LUGAS | JAKARTA — Sekitar 420 mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2025) siang hingga sore. Aksi yang berlangsung damai ini dipimpin Ketua BEM KEMA Unpad, Vincent Thomas, serta mendapat pengamanan dari aparat kepolisian.

Massa aksi tiba di gerbang utama DPR pada pukul 13.45 WIB dengan membawa spanduk, poster, dan bendera organisasi. Mereka menuntut reformasi besar-besaran di tubuh DPR, transparansi penggunaan anggaran, hingga penghentian keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil. Selain itu, mahasiswa juga menyoroti kasus dugaan kekerasan aparat terhadap demonstran pada 28–30 Agustus lalu.

“Kami hadir di sini untuk menagih janji, menagih batas waktu yang sudah disepakati: 17+8. Ini suara rakyat yang tidak boleh diabaikan,” kata Vincent dalam orasi di depan gedung parlemen.


Tuntutan Mahasiswa

Ada 17 tuntutan jangka pendek yang mereka suarakan, antara lain: menarik TNI dari pengamanan sipil, membentuk tim investigasi independen kasus kekerasan aparat, membatalkan kenaikan gaji dan fasilitas baru anggota DPR, serta membebaskan demonstran yang masih ditahan. Mahasiswa juga meminta pemerintah menjamin upah layak bagi pekerja dan membuka dialog dengan serikat buruh.

Selain itu, ada delapan tuntutan jangka panjang, seperti reformasi DPR melalui audit independen, penguatan pengawasan partai politik, pengesahan RUU Perampasan Aset, revisi UU Kepolisian dan UU TNI, serta perlindungan masyarakat adat dan lingkungan dalam kebijakan pembangunan.

Beberapa spanduk yang dibentangkan massa bertuliskan: “Cops pulangkan anak/teman kami 17+8”, “Bubarkan DPR no etika, utamakan rakyat miskin yang tertindas”, dan “Harus jadi avatar dulu kah baru didengar?!”.


Aksi Kreatif

Aksi mahasiswa kali ini dikemas dengan nuansa kreatif. Massa membaca puisi, menyanyikan lagu kebangsaan, hingga melakukan teatrikal. Sejumlah influencer, seperti Andovi Da Lopez dan Bobon Santoso, ikut hadir. Bobon bahkan membagikan minuman dingin gratis yang dibuat di lokasi aksi.

“Kami ingin menunjukkan bahwa aksi ini bukan sekadar demonstrasi, tetapi ruang piknik rakyat yang penuh warna. Kami mengajak masyarakat sipil ikut terlibat,” ujar Vincent dalam konferensi pers.





Pengamanan dan Situasi

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary, memastikan situasi tetap kondusif. Sebanyak 1.371 personel gabungan TNI-Polri dan Pemprov DKI diturunkan untuk menjaga keamanan.



“Sampai saat ini situasi aman terkendali. Kehadiran kami di sini untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dan menghormati hak mahasiswa dalam menyampaikan pendapat,” kata Ade.

Aksi berakhir pukul 16.47 WIB dengan tertib. Massa kemudian membubarkan diri ke arah Flyover Ladogi, Jakarta Pusat.



Laporan: Dani Prasetya | Editor: Mahar Prastowo