Kegiatan ini menjadi ajang pengujian teknis dan taktis bagi Kantor SAR Pekanbaru dalam melaksanakan skenario penyelamatan korban reruntuhan bangunan melalui metode Collapse Structure Search and Rescue (CSSR). Simulasi berlangsung sejak pukul 15.30 WIB hingga malam hari, disesuaikan dengan situasi darurat yang disimulasikan.
Dipimpin langsung oleh Direktur Operasi BASARNAS, Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, S.E., M.M., M.Tr.Opsla, latihan ini melibatkan 40 personel SAR Pekanbaru serta didukung oleh unsur medis, perangkat desa, dan stakeholder lainnya. Uji operasi ini menekankan pada kecepatan respons, akurasi evakuasi, serta efektivitas peralatan yang digunakan.
“Malam ini kami hadir langsung untuk menyaksikan dan mengevaluasi pelaksanaan uji latihan SAR oleh Kantor SAR Pekanbaru. Ini bagian dari komitmen BASARNAS dalam membentuk personel yang profesional dan siap siaga menghadapi situasi nyata di lapangan,” tegas Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso.
Simulasi dimulai dengan assessment menggunakan drone thermal untuk mendeteksi keberadaan korban yang terjebak di bawah puing-puing. Selanjutnya, tim melakukan manajemen insiden, pemetaan situasi, serta proses evakuasi dengan peralatan khusus. Dari empat korban simulasi, satu korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan menjadi prioritas utama.
Kepala Kantor SAR Pekanbaru, Budi Cahyadi, S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa latihan ini digelar secara mendadak atas instruksi langsung dari Kantor Pusat BASARNAS, dengan tujuan mengukur kesiapan personel secara real-time.
“Kegiatan ini menuntut kecepatan, ketepatan, dan kerja sama lintas sektor. Kami bersyukur seluruh proses berjalan baik, meski beberapa kendala teknis, seperti lampu darurat yang gagal berfungsi karena usia alat, menjadi bahan evaluasi penting ke depan,” ungkap Budi Cahyadi.
Ia menambahkan, beberapa peralatan yang digunakan telah berusia lebih dari 15 tahun dan sudah diajukan permohonan pembaruan ke Kantor Pusat BASARNAS. Evaluasi pascalatihan ini diharapkan memperkuat kesiapan peralatan di lapangan.
Sementara itu, kehadiran tim SAR dan penyelenggaraan simulasi mendapat sambutan hangat dari warga dan pemerintah desa setempat. Penjabat Kepala Desa Karya Indah, Siti Meilia, S.Pd., M.Pd., menyatakan rasa syukur atas pelaksanaan simulasi yang dinilai sangat realistis dan edukatif.
“Ini bukan sekadar latihan. Kami melihat langsung bagaimana prosedur evakuasi dijalankan secara profesional. Jika bencana benar-benar terjadi, kami kini jauh lebih siap. Apresiasi setinggi-tingginya kepada BASARNAS yang telah memilih desa kami sebagai lokasi uji latihan,” tutur Siti Meilia.
Ia menambahkan, kegiatan ini memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapan menghadapi bencana, serta membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah desa dan tim SAR di masa depan.
Tak hanya menjadi ajang latihan teknis, kegiatan ini juga menjadi cerminan komitmen BASARNAS dalam mewujudkan lembaga yang responsif, modern, dan berintegritas tinggi. Selain itu, seluruh kegiatan sepenuhnya didanai oleh Kantor Pusat BASARNAS, tanpa membebani anggaran daerah.
Penilaian yang dilakukan dalam simulasi mencakup aspek kecepatan tanggap darurat (response time), pengembangan aksi (development time), hingga efisiensi penggunaan alat. BASARNAS menegaskan bahwa profesionalisme bukan hanya slogan, tetapi lahir dari proses latihan berkelanjutan dan kesiapsiagaan yang teruji.
Sumber Humas SAR Pekanbaru
Tidak ada komentar