Menpora Abdul Gafur meninggal dunia, Jumat (4/9) di RSPAD Gatot Subroto |
LUGAS | Jakarta - "Ya
betul (meninggal). Kami baru tahu di WA grup internal sekitar jam
8 lebih. Kami turut berduka cita. Saya belum tahu sakit apa," kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Gatot S. Dewa Broto meyakinkan para awak media yang bertanya.
Atas kabar meninggalnya Abdul Gafur, Menpora periode 1978-1988 atau Kabinet Pembangunan III dan IV itu, Gatot menyatakan bahwa Kemenpora merasa sangat berduka cita kehilangan tokoh nasional tersebut.
"Kemenpora sangat berduka cita, kami terkejut. Beliau dikaruniai Allah umur panjang, walau benturan sakit tidak mengurangi beliau untuk tetap beraktivitas. Beliau sebagai salah satu tokoh nasional. Lebih khusus lagi mantan Menpora," ucap Gatot.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) selama dua periode di masa orde baru, Abdul Gafur, itu meninggal dunia pada Jumat (4/9) pagi di RS. Gatot Soebroto dalam usia 81 tahun.
Sejatinya, Abdul Gafur menjabat Menpora pada 1983 hingga 1988. Sebelumnya, pria kelahiran Maluku Utara pada 20 Juni 1939 itu menjabat sebagai Menteri Muda Urusan Pemuda pada 1978 hingga 1983 menggantikan posisi Maladi.
Politisi Partai Golkar itu juga pernah menjabat posisi Wakil Ketua MPR pada 1997 hingga 1999 dan Anggota DPR pada 2004 hingga 2009.
Putra Halmahera ini merupakan Angkatan 66 dan ikut memelopori gerakan aksi turun ke jalan pada 24 Februari 1966 yang dikenal dengan Aksi Tritura dalam rangka menuntut pemerintahan Soekarno membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, merombak kabinet dwikora yang belasan anggotanya adalah tokoh PKI, dan turunkan harga.
Atas kabar meninggalnya Abdul Gafur, Menpora periode 1978-1988 atau Kabinet Pembangunan III dan IV itu, Gatot menyatakan bahwa Kemenpora merasa sangat berduka cita kehilangan tokoh nasional tersebut.
"Kemenpora sangat berduka cita, kami terkejut. Beliau dikaruniai Allah umur panjang, walau benturan sakit tidak mengurangi beliau untuk tetap beraktivitas. Beliau sebagai salah satu tokoh nasional. Lebih khusus lagi mantan Menpora," ucap Gatot.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) selama dua periode di masa orde baru, Abdul Gafur, itu meninggal dunia pada Jumat (4/9) pagi di RS. Gatot Soebroto dalam usia 81 tahun.
Sejatinya, Abdul Gafur menjabat Menpora pada 1983 hingga 1988. Sebelumnya, pria kelahiran Maluku Utara pada 20 Juni 1939 itu menjabat sebagai Menteri Muda Urusan Pemuda pada 1978 hingga 1983 menggantikan posisi Maladi.
Politisi Partai Golkar itu juga pernah menjabat posisi Wakil Ketua MPR pada 1997 hingga 1999 dan Anggota DPR pada 2004 hingga 2009.
Putra Halmahera ini merupakan Angkatan 66 dan ikut memelopori gerakan aksi turun ke jalan pada 24 Februari 1966 yang dikenal dengan Aksi Tritura dalam rangka menuntut pemerintahan Soekarno membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, merombak kabinet dwikora yang belasan anggotanya adalah tokoh PKI, dan turunkan harga.
Wantimpres Agung Laksono mengungkapkan Abdul Gafur meninggal akibat positif Covid-19 dengan penyakit penyerta antara lain diabetes tipe 2, anemia dan hiperkogulasi (gangguan pembekuan darah).
Dokter tentara bernama lengkap dr. Abdul Gafur Tengku Idris, ini lahir di Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara, 20 Juni 1939.
Dokter tentara bernama lengkap dr. Abdul Gafur Tengku Idris, ini lahir di Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara, 20 Juni 1939.
Ia menjalani sekolah dasar perwira pada tahun 1970 dan menjadi dokter AURI di Kalimantan. Dikutip dari buku autobriografinya berjudul, 'Abdul Gafur Zamrud Halmahera', terungkap tokoh aktifis angkatan 66 ini juga mantan perwira tinggi (Marsekal Muda TNI AU) Republik Indonesia.
Dalam karier politiknya, Abdul Gafur diangkat sebagai anggota DPR/MPR Fraksi ABRI (1972-1978); Menteri Muda Urusan Pemuda dalam kabinet III (1978-1983); Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1983-1988); Anggota DPA RI (1988-1997); Wakil Ketua MPR RI (1997-1999).
"Ketika masih di HIS (setingkat Sekolah Dasar) saya pertama kali melihat Bung Karno menggelorakan motivasi dan mimpi-mimpi untuk berjuang demi republik. Eh, saat mahasiswa saya bersama kawan-kawan menjadi kurang respek karena beliau menolak untuk bubarkan PKI," tutur Gafur kala itu.
Di salah satu bab bukunya, Gafur antara lain memaparkan perjalanan hidupnya yang melewati enam zaman, yakni era penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang, Demokrasi Liberal (remaja di Ternate), Demokrasi Terpimpin (Orde Lama), Demokrasi Pancasila (Orde Baru), dan Reformasi.
Di masa Orde Baru, ia dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi menteri di usia 38 tahun yaitu Menteri Muda Urusan Pemuda, 1978-1983.
Lima tahun berselang, pada Kabinet Pembangunan IV ia tetap di kabinet dengan jabatan Menteri Pemuda dan Olah Raga atau ia menyingkatnya menjaidi Menpora dan singkatan itu dipakai hingga kini.
Dari kesetiaannya mengabdi kepada negara Republik Indonesia, ia mendapat berbagai tanda kehormatan, diantaranya Bintang Mahaputra Adipradana, Satyalancana Kesetiaan 8 tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 tahun dan Satyalancana Dwidya Sistha.
Karir
Kepala Seksi Kesehatan Umum RSAU di Malang (1967–1968)
Dokter AURI di Kalimantan
Kepala Poliklinik KB RSAU Surabaya (1969–1979)
Anggota DPR RI Fraksi TNI (1972–1978)
Anggota MPR RI (1972–1978, 1997–2009)
Wakil Ketua MPR RI (1997–1999)
Anggota DPR RI Fraksi Golkar (2004-2009)
Menteri Muda Urusan Pemuda Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (1983–1988)
Anggota DPA RI (1988–1997)
Pengalaman Organisasi
Aktivis IPPI di Ternate (1955–1956)
Ketua Umum Pelajar SMA III B (1957–1958)
Anggota HMI (1959)
Bendahara Senat FK UI (1963–1964)
Wakil Ketua Dewan Mahasiswa UI (1963–1965)
Ketua Presidium KAMI UI/Pembantu Umum KAMI Pusat (1966)
Wakil Koordinator Pemuda Golkar (1971)
Wakil Presiden Majelis Pemuda Sedunia/Wakil Presiden Dewan Pemuda Asia (1972–1976)
Ketua KNPI (1973)
Ketua DPP Partai Golkar (1993–2004)
Ketua Umum Gabungan Pembangunan Pemuda Indonesia (1990–2004)
Ketua Umum Jam'iyatul Muslimin Indonesia (1992–2004)
Ketua Umum Warga Jaya Indonesia (1994–2004)
[L]
Dalam karier politiknya, Abdul Gafur diangkat sebagai anggota DPR/MPR Fraksi ABRI (1972-1978); Menteri Muda Urusan Pemuda dalam kabinet III (1978-1983); Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1983-1988); Anggota DPA RI (1988-1997); Wakil Ketua MPR RI (1997-1999).
"Ketika masih di HIS (setingkat Sekolah Dasar) saya pertama kali melihat Bung Karno menggelorakan motivasi dan mimpi-mimpi untuk berjuang demi republik. Eh, saat mahasiswa saya bersama kawan-kawan menjadi kurang respek karena beliau menolak untuk bubarkan PKI," tutur Gafur kala itu.
Di salah satu bab bukunya, Gafur antara lain memaparkan perjalanan hidupnya yang melewati enam zaman, yakni era penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang, Demokrasi Liberal (remaja di Ternate), Demokrasi Terpimpin (Orde Lama), Demokrasi Pancasila (Orde Baru), dan Reformasi.
Di masa Orde Baru, ia dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi menteri di usia 38 tahun yaitu Menteri Muda Urusan Pemuda, 1978-1983.
Lima tahun berselang, pada Kabinet Pembangunan IV ia tetap di kabinet dengan jabatan Menteri Pemuda dan Olah Raga atau ia menyingkatnya menjaidi Menpora dan singkatan itu dipakai hingga kini.
Dari kesetiaannya mengabdi kepada negara Republik Indonesia, ia mendapat berbagai tanda kehormatan, diantaranya Bintang Mahaputra Adipradana, Satyalancana Kesetiaan 8 tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 tahun dan Satyalancana Dwidya Sistha.
Karir
Kepala Seksi Kesehatan Umum RSAU di Malang (1967–1968)
Dokter AURI di Kalimantan
Kepala Poliklinik KB RSAU Surabaya (1969–1979)
Anggota DPR RI Fraksi TNI (1972–1978)
Anggota MPR RI (1972–1978, 1997–2009)
Wakil Ketua MPR RI (1997–1999)
Anggota DPR RI Fraksi Golkar (2004-2009)
Menteri Muda Urusan Pemuda Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (1983–1988)
Anggota DPA RI (1988–1997)
Pengalaman Organisasi
Aktivis IPPI di Ternate (1955–1956)
Ketua Umum Pelajar SMA III B (1957–1958)
Anggota HMI (1959)
Bendahara Senat FK UI (1963–1964)
Wakil Ketua Dewan Mahasiswa UI (1963–1965)
Ketua Presidium KAMI UI/Pembantu Umum KAMI Pusat (1966)
Wakil Koordinator Pemuda Golkar (1971)
Wakil Presiden Majelis Pemuda Sedunia/Wakil Presiden Dewan Pemuda Asia (1972–1976)
Ketua KNPI (1973)
Ketua DPP Partai Golkar (1993–2004)
Ketua Umum Gabungan Pembangunan Pemuda Indonesia (1990–2004)
Ketua Umum Jam'iyatul Muslimin Indonesia (1992–2004)
Ketua Umum Warga Jaya Indonesia (1994–2004)
[L]
Tidak ada komentar