LUGAS | Taliabu - H. Muhaimin Syarif, S.E (MS) pada Selasa (12/05/2020) pekan ini berkunjung ke Desa Samuya kecamatan Taliabu Timur, masih dalam agenda kemanusian berkeliling dari desa ke desa guna membagikan sembako dan APD gratis ke masyarakat dan ke tenaga medis di lingkungan Puskesmas Kecamatan dan pustu.
Dalam kunjungan tersebut, MS menyempatkan diri melihat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN UP3 Maluku dan Maluku Utara Area Ternate, yang mangkrak sejak tahun 2018, dan berada persis di ruas jalan sirtu yang di laluinya di Desa Samuya.
Hal ini bukan tanpa disengaja, tetapi informasi ini sebelumnya diperoleh dari beberapa warga yang membeberkan soal proyek mangkrak tersebut kepadanya. Bahkan salah satu pemilik lahan mengaku sampai saat ini lahannya yang digunakan proyek PLN tersebut belum juga diganti rugi oleh pihak pemerintah.
"Ini akan saya tanyakan ke pihak PLN dan dinas terkait sebelum mengambil langkah. Yang menarik itu mangkraknya proyek PLN sebagaimana di papan proyek bertuliskan anggaran 4 Milyar rupiah lebih, tahun 2018. Fisiknya tiga bangunan sekat gedung tanpa atap, dan sudah mau rusak kayunya," ujar Muhaimin Syarif.
Lanjutnya, "meknisme penganggaran nanti akan saya evaluasi, apakah ini pendanaanya multiyears (tahun jamak, red) atau 1 periode anggaran. Jika 1 periode anggaran maka harusnya 2018 sudah selesai. Jika itu diadendum untuk multiyears masih dimungkinkan untuk dilanjutkan," terang MS.
Muhaimin Syarif (MS) juga akan mengajak PLN dan Pemda duduk bersama guna membahas hal tersebut.
"Saya akan duduk bersama membahas hal ini bersama Pihak PLN dan Pemda. Saya akan menanyakan keseriusan PLN dan Pemda dalam menangani masalah ini, pola mereka seperti apa untuk menyelesaikan hal ini, semua akan kami bahas termasuk isu meteran yang dikomplen masyarakat di desa Tikong," tutur MS kepada LUGAS.
Menurut Muhaimin, tak hanya proyek PLN di Samuya yang terbengkalai tetapi ada juga di Desa Dege Kecamatan Taliabu Utara. Proyek PLN di Desa Dege ada dua kali proyek dan juga tidak kalah parahnya di banding Samuya.
"Di desa Dege itu ada 2 (dua) bangunan yang satunya itu gedung lama ada mesin namun sudah jadi bangkai tak terurus, berkarat dan tidak mungkin bisa digunakan lagi, tanki juga tidak ada," lanjutnya, "dan yang kedua ada bangunan namun tidak ada mesin berdekatan juga dengan bangunan awal tapi proyeknya lebih baru, namun sekarang telah di penuhi rerumputan dan tidak terurus sehingga terkesan proyek ini tidak akan berlanjut," terangnya
Muhaimin menegaskan ia akan mengevaluasi baik proyek di desa Samuya maupun di desa Dege, Apalagi proyek ini terhitung sejak tahun 2018 dengan anggaran yang bukan sedikit, untuk Samuya sendiri saja Rp 4.051.023.000.
"Sekali lagi saya akan mempertanyakan masalah ini dan saya tidak setuju ada pihak yang membodohi masyarakat di tanah kelahiran saya ini!" ujarnya geram.
Sebagaimana tertera dalam papan proyek PLTD milik PLN UP3 Maluku dan Maluku Utara Area Ternate di desa Samuya, didapat informasi proyek tersebut seharusnya selesai dalam 160 hari kelander atau enam bulan, dengan kotraktor PT Satu Putra Mandiri yang beralamat di Jalan Pemuda RT.002/RW.004 Kelurahan Toboleu Kota Ternate Utara, Kota Ternate.
PT Satu Putra Mandiri adalah pemenang berbagai tender proyek di lingkungan pemerintahan, salah satunya Rehabiltasi Sarana Prasarana Sekolah Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Timur dengan nilai proyek Rp 26.116.464.443,00 pada tahun 2019 silam.
[Tim LUGAS Maluku Utara]
Tidak ada komentar