LUGAS | Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya —
Pagi itu, langit Aimas tampak bersih. Alun-Alun Kota mulai dipenuhi warga sejak pukul lima. Laki-laki, perempuan, tua-muda, berpakaian santai dengan kerudung, baju koko, kaos olahraga, hingga seragam instansi. Ada polisi, tentara, juga para guru dan santri. Mereka datang dengan satu tujuan: jalan sehat 1 Muharram 1447 Hijriah.
Pengurus Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Sorong, yang setiap tahun menyambut tahun baru Islam dengan berbagai acara, tahun ini mengundang partisipasi lebih besar. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 7.000 kupon door prize disebar—tak hanya untuk umat Islam, tetapi juga masyarakat lintas agama.
“Ini bentuk semangat kebersamaan di tanah Maladum,” ujar Wakil Ketua Panitia PHBI Waluyo, S.Pd, kepada LUGAS usai pelepasan peserta. Ia berbicara dengan semangat, dikelilingi panitia lain yang sibuk membagikan air mineral dan kupon ke peserta yang datang menyusul.
Jalan santai itu dilepas langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Sorong, Hj. Muhammad Sutejo, di titik awal, Alun-Alun Aimas, pada Jumat (26 Juni 2025). Dari situ, peserta bergerak menyusuri jalur Bali, menuju SD Negeri 39, dan berputar kembali ke titik awal.
“Tujuannya bukan sekadar olahraga. Tapi juga mempererat silaturahmi umat beragama dan memperkuat nilai-nilai kebajikan di awal tahun baru Islam,” lanjut Waluyo.
Di antara peserta, tampak sekelompok pemuda Kristen mengenakan kaos bertuliskan “Sorong Damai,” berjalan bersama pemuda masjid dan prajurit TNI AL. Dari kejauhan, terlihat rombongan ibu-ibu pengajian dan suster biarawati menebar senyum.
Suasana begitu cair. “Kami merasa ini seperti lebaran bersama,” ujar Maria, seorang guru SD di Aimas. Ia datang bersama rekan guru dari agama yang berbeda. “Sangat sejuk suasana seperti ini.”
PHBI mengemas acara tahun ini bukan sekadar ritual tahunan. Lewat door prize dan jalan sehat, mereka hendak membumikan Islam sebagai agama rahmat—yang teduh, merangkul, dan merawat kerukunan.
Sejumlah instansi pemerintahan dan aparat keamanan ikut terlibat. Tampak hadir perwakilan Polres Sorong, TNI AD, TNI AL, hingga Pasmar. Panitia juga menyiapkan hadiah menarik untuk peserta yang beruntung—dari kipas angin hingga sepeda.
“Setiap langkah adalah doa. Semoga tahun ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkas Waluyo, sebelum bergabung kembali ke panggung utama.
Di Kabupaten Sorong, keberagaman bukan slogan. Hari besar Islam pun bisa jadi pesta milik semua.
Tim Lugas Papua Barat Daya
Tidak ada komentar