LUGAS
| Bandung Barat
- (1/7/2025) UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) resmi meluncurkan aksi perubahan bertajuk “Gaskeun P.I.S.A.N”, sebuah program inovatif yang dirancang untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik di sektor peternakan dan pemotongan hewan.

Gaskeun P.I.S.A.N atau Gerakan Akselerasi Personil, Infrastruktur Sistem Administrasi, dan Networking—merupakan wujud nyata dari komitmen UPTD RPH KBB dalam mendukung agenda reformasi birokrasi dan peningkatan integritas layanan publik di daerah.

Program ini terdiri dari empat sub-program utama:

Gaskeun Personil – Pelatihan dan uji kompetensi bagi juru sembelih halal (Juleha), pelatihan praktik kesejahteraan hewan, praktik kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan praktik biosecurity untuk petugas RPH. Sub program ini adalah upaya dari UPTD RPH untuk meningkatkan kapasitas petugas di RPH, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar Halal, Aman, Utuh, Sehat (HAUS). dengan tetap memperhatikan kaidah kesrawan serta Kesehatan dan keselamatan pekerja.




Gaskeun Infrastruktur – Pembangunan rumah potong hewan ruminansia kecil yang memenuhi standar teknis dan kesehatan masyarakat veteriner. Pembangunan RPH Ruminansia kecil merupakan jawaban untuk kebutuhan akan penyediaan fasilitas penyembelihan domba dan kambing yang tersertifikat halal. Mengingat banyaknya pelaku usaha kuliner dengan bahan dasar daging domba dan kambing yang memerlukan jaminan daging yang memenuhi standar Halal, Aman, Utuh, Sehat (HAUS).

Gaskeun Sistem Administrasi – Digitalisasi layanan pembayaran retribusi melalui QRIS dan integrasi pelaporan melalui sistem daring. Dalam era digital seperti saat ini, penyediaan sarana transaksi digital sudah menjadi keniscayaan. UPTD RPH beradaptasi dengan era digital ini untuk memberikan kemudahan pelayanan publik sekaligus sebagai bentuk transparansi dalam hal pembayaran retribusi.

Gaskeun Network – Peningkatan jejaring kerja sama dengan para stakeholder RPH, baik dari akademisi, Lembaga Pendidikan, atau pihak lain yang berkaitan dengan RPH. Fasilitas pelayanan penyembelihan memiliki banyak keterkaitan dengan berbagai pihak, diantaranya Lembaga sertifikasi, penyedia sapi potong, dan sebagainya. beberapa kegiatan yang kami laksanakan diantaranya penyediaan fasilitas praktik lapangan bagi mahasiswa program studi kedokteran hewan UNPAD, penyediaan fasilitas praktik uji kompetensi juru sembelih halal, dan penyelenggaran pelatihan praktik kesejahteraan hewan bersama dengan Forum Animal Welfare Officer (FAWO) Indonesia.




Kepala UPTD RPH KBB, Rizqi Agti Sunaryo, menyatakan bahwa Gaskeun P.I.S.A.N merupakan bentuk respons cepat terhadap tantangan pelayanan publik di sektor peternakan, khususnya dalam menjamin pemotongan hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal.

Aksi perubahan ini juga sejalan dengan nilai-nilai ASN BerAKHLAK dan roadmap reformasi birokrasi 2020–2024 yang menekankan pada peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pelayanan publik berbasis kinerja.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat drh. Wiwin Aprianti, M.S.i mendukung penuh program Gaskeun P.I.S.A.N, menurutnya program tersebut adalah komitmen nyata dalam membenahi pelayanan publik.

"Program Gaskeun P.I.S.A.N ini adalah komitmen nyata dalam membenahi pelayanan publik, dengan langkah ini UPTD RPH KBB siap menjadi pelayan masyarakat yang profesional dan adaftif terhadap tantangan zaman," jelasnya.




Sementara itu, dukungan yang sama disampaikan oleh Pemimpin Bank BJB Kantor Cabang Padalarang Desi Sri Rahayu. Bank BJB Cabang Padalarang siap meningkatkan system administrasi melalui penyediaan fasilitas pembayaran non tunai.

"Kami mendukung penuh program Gaskeun P.I.S.A.N melalui pembayaran non tunai di RPH KBB, kehadiran QRIS BJB di RPH KBB diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi serta berdampak terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di KBB," ujarnya.

Dengan diluncurkannya Gaskeun P.I.S.A.N, UPTD RPH KBB berharap dapat menjadi role model layanan publik yang professional dan adaptif terhadap teknologi.


Laporan Muhammad Ramlan | Editor: Mahar Prastowo