Sakti Al Fattaah, dari News Presenter Hijrah Jadi Pengusaha

Ditemui di kantornya di bilangan Jl. Gedongkuning A Nomor 161 Yogyakarta, selepas launching perusahaan barunya, Nata Komunikasi Indonesia, Sakti Al Fattaah santai bercerita tentang perjalanan karirnya menjadi seorang News Presenter hingga beralih menjadi seorang pengusaha.

“Awalnya karena suka lihat pembawa berita di TV yang terkesan smart, akhirnya coba ikut audisi acara reality show di salah satu TV swasta, masuk 20 besar. Sempat memulai karir di radio terlebih dahulu selama beberapa bulan baru kemudian hijrah ke televisi hingga saat ini. Adapun kenapa saya memilih menjadi pengusaha? Karena ingin punya banyak waktu untuk beribadah dan keluarga. time freedom dan financial freedom,” ungkap Sakti soal kariernya.

Di usia yang sudah mencapai kepala tiga, Sakti sudah banyak makan asam garam di dunia pertelevisian tanah air. Tercatat 1 stasiun radio dan 5 stasiun televisi yang pernah disinggahinya selama 9 tahun berkarir di dunia broadcasting. Hampir 1  dekade menjadi pembawa berita, banyak pengalaman yang menurutnya tidak terlupakan. Salah satunya adalah ketika Sakti harus membacakan berita kecelakaan yang ternyata kakak kandungnya sendiri sebagai salah satu korban.

“Sebelum baca beritanya sebenarnya sudah firasat kayaknya ini rombongan PNS yang kecelakaan adalah rombongan kakak saya, eh ternyata pas on air bener kakak saya yang jadi korban. Hampir nangis bombay pas baca beritanya tapi alhamdulillah bisa tetap profesional,” ujarnya mengenang.
  

Sakti bercerita awal mula memberanikan diri membuka perusahaan sendiri, karena kisah pilunya yang syok tiba-tiba kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

“Jadi waktu itu sebenernya kontrak saya adalah sebagai Freelance Exclusive di sebuah stasiun TV yang kontraknya sudah berjalan selama 4 tahun. Tiba-tiba suatu hari nggak ada angin nggak ada hujan saya disuruh menghadap kepala departemen news saya,” kisahnya. Lanjutnya,”setelah ketemu ternyata dari pembicaraan yang nggak ada 10 menit itu, perusahaan sedang ada masalah keuangan dan memutuskan untuk melepas saya karena prestasi saya dinilai sama alias tidak lebih baik dari host inhouse. Akhirnya karena distop mendadak dari situ mulai muncul keberanian untuk mendirikan perusahaan sendiri.”

Keluar dari zona nyaman yang selama ini dinikmatinya, Sakti memutuskan untuk hijrah ke Yogyakarta dan  mendirikan natakomunikasi.com. Sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan soft skill khususnya di bidang komunikasi dan pertama di Indonesia yang buka selama 24 jam selama sebulan penuh.

Sakti Al Fattaah, CEO sekaligus founder natakomunikasi mengaku memiliki trik dan strategi khusus dalam menjalankan bisnisnya agar bisa mendapat perhatian dari masyarakat.

“Kalau kita lihat negara tetangga kita Singapura, disana pelatihan sudah menjadi gaya  hidup, itu sebabnya disana ketika weekend pertanyaan yang  muncul bukan mau nonton film apa? Tapi mau ikut pelatihan atau workshop apa?  Makanya nggak heran Singapura bisa maju banget karena masyarakatnya cerdas,” tutur Sakti.

“Jadi harapannya agar pelatihan ini bisa jadi lifestyle masyarakat kita dan nggak ada alasan bagi orang yang mau ikut pelatihan akibat terbentur kesibukan karena natakomunikasi.com buka selama 24 jam,” terangnya.

Saat ini Natakomunikasi dijalankan oleh dua orang saja termasuk Sakti. Pria asal Jakarta ini mengklaim jumlah pegawai yang ramping merupakan salah satu strategi perusahaannya agar bisa berkembang lebih pesat dengan alokasi modal lebih efisien. “Dan yang penting masyarakat mendapatkan pelatihan dari praktisi yang berpengalaman dan kredibel,” pungkas Sakti. [mp] 


2 komentar