TABLOIDLUGAS.COM | Jakarta - Pemuda Malaysia Ahmad Tarmimi Maliki, 26 tahun, nekat merangsek ke markas polisi Irak di kota Anbar dengan mengendari mobil SUV militer dan meledakkan bom bunuh diri pada 26 Mei lalu.
Inilah kasus pertama warga Malaysia menjadi pengantin dalam pemboman bunuh di Irak mengikuti arahan pengganas militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ahmad Tarmimi yang pkirannya cupet itu, hanyalah seorang pekerja pabrik di negara bagian Pahang, Malaysia. Ia dilatih secara militer oleh kelompok militan Malasyia di Port Dickson, negara bagian Negeri Sembilan, tahun lalu sebelum pergi berjihad ke Irak.
Tewasnya Ahmad Tarmimi itu terungkap setelah Polis Diraja Malaysia menangkap tiga orang militan, termasuk seorang pentolan pengganas Filipina kelompok Abu Sayyaf, Jumat pekan lalu.
Pada Aprila lalu, polisi menangkap 11 orang yang berencana mengirim militan ke Suriah yang disamarkan sebagai pekerja kemanusiaan. Malaysia sejauh ini sudah menangkap dan mendakwa empat warganya (seorang ibu rumah tangga dan tiga lelaki) yang gencar berkoar soal jihad di Suriah, tulis The Straits Times, Ahad (15/6/2014).
Dan dua warga Malaysia lainnya yang diduga kuat punya hubungan dengan al-Qaeda meringkuk di penjara Lebanon karena mencoba masuk ke Suriah untuk melakukan serangan bom bunuh diri.
Kakak perempuan Ahmad Tarmini bernama Halimah, 34 tahun, yang tinggal di Pahang, menuturkan kepada korang Utusan Malaysia bahwa keluarganya hanya tahu kegiatan Ahmad setelah seorang temannya mengunggah berita tewasnya Ahmad di Facebook setelah pengeboman di Anbar itu.
Ia pernah tinggal dan bekerja di Selangor sejak 2012 dan tak berperilaku aneh ketika balik ke desa, kecuali ia seperti suka menyendiri dan tertutup, kata Halimah.
Keluarga Halimah terakhir kali berjumpa Ahmad pada Maret lalu, dan ia pamit akan belajar agama di sebuah negara Asia Barat. Halimah bersama suaminya mengasuh Ahmad sejak berusia sembilan tahun, saat orangtuanya meninggal.
Dari pengakuan bekas tahanan terduga militan atau teroris, yang tak mau namanya disebut, membenarkan bahwa Ahmad melakukan latihan militer bersama orang ini dan sembilan orang lainnya di Port Dickson.
Profesor Rohan Gunaratna yang mengajar di S.Rajaratnam School of International Studies mengatakan, lebih dari 100 warga Asia Tenggara, sebagian besar dari Indonesia dan Malaysia, pergi membela ISIS di Suriah dan Irak. Pengganas selebihnya berasal dari Thailand selatan, Filipina dan sedikit warga Singapura.
Mereka direkrut oleh ISIS dan kelompok al-Nusra yang manut kepada perintah al-Qaeda. Dua kelompok pengganas ini aktif merekrut pasukan berani mati dari Asia Tenggara.
Sebelumnya, menurut pakar terorisme Sydney Jones yang tinggal di Jakarta, ada seorang warga Indonesia yang juga pertama kali melakukan aksi bom bunuh diri di Irak.
Berdasar dokumen Sidney Jones, simpul jaringan ini juga ada di perumahan Galaxy Kota Bekasi sebelum terjadi pengambil alihan oleh pemerintah kota setempat terhadap sebuah masjid yang dijadikan markas mereka. [L]
Inilah kasus pertama warga Malaysia menjadi pengantin dalam pemboman bunuh di Irak mengikuti arahan pengganas militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ahmad Tarmimi yang pkirannya cupet itu, hanyalah seorang pekerja pabrik di negara bagian Pahang, Malaysia. Ia dilatih secara militer oleh kelompok militan Malasyia di Port Dickson, negara bagian Negeri Sembilan, tahun lalu sebelum pergi berjihad ke Irak.
Tewasnya Ahmad Tarmimi itu terungkap setelah Polis Diraja Malaysia menangkap tiga orang militan, termasuk seorang pentolan pengganas Filipina kelompok Abu Sayyaf, Jumat pekan lalu.
Pada Aprila lalu, polisi menangkap 11 orang yang berencana mengirim militan ke Suriah yang disamarkan sebagai pekerja kemanusiaan. Malaysia sejauh ini sudah menangkap dan mendakwa empat warganya (seorang ibu rumah tangga dan tiga lelaki) yang gencar berkoar soal jihad di Suriah, tulis The Straits Times, Ahad (15/6/2014).
Dan dua warga Malaysia lainnya yang diduga kuat punya hubungan dengan al-Qaeda meringkuk di penjara Lebanon karena mencoba masuk ke Suriah untuk melakukan serangan bom bunuh diri.
Kakak perempuan Ahmad Tarmini bernama Halimah, 34 tahun, yang tinggal di Pahang, menuturkan kepada korang Utusan Malaysia bahwa keluarganya hanya tahu kegiatan Ahmad setelah seorang temannya mengunggah berita tewasnya Ahmad di Facebook setelah pengeboman di Anbar itu.
Ia pernah tinggal dan bekerja di Selangor sejak 2012 dan tak berperilaku aneh ketika balik ke desa, kecuali ia seperti suka menyendiri dan tertutup, kata Halimah.
Keluarga Halimah terakhir kali berjumpa Ahmad pada Maret lalu, dan ia pamit akan belajar agama di sebuah negara Asia Barat. Halimah bersama suaminya mengasuh Ahmad sejak berusia sembilan tahun, saat orangtuanya meninggal.
Dari pengakuan bekas tahanan terduga militan atau teroris, yang tak mau namanya disebut, membenarkan bahwa Ahmad melakukan latihan militer bersama orang ini dan sembilan orang lainnya di Port Dickson.
Profesor Rohan Gunaratna yang mengajar di S.Rajaratnam School of International Studies mengatakan, lebih dari 100 warga Asia Tenggara, sebagian besar dari Indonesia dan Malaysia, pergi membela ISIS di Suriah dan Irak. Pengganas selebihnya berasal dari Thailand selatan, Filipina dan sedikit warga Singapura.
Mereka direkrut oleh ISIS dan kelompok al-Nusra yang manut kepada perintah al-Qaeda. Dua kelompok pengganas ini aktif merekrut pasukan berani mati dari Asia Tenggara.
Sebelumnya, menurut pakar terorisme Sydney Jones yang tinggal di Jakarta, ada seorang warga Indonesia yang juga pertama kali melakukan aksi bom bunuh diri di Irak.
Berdasar dokumen Sidney Jones, simpul jaringan ini juga ada di perumahan Galaxy Kota Bekasi sebelum terjadi pengambil alihan oleh pemerintah kota setempat terhadap sebuah masjid yang dijadikan markas mereka. [L]
Tidak ada komentar