Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Catatan Ancaman Bahaya MSG pada Makanan

| 13 September WIB |

TABLOIDLUGAS.COM
| Kesehatan
- Mau berhenti mengecapkan lidah saat makan? Berhentilah menggunakan MSG dalam masakan Anda. Tak hanya kelakuan mengecap saja sebenarnya yang akan berhenti, namun memberikan MSG bisa dikategorikan pelanggaran hak asasi manusia berupa perusakan sel penting tubuh.

Bagaimana komposisi penyedap MSG yang kerap disebut vetsin atau micin? Pada dasarnya penyedap yang kebanyakan berasal dari China, Taiwan dan Jepang itu komposisinya sama, yaitu Mono Sodium Glutamat (MSG) yang rumus kimianya HCOCCH(HN2)2COO-NA, merupakan hasil campuran asam glutamat dan Natrium Hidroksida.

Asam glutamat yang termasuk asam amino, ini bermuatan (polar) sebagaimana asam aspartat. Dengan titik isoelektriknya yang rendah, asam glutamat sangat mudah menangkap elektron. Sebagai zat asam yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, ia tidak tergolong esensial.

Ion glutamat bersifat merangsang beberapa tipe saraf pada lidah manusia. Sifat inilah dimanfaatkan industri penyedap untuk memproduksi semacam garam penyedap. Garam turunan dari asam glutamat inilah yang kemudian dikenal sebagai mononatrium glutamat (MSG) atau vetsin atau micin.

MSG banyak digunakan di masyarakat dengan pendidikan rendah tentang kesehatan di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Bahan penting untuk membuat MSG ialah asam glutamat berupa asam amino pada tumbuhan, hewan, minyak bumi dan pada tubuh manusia. Pada era awal tahun '90-an ketika produk-produk MSG dari luar negeri masu masuk Indonesia, diisukan bahwa asam glutamat pada penyedap rasa buatan lokal seperti Cap Djago Kipas, dibuatnya dari otak babi. Meski dijawab bahwa asam glutamatnya dibuat dari Melase (gula tetes), sisa gula tebu yang sudah tidak bisa menjadi kristal, tetap saja isu babi lebih ampuh. Alhasil, penyedap rasa Cap Djago Kipas gulung tikar dan masuklah secara besar-besaran penyedap rasa asal negeri tirai bambu dan negeri sakura.

MSG dan Kesehatan
Para ilmuwan sejak puluhan tahun silam telah mengadakan berbagai penelitian dan percobaan tentang bahaya penggunaan MSG.

* Laporan Shimizhu (1971) : MSG menyebabkan kematian dengan kerusakan ginjal.

* Laporan Snapir (1971) : jumlah sel otak berkurang 24% dibanding dengan yang normal tanpa diberi MSG.

* Laporan Greenberg (1973) : MSG menyebabkan sel-sel darah putih berubah menjadi sel-sel kanker.

* Institut Penelitian dan Pencegahan untuk Kesehatan Nasional Kementrian Kesehatan Jepang melaporkan larutan MSG yang mencapai 2 mg/kg berat badan menyebabkan kematian.

* Baptist (Singapura, 1974) : MSG menyebabkan penyakit radang hati dan menurunkan tingkat kecerdasan (IQ).

* Penelitian di Indonesia oleh Dr. Iwan T. Budiarso, selain menyebabkan kematian, kebanyakan menyebabkan ketidakseimbangan sehingga menyebabkan berjalan tidak normal, dan banyak gejala lainnya.

Sementara itu badan PBB bidang kesehatan, WHO, dalam rekomendasinya pada sidang CODEX ALIMENTARY COMMISSION (CAC) tahun 1970 menyebutkan bahwa MSG dalam makanan sehari-hari apabila mencapai  6 mg/kg berat badan manusia dewasa, dapat menyebabkan kematian dengan berbagai penyakit dalam yang mengikutinya.


Efek menggunakan MSG pada makanan dalam berbagai  penelitian kasus:


A. Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Ternyata hal itu diakibatkan pasien tersebut usai menyantap makanan dengan banyak MSG. Penyakit sebab MSG kemudian dikenal sebagai Chinese Restaurant Syndrome.

B. Kerusakan Sel Jaringan Otak
Tahun 1969 Olney di St. Louis mengadakan penelitian, bahwa dengan larutan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuh mengakibatkan kerusakan jaringan otak.

C. Kanker
Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama,  pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.

D. Alergi
Reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG dapat terjadi pada sebagian kecil  konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin .

(L/dr.X)

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update