LUGAS | Bandung Barat – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Bandung Barat turut berpartisipasi dalam pemantauan hilal untuk menentukan awal Ramadan 1446 H/2025 M di Observatorium Bosscha, Lembang, pada Jumat (28/2/2025). Keterlibatan LDII dalam kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak observatorium, sejalan dengan misi mereka dalam memperkenalkan metode pengamatan astronomi yang standar dan akurat.
Sebagai pusat peneropongan bintang tertua di Indonesia, Observatorium Bosscha memiliki peran penting dalam penelitian astronomi, termasuk dalam penentuan awal bulan Hijriah. Setiap tahun, observatorium ini menjadi lokasi strategis untuk rukyatul hilal, meskipun faktor cuaca kerap menjadi tantangan utama.
Pada hari pemantauan, kondisi cuaca di kawasan Lembang tidak bersahabat. Hujan yang turun sejak siang hari menyebabkan langit tertutup awan tebal, sehingga visibilitas hilal sangat terbatas. Namun, tim rukyatul hilal DPD LDII KBB tetap menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi untuk mencoba mendeteksi hilal.
Ketua Tim Rukyatul Hilal DPD LDII KBB, Eka Karyana, mengungkapkan bahwa hujan yang mengguyur wilayah Lembang menghalangi pengamatan hilal.
"Hari ini hilal sulit terlihat karena kondisi cuaca hujan. Mungkin di daerah lain ada yang berhasil melihat hilal," ujar Eka.
Sementara itu, Agus Triono, staf peneliti Observatorium Bosscha, menyambut baik partisipasi LDII dalam pemantauan hilal. Ia menilai kehadiran organisasi keagamaan seperti LDII dalam kegiatan ini sebagai langkah positif dalam memperkenalkan metode rukyatul hilal yang berbasis ilmu astronomi.
"Observatorium Bosscha memiliki misi untuk mengenalkan metode pengamatan yang menjadi standar dalam astronomi. Fakta bahwa LDII bergabung dalam pemantauan hilal adalah angin segar bagi kami. Ini momen yang bagus untuk mengenalkan tata cara pengamatan hilal yang benar," kata Agus kepada awak media.
Agus juga menegaskan bahwa tantangan terbesar dalam rukyatul hilal bukan hanya soal metode dan peralatan, tetapi juga faktor cuaca yang sulit diprediksi.
"Tantangan utama dalam pengamatan hilal adalah cuaca, seperti yang kita alami hari ini," tambahnya.
Partisipasi aktif DPD LDII KBB dalam pemantauan hilal ini menunjukkan komitmen organisasi dalam mendukung proses penentuan awal bulan suci Ramadan secara ilmiah dan sesuai syariat. Kolaborasi antara lembaga keagamaan dan institusi ilmiah seperti Observatorium Bosscha menjadi contoh sinergi yang baik dalam memastikan keakuratan penentuan waktu ibadah bagi umat Islam di Indonesia.
Laporan Muhammad Ramlan
Editor: Mahar Prastowo
Tidak ada komentar