Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

ATSI Konsisten Edukasi Industri IT kepada Masyarakat

| 06 Juni WIB |
TABLOIDLUGAS.COM | Kebutuhan akan telepon seluler dalam kehidupan sehari-hari memang tak dapat dielakkan. Telepon seluler telah mengambil posisi penting bagi setiap orang di seluruh pelosok dunia, bukan hanya sebagai alat komunikasi namun juga menjadi media untuk mendapatkan informasi, berkreasi, hingga bertransaksi.

Namun nasib industri di bidang telekomunikasi saat ini sedang menurun dalam artian dalam kondisi yang tidak sehat, faktornya bisa berbagai hal, salah satunya adalah penyelenggara telekomunikasi yang banyak jumlahnya dan tidak semuanya mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan para pelaku bisnis telekomunikasi. Dapat dikatakan hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah operator dari kondisi ideal yang sebenarnya. Kondisi yang ideal sebenarnya hanyalah empat hingga lima operator saja. Diperlukan kombinasi kejelian serta kecerdasan antara regulator dan pemain industri agar kondisi tersebut tidak menghancurkan industri telekomunikasi. Masa depan industri telekomunikasi Indonesia sepuluh tahun mendatang juga bergantung pada pemerintah dan pemain industri.

Tantangan lainnya industri telekomunikasi saat ini adalah penyalahgunaan penguat sinyal seluler. Hal ini terungkap pada Diskusi Panel “Penyalahgunaan Penguat Sinyal Seluler: Dapatkah Ditertibkan?” yang digelar ATSI pada ajang ICS kemarin (04/05). Diskusi tersebut menghadirkan pembicara Alexander Rusli, Ketua Umum ATSI, Dr. Muhammad Budi Setiawan, M. Eng, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Tato Sujiarto, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Robert James Buntario, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan, dan M. Mustaghfirin, Vice President ICT Network Management Area PT Telkomsel area Jabotabek dan Jabar.

Menurut Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) dalam Diskusi Panel tersebut, operator telekomunikasi terus mangalami tantangan besar dengan semakin banyaknya penguat sinyal (repeater) illegal yang digunakan dan diperjualbelikan secara bebas. Semakin masifnya penggunaan repeater belakangan ini telah membuat kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia semakin menurun. Hal ini membuat banyak konsumen tidak dapat menggunakan layanan telekomunikasi selulernya dengan optimal.

“Repeater illegal telah menjadi momok bagi penyelenggara telekomunikasi karena menyebabkan interferensi. Yang dirugikan bukan hanya operator, namun juga masyarakat sendiri selaku pengguna,” ujar Alexander Rusli.

“Melalui program diskusi-diskusi yang kami adakan pada ajang ICS ini, kami berharap bisa memberikan edukasi yang positif bagi masyarakat Indonesia mengenai segala perkembangan serta tantangan-tantangan yang kita hadapi pada industri telekomunikasi di tanah air. Kami juga berharap, melalui ICS ini masyarakat kita semakin lebih paham untuk menjadi konsumen yang cerdas dan taat pada hukum,” tambahnya.


Konsumen Telekomunikasi Semakin Kritis

Selain diskusi panel tersebut, digelar pula acara Temu Pelanggan Seluler dengan tema “Memaksimalkan Fungsi Aplikasi di Smartphones” serta dihadiri oleh empat provider besar di Indonesia yaitu XL, Telkomsel, Indosat dan Smartfren. Dalam program unggulan rutin di ICS ini, para pengunjung bisa menyampaikan pendapat dan tanggapannya mengenai keempat provider beserta permasalahan yang dihadapi oleh para pelanggan. Banyak pelanggan yang bertanya mengenai layanan prabayar yang selalu bermasalah, kemudian faktor sinyal yang makin melemah, dan belum banyaknya solusi yang diberikan oleh customer service dari masing-masing provider.

Aris Sudewo Wirjoatmojo, General Manager Mobile News and Directory dari Telkomsel yang hadir dalam Temu Pelanggan Seluler berujar “Saya melihat ajang Temu Pelanggan Seluler sangat positif, dalam arti kita sebagai perusahaan yang menyelenggarakan usaha jasa Telekomunikasi, menganggap masukan dari para pelanggan sangat berarti dan tandanya masyarakat masih peduli, dan masalah yang ada selalu kita perbaiki, sehingga makin lama kita akan semakin bagus dan masyarakat bisa makin mengapresiasi usaha kita kedepannya.”

Program-program seperti Diskusi Panel dan Temu Pelanggan Seluler di ajang ICS ini merupakan suatu wadah untuk menyampaikan suatu pesan yang tersirat bahwa walaupun industri telekomunikasi sedang menurun, daya jual dan minat masyarakat akan telekomunikasi masih tinggi. [L]

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update