa Karang Taruna harus menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan energi mereka ke dalam kegiatan yang produktif. Tulus Muara Siregar menekankan bahwa pemuda harus didorong untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial dan kewirausahaan. “Jangan sampai Karang Taruna hanya menjadi nama tanpa aktivitas. Kami akan terus berupaya membimbing mereka agar lebih mandiri dan berkontribusi bagi lingkungan,” katanya.

Hal serupa disampaikan oleh Rohedi, yang menegaskan bahwa upaya pencegahan tawuran harus melibatkan pendekatan yang lebih komprehensif. “Kami akan mendorong berbagai program pembinaan, termasuk pelatihan keterampilan dan kegiatan olahraga, agar anak-anak muda memiliki alternatif yang lebih positif dibandingkan ikut dalam aksi tawuran,” ujarnya.

Kolaborasi antara aparat keamanan, FKDM, serta tokoh masyarakat ini menjadi langkah konkret dalam menjaga ketertiban dan keamanan di Kebon Pala. Dengan peran aktif Karang Taruna, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari pengaruh negatif dan berkontribusi lebih baik bagi lingkungan sekitarnya. 

Keamanan adalah tanggung jawab bersama. Dengan edukasi dan partisipasi aktif, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis.



Galeri Kegiatan Tiga Pilar Kebon Pala di RW 05 dan RW 09