LUGAS | Jakarta Timur — Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur melalui Satuan Polisi Pamong Praja menggelar diskusi bertajuk Bareng MPT (Masyarakat Peduli Tramtibum) pada Kamis siang, 19 Juni 2025, di pendopo RT 001 RW 018, Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulogadung. Diskusi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran serta warga dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum di wilayah perkotaan yang semakin kompleks.
Kegiatan yang dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir sekitar 15.30 WIB itu berlangsung tertib dan kondusif, meskipun sempat diselimuti cuaca mendung. Diskusi yang difasilitasi Satpol PP tersebut didasarkan pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Pergub No. 221 Tahun 2009 sebagai petunjuk pelaksana teknisnya.
Di hadapan para ketua RT, RW, LMK, dan tokoh masyarakat yang memenuhi pendopo, para pejabat Satpol PP menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara warga dengan aparat penegak Perda dalam merespons dinamika sosial di tengah kota.
“Tramtibum bukan hanya tugas pemerintah. Ini tugas kita semua. Mari kita jaga lingkungan agar tetap aman, nyaman, dan tertib,” ujar Budhy Novian, S.A.P., M.H., Kasatpol PP Jakarta Timur.
Tercatat sejumlah pejabat turut hadir dalam kegiatan ini, di antaranya:
- Kepala Satpol PP Kota Jakarta Timur beserta Kasie Linmas dan Kasie Tramtibum
- Sekretaris Kecamatan Pulogadung
- Lurah Cipinang
- Kepala Satpol PP Kecamatan Pulogadung
- Perwakilan Kapolsek dan Danramil Pulogadung
- Babinsa dan Bimaspol Kelurahan Cipinang
- Para Kasatpol PP Kelurahan se-Kecamatan Pulogadung
- Masyarakat peduli Tramtibum dari berbagai wilayah di Pulogadung
Kegiatan juga melibatkan petugas PPSU Kelurahan Cipinang yang membantu penataan lokasi dan pengamanan area kegiatan.
Diskusi berlangsung dalam suasana partisipatif. Warga menyampaikan berbagai persoalan seperti penertiban PKL, parkir liar, hingga keamanan lingkungan malam hari. Beberapa tokoh masyarakat bahkan mengusulkan penguatan peran linmas di tingkat RT sebagai garda terdepan penanganan gangguan tramtibum.
Dalam forum ini juga muncul dorongan agar Satpol PP tidak hanya bersikap reaktif terhadap laporan masyarakat, tetapi juga proaktif dalam patroli dan penyuluhan. Terutama di titik-titik rawan konflik sosial dan pelanggaran Perda.
“Kalau kita hanya bergerak setelah ada laporan, itu sudah terlambat. Tramtibum harus dibangun sejak dini melalui kesadaran kolektif,” ungkap seorang peserta dari unsur LMK.
Diskusi ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama menjaga Tramtibum, dan foto bersama yang mencerminkan semangat gotong royong lintas elemen—pemerintah, aparat keamanan, dan warga.
Kegiatan ini menjadi cerminan bahwa, di tengah tantangan kota besar, warga Jakarta Timur masih menjaga semangat musyawarah dan kepedulian sosial. Sebuah model yang patut direplikasi di wilayah lain.
Laporan: Andik Sukaryanto
Editor: Mahar Prastowo
Galeri Kegiatan:
Tidak ada komentar