LUGAS | Klaten - Dalam rangka pelebaran jalan, warga Dukuh Kwogo Kulon, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari mengadakan kerja bakti pembangunan talud (tembok penahan longsor) Senin, 31 Juli 2023.
Hadir bersama warga, yaitu Kepala Desa Sidowarno Jaka sumarna, Aan Abu Naim Sekdes, Wiyono Sosro S.ip Ketua RW Kwogo Kulon, serta Poniman M Rosyied Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PC LDII) Kecamatan Wonosari.
Kepada awak media, Wiyono Sosro S.ip Ketua RW Kwogo Kulon menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada masyarakat, termasuk kepada PC LDII Wonosari yang telah ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan lingkungan.
Saat dimintai keterangan oleh LUGAS, Poniman M Rosyied Pengurus PC LDII Wonosari mengungkapkan bahwa sebagai warga LDII, pihaknya aktif berkegiatan dimasyarakat dan mendukung setiap program pemerintah, mulai dari tingkat RT, RW hingga tingkat pusat.
"Dan ini juga sesuai dengan Instruksi Ketua Umum DPP LDII Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc., agar seluruh warga LDII dimana saja berada mendukung penuh program pemerintah sebagai wujud nyata LDII untuk Negeri," ungkap Poniman.
"Insya Alloh pada tanggal 4 Agustus 2023 nanti secara serentak LDII akan menggelar kegiatan Kerja Bakti Nasional LDII yang bertema Satukan Jiwa, Isi Kemerdekaan. Kerja Bakti Nasional LDII, untuk Indonesia yang lebih Gemilang," tutup Poniman yang juga pemilik bengkel las dan tralis ini.
Dilansir dari detikjateng, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, telah terkena proyek pelurusan sungai Bengawan Solo pada tiga dasawarsa silam. Setelah proyek tersebut berakhir, Sidowarno terbebas dari banjir yang dulunya kerap menyambangi desa itu.
Meski demikian, warga harus rela untuk hidup di satu desa dipisahkan oleh Bengawan Solo yang membelah kawasan itu.
"Dengan pelurusan dampaknya sangat signifikan. Saat musim penghujan kini banjir sudah tidak ada lagi, dulu jadi lautan sekarang tidak lagi," ungkap warga setempat, Poniman kepada detikJateng, Minggu (9/4/2023).
Menurut Poniman, banjir memang sudah tidak ada lagi tetapi memang warga harus terpisah. Sebagian pindah ke barat sungai karena rumah dan pekarangannya diterjang proyek.
"Suka dukanya ya kemarin mbah-mbah kita berpisah, pindah. Tapi ya nggak apa apa, karena punya pekarangan hanya itu ya pindah," kata Poniman.
Warga yang terkena proyek, lanjut Poniman, juga mendapatkan ganti rugi. Bahkan warga mendapatkan ganti rugi yang cukup tinggi karena lahan ditanami berbagai pohon sebelum dikeruk.
"Daerah Mancasan dan Baki Kabupaten Sukoharjo kan kena duluan. Kita diberi informasi untuk menanam pohon kapuk, mahoni, dan jati. Kita tanami sehingga nilai ganti ruginya kita dapat tinggi," imbuh Poniman.
Pantauan detikJateng, Dusun Ngudreg, Gayam, dan Kaplingan berada di tengah persawahan. Dari jembatan Sidowarno ke dusun itu harus melewati persawahan sejauh sekitar dua kilometer.
Tiga dusun tersebut jaraknya menjadi lebih dekat ke Desa Bener, Kecamatan Wonosari dibanding ke Desa Sidowarno sendiri. Bahkan terlihat dari kejauhan seperti bagian dari Desa Bener.
Tidak ada komentar