”Aliran mereka dinilai ganjil dan sangat jauh berbeda dengan agama Islam yang dianut mayoritas masyarakat Kerinci,” ungkap Damhar, kepala badan kesbangpol Kabupaten Kerinci, Senin (25/2/2013)
Beberapa keganjilan yang sangat tidak masuk akal dalam aktifitas yang dilakukan dua kelompok aliran baru yang diketahui bernama Majlis Tafsir Al-qur’an (MTA) dan Sapto Darmo tersebut, yaitu memperbolehkan memakan daging anjing dan satunya lagi shalat berkiblat ke matahari.
“Ada peraturan di MTA yang memperbolehkan memakan anjing dan tidak menganggapnya najis, sedangkan aliran Sapto Darmo melakukan shalat pada malam jum’at kliwon namun menghadap kematahari,” kata Damhar seperti dirilis fokusjambi.
Namun, terkait aktifitas dua aliran yang diduga sesat tersebut, Damhar menyebutkan kementerian agama (kemenag) kabupaten Kerinci yang seharusnya mengecek kebenarannya. [L/fj]
Desk: Daerah
1 komentar