LUGAS | Bekasi - Zulkifli, mahasiswa semester VI asal Riau, berhasil menjadi juara lomba desain logo Kota Bekasi, dalam rangka menyambut HUT ke-23 Kota Bekasi.
Paparannya tentang filosofi logo yang dibuatnya membuat juri mengganjarnya sebagai pemenang menyisihkan ratusan peserta lainnya.
Lomba logo menyambut HUT Kota Bekasi ke-23 diikuti 181 peserta dari berbagai daerah dengan karya logo mencapai 397 desain. Zulkifli terpilih dari lima finalis yang ditetapkan oleh dewan juri berjumlah tiga orang yang dimulai sejak awal bulan lalu.
“Juri bekerja selama seminggu sebelum menetapkan pemenangnya. Dalam menjaga independensi juri menilai dari nomor peserta, jadi asal dan latar belakang pengirim tidak diketahui dari mana,” ujar Harun Alrasyid, Ketua Dewan Penilai, saat launching logo HUT Kota Bekasi ke-23, Senin (17/2/2020).
Dikatakan pemenang desain logo tersebut telah menandatangani pernyataan jika karyanya adalah orisinal, dan sebelumnya juga telah melalui presentasi di depan dewan juri terkait logo yang dinyatakan menang tersebut.
Menurut Harun, logo tersebut sudah mendapat persetujuan dari Wali Kota Bekasi. Dia menilai karya Zulkifli simpel, dan memenuhi kriteria mudah diaplikasikan ke baju, banner dan lainnya. Kemudian, logo yang telah dimenangkan Zulkifli tersebut akan dipakai oleh Kota Bekasi selama satu tahun ke depan.
Harun menegaskan bahwa karya yang dimenangkan juri, telah melalui seleksi ketat. Karya Zulkifli mahasiswa asal Riau tersebut memenuhi tema yang diusung dalam HUT Kota Bekasi ke-23. Ada lima unsur penilaian pertama orisinalitas, relevansi logo dengan tema, dan unsur estetika.
“Awalnya ada 30 karya dari ratusan desain logo yang masuk, kemudian mengerucut jadi lima karya, dikerucutkan lagi jadi tiga hingga hanya ada satu karya yang dinyatakan menang,” ujar Harun.
Ilustrasi dalam logo sesuai yang dijelaskan oleh Zulkifli pemilik karya, bahwa dalam desain tersebut ada Tugu Patriot dengan bambu runcing berujung lima. Berdiri tegak dan pilar batas wilayah melambangkan Kota Patriot dengan warna abu-abu sebagai lambang sejarah.
Reporter : Agus Wiebowo
Editor : Mahar Prastowo
