TABLOIDLUGAS.COM | Yogya - Kapolda DIY, Brigjen Pol Sabar Raharjo, memerintahkan Direktur Intel
Polda DIY untuk menutup lokasi hiburan malam Hugo's Cafe di Jalan
Adisucipto, Km 8,5, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Alasannya, pengelola Hugo’s Café tidak mampu memberi rasa aman kepada pengunjung. Di lokasi yang sama, sudah dua kali terjadi pembunuhan.
Pada 7 Desember 2012, seorang mahasiswa asal Bali, Aditya Bisma (21), tewas dianiaya. Pelakunya diketahui seorang pecatan TNI.
Selanjutnya, dini hari tadi, anggota Kopassus, Sertu Santosa ditikam dan dikeroyok oleh sekelompok preman.
"Yang pertama saya perintahkan Dirintel cabut izin hiburan malam itu karena sering terjadi keributan,” kata Sabar di Sleman, Selasa (19/3/2013).
Dia juga memerintahkan anggotanya untuk memburu para pelaku pengeroyokan lainnya yang kini masih buron. Diperkirakan ada 15 orang yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut
“Kedua, saya perintahkan seluruh jajaran reserse, buru hari ini juga. Tangkap semua pelakunya. Uber sampai ketemu semuanya, saya dengar baru dua orang (ditangkap),” sebutnya.
Sementara itu, pihak Hugo's Café belum bisa memberikan keterangan. Saat dikonfirmasi, HRD Hugo’s Café, Dony Rahman tidak mengangkat telefonnya.
Keterangan Saksi Mata
Berdasar keterangan saksi mata yang menjelaskan kejadian penganiayaan berujung maut tersebut, awalnya korban melintas di depan Hugos Café bersama rekannya yang juga anggota Kopassus Kandang Menjangan, Kecamatan Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, atas nama Alen Rimando Sembiring (28). Mereka datang sekira pukul 02.20 WIB.
Di depan Hugo's Cafe, korban dihadang oleh pria bernama Dicky. Dicky bertanya kepada Santosa terkait asal daerahnya. Santosa pun menjawab bahwa dia anggota Kopassus.
Entah mengapa Dicky menyindir Santosa dan mengajak berperang. Ajakan itu diabaikan Santosa.
Santosa kemudian masuk menemui sekuriti kafe dan menanyakan siapa pemuda yang menghadangnya. Dijawab oleh sekuriti bahwa Dicky preman di sini.
Saat di dalam kafe menemui sekuriti itulah Santosa dipukul menggunakan botol miras pada pelipis kanan hingga robek dan botol pemukul juga pecah. Belum sempat memberi perlawanan, korban ditusuk menggunakan botol yang sama di bagian dada. Tusukan itu menyebabkan enam tulang rusuk korban patah.
Korban juga dikeroyok sekira 15 gerombolan Dicky. Saat itu, Alen, teman korban berusaha menyelamatkan dengan membawa Santosa ke RS Bethesda. Namun dalam perjalanan, korban meninggal dunia.
Sementara, Dicky diamankan sekuriti kafe kemudian diserahkan ke polisi. [L/OZN]
Alasannya, pengelola Hugo’s Café tidak mampu memberi rasa aman kepada pengunjung. Di lokasi yang sama, sudah dua kali terjadi pembunuhan.
Pada 7 Desember 2012, seorang mahasiswa asal Bali, Aditya Bisma (21), tewas dianiaya. Pelakunya diketahui seorang pecatan TNI.
Selanjutnya, dini hari tadi, anggota Kopassus, Sertu Santosa ditikam dan dikeroyok oleh sekelompok preman.
"Yang pertama saya perintahkan Dirintel cabut izin hiburan malam itu karena sering terjadi keributan,” kata Sabar di Sleman, Selasa (19/3/2013).
Dia juga memerintahkan anggotanya untuk memburu para pelaku pengeroyokan lainnya yang kini masih buron. Diperkirakan ada 15 orang yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut
“Kedua, saya perintahkan seluruh jajaran reserse, buru hari ini juga. Tangkap semua pelakunya. Uber sampai ketemu semuanya, saya dengar baru dua orang (ditangkap),” sebutnya.
Sementara itu, pihak Hugo's Café belum bisa memberikan keterangan. Saat dikonfirmasi, HRD Hugo’s Café, Dony Rahman tidak mengangkat telefonnya.
Keterangan Saksi Mata
Berdasar keterangan saksi mata yang menjelaskan kejadian penganiayaan berujung maut tersebut, awalnya korban melintas di depan Hugos Café bersama rekannya yang juga anggota Kopassus Kandang Menjangan, Kecamatan Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, atas nama Alen Rimando Sembiring (28). Mereka datang sekira pukul 02.20 WIB.
Di depan Hugo's Cafe, korban dihadang oleh pria bernama Dicky. Dicky bertanya kepada Santosa terkait asal daerahnya. Santosa pun menjawab bahwa dia anggota Kopassus.
Entah mengapa Dicky menyindir Santosa dan mengajak berperang. Ajakan itu diabaikan Santosa.
Santosa kemudian masuk menemui sekuriti kafe dan menanyakan siapa pemuda yang menghadangnya. Dijawab oleh sekuriti bahwa Dicky preman di sini.
Saat di dalam kafe menemui sekuriti itulah Santosa dipukul menggunakan botol miras pada pelipis kanan hingga robek dan botol pemukul juga pecah. Belum sempat memberi perlawanan, korban ditusuk menggunakan botol yang sama di bagian dada. Tusukan itu menyebabkan enam tulang rusuk korban patah.
Korban juga dikeroyok sekira 15 gerombolan Dicky. Saat itu, Alen, teman korban berusaha menyelamatkan dengan membawa Santosa ke RS Bethesda. Namun dalam perjalanan, korban meninggal dunia.
Sementara, Dicky diamankan sekuriti kafe kemudian diserahkan ke polisi. [L/OZN]
Tidak ada komentar