LUGAS | Kota Bekasi - Rangkaian Kegiatan Jelang Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bekasi Ke-26 masih terus diselenggarakan. Salah satunya adalah pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Cakraningrat, yang digelar di Alun Alun M. Hasibuan Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (03/03/2023) pukul 19.00 sampai selesai.
Pagelaran Wayang Kulit dihadiri Plt Wali Kota Bekasi, unsur Forkopimda Kota Bekasi, Pj. Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Kepala OPD SeKota Bekasi, Camat seKota Bekasi, Lurah Sekota Bekasi, tokoh Masyarakat Kota Bekasi, turut hadir juga Pembina Kastri Jendral (Purn) Sunaryo, Ketua Umum Kastri H.Ibnu Widodo, Sekjend Kastri Ali Mahfud serta jajaran pengurus dan para tokoh.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Abi Hurairah memastikan bahwa pagelaran wayang kulit ini digelar secara meriah karena sebagian besar warga Kota Bekasi juga ada yang dari suku Jawa dan pastinya Kota Bekasi juga telah meminang penghargaan sebagai kota toleransi yang tinggi.
"Pagelaran Wayang Kulit ini bertujuan untuk memperkuat kesatuan, kebersamaan dan memelihara semangat gotong royong. Semua golongan duduk bersama tanpa ada perbedaan untuk menikmati setiap cerita," ungkap Abi.
Plt. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono dalam sambutanya mengapresiasi terselenggaranya acara pagelaran wayang kulit dalam rangka peringatan HUT Kota Bekasi ke-26 tersebut. Selain itu Tri mengatakan peran semua warga terutama pemuda sangat strategis dalam mendukung pembangunan di Kota Bekasi. Ia ingin bagaimana mewujudkan Visi Misi Kota Bekasi yang Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan. bisa terwujud bersama kontribusi aktif semua warga Kota Bekasi termasuk para pemudanya untuk mencintai kekayaan budaya.
Menurut Tri , kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi dan menggelorakan semangat kebersamaan bagi seluruh stake holders terkait, baik masyarakat, pemerintah dan pihak swasta untuk bersama-sama berkolaborasi, membangun Kota Bekasi menjadi lebih baik lagi dan sejahtera dimasa-masa mendatang, sehingga dapat menjadi wadah dalam menggalang persatuan dan kesatuan, menggugah kesadaran dalam menanamkan rasa memiliki, kecintaan dan kebanggaan terhadap budaya daerah di Kota Bekasi khususnya, serta dijadikan sebagai sarana introspeksi dan mengevaluasi atas apa yang telah, sedang dan akan dilakukan kedepannya.
Mas Tri sapaan Plt Wali Kota menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat dan jajaran pemerintah Kota Bekasi serta pihak swata, yang telah memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga mampu memperoleh berbagai kemajuan pembangunan, berbagai catatan prestasi yang membanggakan baik ditingkat provinsi maupun ditingkat nasional.
"Secara pribadi saya sampaikan bahwa semua keberhasilan tersebut belumlah cukup, karena tidak ada kata puas untuk kemajuan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi, masih banyak hal yang perlu dibenahi dan disempurnakan kembali, dengan momentum kegiatan ini diharapkan kepada seluruh aparatur sipil negara, TNI/POLRI dan seluruh masyarakat agar selalu bersama, bergandengan tangan, bahu-membahu, gotong-royong bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing, sehingga kita nantinya mampu membangun Kota Bekasi ini dengan lebih baik lagi,” ucapnya.
Sementara itu H. Ibnu Widodo Ketua Umum Kesetaraan Aliansi Kota Patriot (Kastri) yang juga panitia pelaksana pagelaran wayang kulit, menjelasakan Wayang kulit adalah satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia yang masih mampu bertahan dan masih mendapat tempat di hati orang Jawa. Keberlangsungan tradisi pewayangan di Indonesia mendapat perhatian dari PBB sehingga PBB mengeluarkan pengakuan bahwa wayang adalah karya agung dunia.
Wayang merupakan aset budaya nasional sebagai refleksi kehidupan dengan kandungan nilai-nilai falsafah hidup.
"Wayang merupakan salah satu seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang. Wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Oleh karena itu wayang dianggap memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia," tutur H. Ibnu Widodo.
Wayang kulit yang di gelar pemerintah Kota Bekasi menurut H. Ibnu Widodo terinspirasi cerita Wahyu Cakraningrat, yaitu berhasil memilih tokoh yang selama ini menjadi pilihannya. Baginya Tri Adhianto sosok yang amanah, teguh pendirian, jujur, penuh keteladanan, memberikan rasa aman, nyaman, dan tenteram, serta memberikan rasa kasih sayang pada warga.
"Wahyu Cakraningkrat merupakan cerita kepemimpinan yang mampu menghandayani rakyat, semoga warga tidak salah memilih pemimpin Kota Bekasi maupun pemimpin negara Kesatuan Republik indonesia." papar H. Ibnu Widodo.
Dalang Ki Nardi Widodo, sebelum acara dimulai berbincang dengan LUGAS, mengapa lakonnya Wahyu Cakraningrat. Menurutnya dalam cerita pewayangan bahwa Wahyu Cakraningrat hanya akan merasuk ke satria yang bersih lahir batin, cerdas dan tahan godaan, berbudi luhur, dan kepekaan sosial tinggi sebagai seorang pemimpin.
Cerita pewayangan ini sangat pas mengambil filosofi Wahyu Cakraningrat. Di situ menceritakan tentang perebutan kekuasaan, namun seyogyanya perebutan secara demokrasi, yang sepenuhnya dilakukan sesuai etika yang luhur, manusiawi dan dengan kesadaran mengedepankan kebersamaan perilaku yang baik demi kemaslahatan umat.
"Seorang pemimpin yang pandai bersyukur, handayani (membuat contoh yang baik) kepada rakyat, berpegang pada kejujuran, mampu memberikan keteladanan, mampu memberikan rasa tenteram kepada rakyat, mampu memberi rasa kasih sayang pada rakyat, mempunyai perilaku amanah, mampu merekatkan seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang, agama, ras dan budaya, serta harus peduli terhadap lingkungan.
Namun jangan melupakan nilai-nilai Pancasila, etika, persatuan Indonesia dan keadilan sosial ketika bertarung dalam Pilkada dan Pileg nantinya,” tutup ki Nardi Widodo.
Tidak ada komentar