LUGAS | Jakarta — Sabtu (10/5) malam, Sekretariat RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, menjadi titik temu antara aparat dan warga. Kapolsek Makasar Kompol Sumardi hadir dalam forum silaturahmi bersama para tokoh masyarakat, pengurus RT/RW, FKPM, Babinsa, dan unsur tiga pilar lainnya. Acara dilanjutkan dengan Apel 4 Pilar sebagai bentuk penguatan kolaborasi menjaga ketertiban masyarakat.

Di hadapan peserta, Ketua RW 09 Rohedi menyampaikan unek-unek sekaligus usulan konkret. Menurutnya, potensi gangguan keamanan di wilayahnya masih tinggi, termasuk ancaman tawuran dan pencurian. Ia menyoroti lemahnya infrastruktur keamanan di tingkat RW, dari ketiadaan pos keamanan, kekurangan personel, hingga keterbatasan alat komunikasi.

“Kami belum punya tenaga keamanan. Kalau memungkinkan, kami harap ada bantuan operasional dari pemerintah atau pihak kepolisian,” ujarnya. Rohedi juga mengusulkan pembentukan pos kamling permanen di sekitar Jalan SMP sebagai respons atas meningkatnya aktivitas remaja hingga larut malam.

Tak hanya soal sarana dan prasarana, ia juga mengangkat isu penanganan anak-anak yang kedapatan membawa senjata tajam. Menurutnya, warga acapkali serba salah ketika harus bertindak, lantaran terbentur hukum. “Kami takut salah langkah. Harus seperti apa sikap warga kalau ketemu remaja bawa sajam tengah malam?” katanya.

Rohedi mengakui, selama ini upaya pencegahan sudah dilakukan lewat pengawasan malam dan koordinasi lintas RT. Namun, pola penyelesaian atas pelanggaran ringan, seperti maling kecil-kecilan atau tawuran, masih simpang siur.

Menanggapi keluhan tersebut, Kapolsek Kompol Sumardi menyampaikan apresiasi atas keterbukaan warga. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara warga dan aparat dalam menjaga ketertiban. “Anak-anak itu harta kita. Tapi kalau dibiarkan nongkrong hingga larut, bisa jadi bumerang,” kata Sumardi.

Ia juga menyoroti pentingnya edukasi orang tua agar tidak lalai. “Kalau jam 10 malam belum pulang, segera dicari. Jangan sampai anak-anak kita baru ketemu setelah ditangkap polisi,” tambahnya.

Sumardi yang baru menjabat Kapolsek Makasar mengaku siap membuka ruang diskusi dan kerja sama dengan masyarakat. Ia juga mengapresiasi kultur silaturahmi yang sudah dibangun di RW 09. “Saya di sini untuk beribadah. Kalau bisa, saya ingin bertahan lama di Makasar, menjadi bagian dari keluarga besar warga sini,” ujarnya.

Catatan Redaksi: Kegiatan semacam ini mencerminkan semangat komunitas urban Jakarta dalam mengelola ketertiban secara partisipatif. Namun, di tengah keterbatasan anggaran dan perangkat hukum, perlu ada regulasi yang melindungi inisiatif warga tanpa menabrak ranah aparat penegak hukum.


Galeri kegiatan: