LUGAS | Jakarta - Dokter muda berusia 28 tahun yang juga relawan vaksin Covid-19 dinyatakan meninggal ditengah masa pengujian. Ia sebelumnya sehat dan baik-baik saja, sehingga meski dalam mas pengujian, ia tetap bekerja seperti biasa sebagai dokter, menangani pasien Covid-19 di Unit Gawat Darurat.
Dari target 20.000 relawan yang bakal disuntuk vaksin, telah dicapai angka sebanyak 8.000 relawan setelah pada bulan September lalu sempat dihentikan karena ada relawan dari asal negara produsen vaksin yang mengalami sakit misterius.
Dalam pengujian vaksin ini, tidak hanya vaksin yang diberikan. Relawan dibagi dalam dua kelompok, satu mendapat vaksin perusahaan penguji, dan satu lagi suntikan plasebo.
Dalam kasus dokter muda yang meninggal, dan merupakan relawan vaksin Covid-19, pihak otoritas kesehatan Brasil, Anvisa, membenarkan bahwa yang bersangkutan adalah peserta dalam uji coba klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Sebagaimana diketahui Brasil sebelumnya memiliki rencana untuk membeli vaksin dari Inggris dan memproduksinya sehingga perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu.
Universitas Federal Sao Paulo, yang membantu mengoordinasikan uji klinis di Brasil, membenarkan relawan warga Brasil tapi menolak memberi detil karena menyangkut kerahasiaan medis. Universitas menyerahkan kelanjutan uji coba ke dewan peninjau independen.
Sementara itu, AstraZeneca menolak berkomentar. Namun Oxford dalam pernyataannya mengatakan insiden sudah ditinjau secara independen dan akan melanjutkan uji klinis.
"Setelah penilaian secara cermat atas kasus kematian di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis dan tinjauan independen selain pemerintah telah merekomendasikan agar uji coba tetap dilanjutkan," tulis lembaga itu. (afp/cnn/ap)
Tidak ada komentar