TABLOIDLUGAS.com | Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Pemimpin Agama Muslim-Kristen Asia di Jakarta mulai 26 Februari hingga 1 Maret 2013.
Konferensi bertema “Bringing A Common
Word to Common Action for Justice” tersebut digelar oleh International
Conference of Islamic Scholars (ICIS) bekerja sama dengan Konferensi
Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
(PGI), serta didukung oleh Federation of Asian Bhisop Conference (FABC)
dan Christian Conference of Asia (CCA).
Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS |
“Forum ini diharapkan dapat meningkatkan
relasi personal para tokoh Muslim dan Kristen sehingga masing-masing
dapat terbuka melakukan aksi-aksi bersama untuk menuntaskan persoalan
keadilan dan konflik ekonomi sosial,” kata Sekjen ICIS Hasyim Muzadi di
Jakarta, Selasa.
Menurut Hasyim, konferensi pemimpin agama
Muslim-Kristen Asia juga akan dimanfaatkan untuk menjelaskan secara
proporsional tentang toleransi beragama di Indonesia, mengingat masih
ada pihak yang menganggap Indonesia intoleran.
“Memang ada kasus intoleran, tapi bukan
pemikiran intoleran. Ini akan kami jelaskan,” kata Hasyim. Menurut
Hasyim, pemicu berbagai kasus intoleran di Indonesia bukan fanatisme
agama, melainkan faktor-faktor lain, seperti faktor sosial, politik, dan
ekonomi.
Pendapat senada dikemukakan oleh
Sekretaris Umum PGI Pdt Gomar Gultom. Ia menyebut Indonesia punya
pengalaman toleransi yang bisa ditularkan ke negara lain. Menurut Gomar,
agama, dalam banyak kasus justru dipakai sebagai selubung dari
kepentingan tertentu yang rawan konflik, di antaranya adalah kepentingan
politik dalam pemilihan kepala daerah.
Pada bagian lain, Gomar mengatakan bahwa
konferensi pemimpin agama Asia juga akan diarahkan untuk merumuskan
peran agama dalam penanggulangan korupsi, perdagangan manusia, dan
persoalan lingkungan. Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan
Kepercayaan KWI Romo Benny Susetyo berharap konferensi pemimpin agama
tersebut melahirkan deklarasi yang mendorong terbangunnya persatuan dan
peradaban Asia.
“Diharapkan muncul deklarasi semacam
Konferensi Asia-Afrika yang dimulai dari pemimpin agama tentang
bagaimana keluar dari penjajahan baru, kapitalisme baru, dan harapan
baru bagi peradaban Asia,” katanya. Ketua Panitia Konferensi Nashihin
Hasan menyebutkan bahwa konferensi akan diikuti 150 peserta dari 15
negara dan dibuka oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.
Akan tampil sebagai pembicara kunci,
yakni pemikir Islam dari India Ali Asghar Engineer. Sejumlah pembicara
lainnya, antara lain, Arbishop Ferdinand Capalla (Filipina), Arbishop
Felix Macado (Hong Kong), Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin, Komaruddin
Hidayat, Azyumardi Azra.
Mantan Wapres RI Jusuf Kalla juga
dijadwalkan menyajikan pengalamannya dalam resolusi konflik di berbagai
kawasan, dalam konferensi tersebut. |L/Ant|
Tidak ada komentar