Mansetus Balawala, Bersepeda Motor Layani Kesehatan Masyarakat Terluar

LUGAS - Kesehatan | Mansetus Balawala

1.            Bagaimana anda memaknai masyakat yang sehat?
Masyarakat yang sehat itu ditandai dengan suatu keadaan atau kondisi yang sempurna baik secara fisik maupun mental dan sosial. Tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan tetapi bagimana masyarakat dapat menjalankan fungsinya dengan baik seperti melakukan semua aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi saya, ini makna sehat yang sesungguhnya. 

2.            Dari semua isu yang dihadapi oleh masyarakat di lingkungan anda, mengapa anda memilih isu kesehatan?
Betul bahwa banyak isu yang dihadapi oleh masyarakat . Namun dari banyak isu itu, kita lebih memilih untuk konsen di isu kesehatan. Pilihan ini tidak berarti isu lain kurang atau tidak penting. Pilihan ini di dasari pada pemikiran bahwa kesehatan itu diatas segala-galanya. Mengapa demikian, tanpa kesehatan orang tidak bisa berbuat apa-apa. Sayangnya banyak orang belum menyadari tentang arti pentingnya kesehatan itu sendiri. Merka baru sadar manakala di saat jatuh sakit. Namun bila disaat dalam kondisi sehat, kesadaran akan arti pentingnya kesehatan itu seakan tidak lagi dipedulian. Pada hal semua hal bisa kita berjuang untuk mendapatkannya apabila kita dalam keadaan sehat. Ini yang menjadi dasar kami untuk memilih isu kesehatan. 

3.            Apa yang menjadi kekuatiran terbesar anda terkait dengan isu kesehatan yang dihadapi masyarakat di lingkungan anda saat ini. Misal angka kematian ibu dan anak yang tinggi, informasi akan kesehatan reproduksi yang kurang, dsb.
Yang menjadi kekhawatiran terbesar saya dalam isu kesehatan adalah ketika terjadinya lost generation (kehilangan kemampuan) bagi generasi saat ini karena buruknya gizi, kesehatan, pendidikan, dll. Ketika kesadaran hidup sehat itu menurun maka banyak anak mengalami kasus gizi buruk, dan yang lainnya. Di NTTT pada tahun 2015 pernah mengalami kasus gizi buruk yang ditetapkan pemerintah sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlahnya sangat fantastis. Untuk NTT, kasus gizi buruk masih tinggi termasuk di wilayah kabupaten Flores Timur. Hal ini juga karena faktor kemiskinan. Faktor lain yakni minimnya pengetahuan masyarakat terhadap bahan pangan yang berniai gizi dan perilaku hidup yang tidak sehat. 
4.            Bagaimana awal mula anda bisa terlibat dalam usaha memberdayakan kesehatan kepada masyarakat? Mengacu kepada alasan yang mendorong nomine untuk menciptakan alat/melakukan pendampingan atau layanan/membentuk komunitas yang terkait dengan pemberdayaan kesehatan masyarakat.
Program pelayanan kesehatan bermotor yang kami jalankan hingga saat ini, bermula dari focus group discussion (FGD) yang dilakukan bersama petugas kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2000. Dari FGD itu terungkap bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu/anak adalah terlambat dilakukan pertolongan. Keterlambatan ini disebabkan karena minimnya sarana transportasi baik sarana transportasi umum untuk masyarakat maupun yang dimiliki petugas kesehatan itu sendiri.
Dari masalah ini lahirlah ide untuk bagaimana mengembangkan sebuah proggram pendekatan pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengakses layanan informasi dan kesehatan secara lebih muda, termasuk menekan kasus kematian ibu anak karena terlambat tolong. Maka lahirlah program yang dinamakan pengelolaan kerusakan minimum (zero breakdown) sepeda motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan atau dikenal juga dengan program pelayanan kesehatan bermotor/ambulans motor.
5.            Bagaimana cara anda berkontribusi untuk memberdayakan isu kesehatan yang anda dukung? Menggali bagaimana cara nomine berperan aktif terkait isu kesehatan. Misalnya, . bagaimana pendampingan yang dilakukan, siapa saja targetnya, dsb d an jika membentuk komunitas, bagaimana komunitas itu bekerja. Peran nomine dalam komunitas tersebut?

Kontribusi kami untuk memberdayakan isu kesehatan adalah dengan cara bermotor untuk memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat pedesaan. Selain itu kami memfasiltasi petugas kesehatan dengan sepeda motor untuk melakukan pelayanan kesehatan di wilayah yang minim akses terhadap pelayanan kesehatan. Agar kendaraan yang digunakan untuk pelayanan kesehatan selalu siap pakai, maka kami mengelolanya dengan sistem keruasakan minimum. Pengelolaan dengan sistem ini selain menjamin kendaraan siap pakai kapan dan dimanapun dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, juga sistem pengelolaan demikian menekan kerusakan dan memperpanjang usia aset.

6.            Sudah berapa lama anda melakukan kegiatan tersebut, dengan kata lain berkontribusi dalam memberdayakan isu kesehatan terkait? 
Kegiatan yang saya lakukan bersama teman—teman sudah memasuki usia yang ke 15 tahun pada bulan Juli kemarin. Kegiatan ini kami lakukan sejak Juli tahun 2002 dengan mengoperasikan 11 armada sepeda motor dan pada tahun 2003 menjadi 12 armada. Saat ini kami memiliki 7 armada sepeda motor yang melayani 3 kecamatan. 


7.            Sejauh mana kontribusi tersebut memberikan dampak terhadap masyarakat- misalnya, berapa banyak pendampingan yang telah dilakukan, atau berapa banyak kegiatan yang telah dilakukan dan kepada berapa orang?
Sejak diimplementasikan pada Juli tahun 2002, program pelayanan kesehatan bermotor turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap menurunnya kasus kematian ibu dan anak di Kabupaten Flores Timur. Di awal mengimplemnetasikan program ini kasus kematian ibu mencapai 20 kasus dan kematian bayi balita mencapai 182 kasus. Namun kasus ini perlahan –lahan terus menurun hingga nol kasus pada tahun 2013 untuk kematian ibu, dan naik lagi menjadi 1 kasus tahun 2014 dan kembali ke nol kasus pada tahun 2015 dan tahun 2016. Sementara tahun 2017 sampai hari ini belum ada kasus kematian ibu. Untuk kasus kematian bayi Balita dari 182 kasus tahun 2002, menjadi 2 kasus pada tahun 2013-2015 dan tahun 2016 naik menjadi 18 kasus. Sementara untuk tahun 2017 sampai dengan bulan Juli sudah 4 kasus kematian. Memang untuk mempertahankan sampai dengan nol kasus kematian ibu maupun bayi/balita karena memang faktor penyebabnya itu beragam. Sementara kami hanya berusaha mengatasi dari satu faktor saja yakni jangan ada kasus kematian karena terlambat menolong. Namun faktor geografis dan topografi wilayah juga menjadi hambatan tersendiri, apalagi wilayah program kami adalah wilayah kepulauan. Namun satu hal bahwa kasus kematian ibu/anak sudah menurun jauh bila dibandingkan dengan di saat program ini pertama kali diimplementasikan. Ini tentu tidak saja menjadi keberhasilan kami semata tetapi kerjasama dengan semua pihak termasuk dinas kesehatan yang paling kuat memiliki intervensi terkait pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 

8.            Apa hal yang paling membanggakan bagi anda dalam menjalani seluruh proses ini? Misal, salah satu anggota komunitas anda membangun komunitas sendiri untuk memberdayakan isu yang sama, mendapatkan penghargaan dari pemerintah, salah satu target yang anda dampingi kini hidup sehat, atau bahkan bisa menurunkan kejadian terkait isu yang didukung.
Yang paling membagakan bagi kami yakni selain sukses menekan angka kematian ibu/anak juga mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Itu berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan ongkos yang tinggi untuk mendapatkan pelayanan dan informasi kesehatan, karena petugas kesehatan secara reguler mengunjungi masyarakat terutama di wilayah yang sulit. Dulu untuk mendapatkan layanan kesehatan, mereka harus pergi ke pusat pelayanan yang ada di kota dengan mengeluarkan ongkos transport yang lebih besar dari biaya berobat itu sendiri. Sekarang tidak perlu mengeluarkan ongkos transportasi untuk mendapatkan pengobatan karena petugasnya datang. Kecuali untuk kasus-kasus kesehatan yang sifatnya serius barulah berobat ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih memadai di kota kabupaten. 
Keberhasilan kami dalam mengimplementasikan program ini mendapat apresiasi dari berbagai organisasi diantaranya :
             2009       : Pengharagaan best practices dari Bursa Pengetahuan Kawasan Timur 
Indonesia (BaKTI)
             2010 : SATU Indonesia Award dari PT. Astra International, Tbk
             2012       : MDG Award dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Pencapaian 
Millennium Development Goals
             2013       : The AUSAID Indonesian Social Innovator Award kategori Serving the Last Mile
             2013 : Nominator Liputan 6 SCTV Award
             2014 : Nominator Program MNC TV Pahlawan untuk Indonesia

9.            Pengalaman apa yang paling menantang yang anda alami selama anda melakukan pemberdayaan isu kesehatan terkait?
Pengalaman yang paling menantang adalah ketika melakukan pelayanan di salah satu desa terpencil yakni Desa Basira, Kecamatan Tanjung Bunga. Saat itu bersama beberapa petugas kesehatan dan dokter Susanty dalam kegitan pelayanan kesehatan massal bagi masyarakat di desa tersebut dalam bingkai program “DokterTerbang”. Untuk menjangkau desa ini, belum ada jalan darat ke sana, dan satu-satunya akses ke wilayah ini adalah dengan menggunakan motor laut dengan kapasitas tidak lebih dari 10 penumpang. Mengarungi gelombang laut yang tinggi kami menjangkau wilayah itu hingga akhirnya tiba dengan selamat. Di saat perjalanan pulang, gelombang laut yang tinggi membuat juragan kehilangan akal dan sulit mengendalikan kapal motor yang kami tumpangi hingga gagang kemudi patah. Kami semua panik sementara kami tidak memiliki alat keselamatan (pelampung). Satu-satunya penumpang yang memiliki pelampung adalah dokter Susanty. Melihat kejadian itu, kami semua ketakutan dan hilang akal sementara gelombang laut tak pernah berhenti menghntam badan kapal yang kami tumpangi. Kami terombang-ambing di atas lautan tak tentu arah selama kurang lebih 2 jam. Namun demikian semua berusaha untuk tenang dan juragan menggunakan sebuah batang kayu seadanya untuk mengarahkan kapal hingga ke tepian. Bagi saya ini adalah pengalaman yang menantang dalam menjalankan pelayanan di wilayah yang sulit dan serba minim akan berbagai hal. 

10.          Pengalaman apa yang paling mengharukan yang anda alami selama anda melakukan pemberdayaan isu kesehatan terkait?
Bagi saya, pengalaman yang mengharukan adalah ketika menyaksikan hampir setiap hari ada bayi/balita meninggal karena tidak bisa tertolong dari serangan wabah diare. Kejadian ini sekitar tahun 1980-an di kampung saya. Ketika itu tidak ada bantuan tenaga medis karena akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih sangat sulit. Memang ada fasilitas kesehatan, namun letaknya 20 kilometer dari kampung, dan untuk menjangkau itu tidak ada kendaraan. Satu-satunya yang menjadi harapan warga adalah dukun kampung. Kendala inilah menyebabkan banyak anak tak berdosa meregang nyawa. Saya sendiri tidak tahu berapa persis jumlah bayi/Balita yang meninggal saat itu. Namun kita tidak perlu bicara jumlah, karena nyawa manusia itu sangat berharga, sehingga satu nyawa pun patut disayangkan. Apalagi salah satu indikator kesehatan adalah angka kematian ibu/anak.

11.          Adakah hal lain yang masih anda cita-citakan untuk dilakukan atau akan dilakukan?
Saya mencita-citakan untuk memiliki tenaga kesehatan sendiri dan menambah armada sepeda motor untuk pelayanan kesehatan. Namun kami tidak bisa memastikan sampai kapan hal ini dapat diwujudkan karena tentu membutuhkan biaya yang besar. Bila ada yang mau membantu untuk membiayai ini kami sangat terbuka dan siap bekerja sama untuk itu. 

Tidak ada komentar