Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Inilah Perjalanan Kelompok Jatiluhur Hingga Dilumpuhkan Densus 88

| 26 Desember WIB |
LUGAS | Pergerakan kelompok Jatiluhur terendus Tim Densus 88 Antiteror, pupus sudah rencana aksi kelompok Jatiluhur itu, yang menurut keterangan Rijal, salah satu anggota kelompok Jatiluhur, akan menyerang pos polisi Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada malam tahun baru.

Sabtu (17/12/2016)
Dari keterangan resmi Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, terungkap Abu Fais, Abu Sofi, Rijal dan Ivan berkumpul di kontrakan Rijal di Ngamprah, Bandung Barat. Abu Sofi mengusulkan agar mereka menjadikan  daerah waduk Jatiluhur sebagai tempat persembunyian. Usulan ini diterima oleh yang lain dengan pertimbangan  Abu Sofi menguasai wilayah tersebut, karena pernah tinggal dan memiliki usaha keramba ikan di waduk Jatiluhur beberapa tahun silam sebelum akhirnya dijual. Untuk mempersiapkan perjalanan itu,  Abu Fais sudah mengumpulkan uang sebanyak Rp 3 juta. Dan masih di kontrakan Rijal ini  mereka mematangkan  rencana  aksi teror di Pos Polisi Pasar Senen saat pergantian malam tahun baru 2017.

Minggu (18/12/2016)
Abu Fais memberikan uang Rp500 ribu ke Rijal dan Ivan,  untuk membeli empat golok dan empat pisau di pasar atas Cimahi. Adapun jumlah golok yang dimiliki oleh Abu Fais Cs sebanyak tujuh buah yaitu empat golok dibeli di pasar atas Cimahi dan 3 golok milik Rijal, Ivan, dan Abu Sofi.

Senin (19/12/2016)
Abu Fais, Rijal, Ivan, dan Aas (istri Rijal) menjemput dua orang istri dan anak Abu Fais di kontrakan Abu Fais di Padalarang untuk dibawa ke rumah Ivan di Tani Mulya. Abu Fais dan Rizal kemudian memberikan pesan dan surat wasiat kepada istri masing-masing.

Selasa (20/12/2016)
Abu Fais Cs berangkat dari rumah Abu Fais dengan membawa perlengkapan masing-masing, pisau dan golok sebanyak tujuh buah menuju Purwakarta melewati jalur Cikalong, kemudian mampir di masjid Panglijeur untuk beristirahat dan membeli pulsa Rp10 ribu. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke Waduk Jatiluhur. Rijal membuang ponsel genggamnya (hanphone/HP) di waduk Jatiluhur. Dan mereka tidur di rakit di tengah waduk pada malam harinya.

Rabu (21/12/2016)
Sejak pagi Abu Fais Cs mencari makan di warteg sekitar dermaga Waduk Jatiluhur, dan melakukan aktifitas lain. Pada sore harinya kembali tidur di rakit di tengah waduk.

Kamis (22/12/2016) pagi.
Abu Fais Cs mencari makan di dermaga. Rijal dan Abu Sofi pergi ke pasar Rebo, Purwakarta untuk membeli baju, alat pancing dan perlengkapan lainnya, sedangkan Abu Fais dan Ivan menunggu di dermaga. Dalam perjalanan pulang ke Waduk, Abu Sofi dan Rijal mengamati pos polisi di Bunderan Jatiluhur.

Jumat (23/12/2016)
Abu Fais Cs  berangkat ke Pasar Senen, Jakarta Pusat. Mereka mengamati pos polisi yang ada di dekat stasiun Pasar Senen.

Sabtu (24/12/2016)
Abu Fais Cs pulang ke dermaga waduk dan bertemu dengan Pak Oman yang sedang membeli bensin.
Pak Oman menanyakan mereka mau pergi kemana. Abu Fais menjawab mau mancing. Pak Oman menawarkan akan mengantar ke tengah waduk karena pak Oman akan pergi ke rumah apung. Abu Fais bertanya apakah mereka bisa menyewa rumah apung. Pak Oman mempersilakan Abu Fais Cs untuk tinggal di rumah apung miliknya.

Minggu (25/12/2016)

Pak Oman mengantarkan sarapan pagi ke rumah apung untuk Abu Fais Cs, kemudian mengajak Rijal dan Ivan ke rumahnya di Kampung Karang Layung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, mengambil kelapa muda untuk dibawa ke rumah apung. Di rumah Pak Oman inilah terjadi penangkapan terhadap Rijal dan Ivan oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian Tim Densus 88 mengepung rumah apung di waduk Jatiluhur. Abu Faiz dan Abu Sofi melakukan perlawanan dengan melompat dari dalam rumah bersenjatakan golok, namun berhasil dilumpuhkan.

sumber:
telegram.me/majalahsabili

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update