×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Revitalisasi Pasar Jatiasih Abaikan Aspirasi Pedagang?

| 04 Januari WIB |
LUGAS | Kota Bekasi - Pasar Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, akan direvitalisasi oleh PT MSA selaku pemenang tender beberapa waktu lagi. Namun pedagang merasa nasibnya terombang-ambing terkait rencana revitalisasi itu. 

Pasalnya, mereka merasa tidak dilibatkan dalam setiap pentahapannya.

“Masalahnya, dalam proses revitalisasi pedagang tidak dilibatkan. Sementara kebijakan pemerintah dan pengembang dirasakan pedagang sangat merugikan,” ungkap Hendro Arrad  Pulungan, perwakilan pedagang Pasar Jatiasih, Jumat (3/01/2020). 

Hendro Arrad Pulungan yang biasa di panggil Randal atau Ucok, merupakan sekretaris  Persatuan Pedagang Pasar Baru Jatiasih (P3BJ), menyampaikan keresahan pedagang atas rencana revitalisasi.

Hendro mengatakan, Pasar Jatiasih memiliki Rukun Warga Pedagang (RWP), tetapi dalam berbagai hal RWP dinilai lebih condong berpihak kepada pengembang, tidak mewakili pedagang pasar. 

Menurut Hendro, berbagai keputusan tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang sudah disahkan, diakuinya ikut melibatkan pedagang. Tetapi banyak kebijakan yang dituangkan tidak disetujui oleh pedagang, terutama terkait finalisasi harga dan sistem yang diterapkan pengembang kepada pedagang dalam revitalisasi itu sendiri.

“Tapi entah kenapa RWP-nya menandatangani persetujuan harga tanpa lebih dulu koordinasi dengan pedagang,” ujar Hendro.

Dalam masalah finalisasi harga kios  misalnya, tidak melibatkan pedagang pasar, sehingga tidak jelas mengacu ke mana dan atas dasar apa pedagang tidak memahaminya. Ketika pemerintah mengundang RWP, seyogyanya juga membawa aspirasi pedagang.

Masalah berikutnya, jelas Ucok, adalah proses rencana revitalisasi pasar Jatiasih yang akan segera dilaksanakan bulan ini. Menurut selebaran yang sudah beredar sejak Oktober tahun 2019 lalu, tersirat dalam butirnya bukan menyelamatkan nasib pedagang pasar, tapi menyelamatkan bisnis pengembang.

“Kenapa begitu? Karena pasar akan direvitalisasi tapi pedagang diminta down payment sebesar 10 persen diawal. Sementara bangunan belum jadi,” ujarnya.

Tak sampai di situ, pedagang juga dibebankan 10 persen lagi setelah sebulan menempati tempat penampungan sementara (TPS), sehingga pedagang pasar mengeluarkan uang sebesar 40 persen dari total harga kios. Setelah itu pedagang akan berurusan dengan bank guna melunasi cicilan kiosnya.

"Kami ini setuju revitalisasi, tapi lakukan semua dengan prosedur yang benar," tegas Hendro.
Sementara itu di lokasi yang sama, H. Junaidi Abdillah, Ketua Rukun Warga Pasar (RWP), membantah dirinya dianggap kurang mewakili aspirasi para pedagang.

"RWP adalah Rukun Warga Pasar, sifatnya adalah reriungan warga yang dipilih oleh warga pasar, sifatnya independen tidak terbatas. RWP bukan ASN atau pegawai negeri, sifatnya sosial tidak ada gaji atau honor dari siapapun, hanya membantu kepala unit pasar dalam menyampaikan aspirasi pedagang ke pemerintah dalam hal ini  ke unit pasar. Aspirasi pedagang sudah kami sampaikan, rapat-rapat yang diperlukan sudah kami adakan, mereka semua juga di undang," kata Junaidi. Lanjutnya, "jadi tidak benar kalau saya sebagai ketua RWP tidak berfungsi, tapi perlu diketahui, yang resmi dan diakui ya kami ini yang namanya RWP," ujar Junaidi.

Sementara itu Kepala Unit Pasar Jatiasih Maman Suparman menegaskan bahwa semua proses menuju revitalisasi sudah dilakukan, tinggal satu tahapan yaitu lelang aset.

"Ini tinggal eksekusi saja, tempat penampungan sementarapun sudah lama disiapkan, ya tetap ada kekurangan tinggal sedikitlah sambil jalan kita bagusin, tahapan semua kita sudah lalui, nanti pastinya ada lagi pemberitahuan selebaran, secara lisan. Karena bagaimanapun ya TPS harus di tempati. Kami menyadari psikologis pedagang, apalagi yang sudah bayar DP pasti minta kepastian. Semua yang sudah DP maupun yang belum pasti akan minta kepastian, kalau itu terjadi tentunya kami yang pertama kali akan jadi sasaran, mereka akan tidak percaya lagi," terang Kepala Unit Pasar Jatiasih, Maman Suparman.  
"Kami ini mewakili pemerintah menginginkan semua nyaman, tidak masing-masing punya kepentingan, saya ingin pedagang nyaman, semua pihak nyaman sehingga revitalisasi ini berjalan baik,“ ujar Maman dengan bijak, menjawab keresahan pedagang.

Reporter: Agus Wiebowo
Editor: Mahar Prastowo

PROMO PAKET UMRAH

TIKET KAI NATAL/TAHUN BARU 2024

×
Berita Terbaru Update