LUGAS | Kota Bekasi. Malam itu, Masjid Al Wahab, Rindang Indonesia, berselimut cahaya dan harapan. Selasa, 11 Maret 2025, menjadi saksi berkumpulnya para tokoh masyarakat, pengurus yayasan, dan anak-anak yatim binaan Yayasan Rindang Indonesia dalam sebuah acara spesial: Kuliah Ramadhan bersama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA.
Awalnya, acara dijadwalkan pada pukul 17.00 WIB, dilanjutkan dengan berbuka puasa. Namun, karena padatnya agenda kunjungan Bapak Menteri ke berbagai organisasi keagamaan, beliau baru tiba bertepatan dengan waktu Isya. Meski begitu, semangat para hadirin tak surut.
Bahkan, suasana terasa semakin hangat saat alunan hadroh dari anak-anak yatim menyambut kedatangan beliau dengan penuh cinta dan hormat. Beliau disambut langsung oleh Ketua Umum Yayasan Rindang Indonesia, Bapak M. Adhie Pamungkas, SH, MM, beserta segenap pengurus dan tokoh masyarakat.
Setelah bersalaman, rombongan menuju ruang penerimaan tamu, lalu melaksanakan shalat Isya dan Tarawih berjamaah yang dipimpin oleh Ustadz Kosasih. Sang Menteri sendiri tidak menjadi imam karena kondisi kesehatan yang kurang baik, namun kehadiran beliau tetap membawa aura keteduhan yang luar biasa.
Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak M. Adhie Pamungkas. Beliau menyampaikan visi besar Yayasan Rindang Indonesia: mendidik anak-anak yatim agar tumbuh menjadi generasi yang agamais, nasionalis, dan berjiwa bisnis.
Tak hanya itu, Yayasan Rindang Indonesia juga berkomitmen mewujudkan ketahanan pangan dengan membuka 1000 hektar lahan pertanian di Karawang. Sebuah cita-cita besar yang pantas didukung.
Dewan Penasehat Masjid Al Wahab, Bapak Aswar Wahab, menambahkan dalam sambutannya bahwa yayasan tengah mengupayakan pengembangan lahan 1,2 hektar di sekitar masjid untuk menunjang berbagai kegiatan positif. Harapannya, tempat ini tak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga pusat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Puncak acara yang paling ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, memberikan tausiah yang menggetarkan hati. Beliau berbicara tentang kekuatan doa. Dengan suara lembut namun penuh ketegasan, beliau menyampaikan bahwa kekayaan sejati bukanlah harta, melainkan investasi kemanusiaan yang kita tinggalkan untuk masa depan.
Beliau mencontohkan Yayasan Rindang Indonesia sebagai bukti nyata semangat berbagi dan menolong masyarakat dhuafa serta anak-anak yatim.
Beliau juga membagikan kiat-kiat agar doa menjadi makbul: memulai dengan shalat hajat, shalat taubat, dan menjaga hati agar bersih dari prasangka buruk. “Doa yang tulus dari hati yang bersih, InsyaAllah, akan sampai ke langit dan dikabulkan oleh Allah,” ucap beliau penuh keyakinan.
Di penghujung tausiah, beliau memimpin doa bersama. Suasana menjadi hening. Mata-mata yang berkaca-kaca, suara lirih mengaminkan setiap doa, dan tangan-tangan yang terangkat ke langit menjadi saksi betapa harapan dan keimanan bersatu dalam malam penuh berkah itu.
Setelah acara usai, sesi foto bersama pun digelar. Senyum bahagia terpancar di wajah seluruh pengurus yayasan dan anak-anak yatim. Meskipun kondisi beliau sedang kurang sehat, Bapak Menteri tetap menyempatkan diri memberikan waktu untuk wawancara singkat dengan wartawan.
Sementara itu, masyarakat yang tidak bisa hadir di dalam masjid tetap bisa mengikuti seluruh rangkaian acara melalui layar live streaming di luar area masjid. Semua merasa menjadi bagian dari momen bersejarah itu.
Malam itu, Masjid Al Wahab bukan sekadar tempat ibadah. Ia menjadi saksi lahirnya semangat baru, tekad baru, dan doa-doa yang mengalir tulus dari hati para insan yang ingin berbagi kebaikan. Dan mungkin, di antara doa-doa itu, ada satu yang mengetuk pintu langit dan menjadi kenyataan.
“Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Yayasan Rindang)
Tidak ada komentar