Tutup Program Rehab Warga Binaan, Kakanwil Kemenkumham Riau Harap Dukungan Pemerintah


LUGAS | Pekanbaru – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru sukses menjalankan program rehabilitasi sosial selama enam bulan terakhir, yang diikuti oleh 30 warga binaan. Program ini bertujuan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba dan membantu para peserta untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Budi Argap Situngkir pada Selasa (26/11/2024) menutup program rehabilitasi sosial yang telah menunjukkan hasil positif. Dalam sambutannya, Budi Argap memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran Lapas Perempuan Pekanbaru, yang dipimpin oleh Kalapas Sri Astiana, atas keberhasilan program tersebut. 

"Ini bukan sekadar program rutin, tapi sebuah langkah serius untuk mengubah hidup para warga binaan," ujar Budi.

Selama enam bulan, peserta rehabilitasi mendapatkan bimbingan intensif dari konselor Yayasan Gemuni. Mereka mengikuti berbagai kegiatan, termasuk seminar, konseling, dan edukasi mengenai dampak buruk narkoba. Tujuan utamanya adalah membangun kesadaran tentang pentingnya hidup sehat dan menjauhkan diri dari kecanduan.

Kepala BNN Kota Pekanbaru, AKBP Wawan, juga memberikan apresiasi terhadap program rehabilitasi ini. 

"Kami sangat optimis bahwa program ini akan berhasil melahirkan warga binaan yang benar-benar bersih dari kecanduan narkoba," ujar Wawan. 

Ia juga berharap para peserta dapat menjadi contoh bagi warga binaan lainnya dan dapat menginspirasi untuk tidak kembali terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.

Meski program rehabilitasi telah berjalan sukses, Budi Argap mengakui adanya tantangan, terutama terkait dengan keterbatasan anggaran. 

"Kami berharap dukungan anggaran yang lebih besar dari BNN dan pemerintah daerah agar program ini bisa berjalan lebih optimal," ujar Budi.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat dalam memberi kesempatan kepada mantan narapidana untuk beradaptasi kembali dengan kehidupan sosial setelah bebas.

Budi Argap juga mengingatkan pentingnya peran petugas pemasyarakatan yang tidak hanya berfokus pada tugas penjagaan, tetapi juga memberikan perhatian, kasih sayang, dan pembinaan yang maksimal kepada warga binaan. 

"Pembinaan yang dilakukan harus bersifat menyeluruh agar mereka siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik," imbuh Budi.

Selain program rehabilitasi, para warga binaan Lapas Perempuan Pekanbaru juga terlibat dalam berbagai kegiatan pembinaan kerja. Kakanwil Kemenkumham Riau beserta rombongan menyempatkan diri untuk meninjau langsung proses pembinaan kerja di Lapas ini. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah budidaya ikan lele. Secara simbolis, Budi Argap melepas 1.500 bibit ikan lele ke kolam yang telah disiapkan.

Tidak hanya itu, Lapas Perempuan Pekanbaru juga menawarkan berbagai program keterampilan, seperti menjahit, merajut dan menyanting batik, salon, serta memasak kue dan roti. Program-program ini bertujuan untuk membekali para warga binaan dengan keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas dari masa pidana.  

Dengan berakhirnya program rehabilitasi sosial ini, Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program rehabilitasi agar lebih banyak warga binaan yang dapat sembuh dari kecanduan narkoba dan kembali ke kehidupan yang lebih baik. Harapannya, para peserta rehabilitasi dapat menjadi duta anti-narkoba dan memberi dampak positif bagi masyarakat.

Budi Argap berharap bahwa program-program ini bukan hanya sekadar untuk mengubah perilaku, tetapi juga untuk memberikan bekal keterampilan dan kepercayaan diri bagi warga binaan dalam menghadapi kehidupan setelah menjalani hukuman. Dengan demikian, mereka dapat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat dan tidak kembali terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.



Sumber Humas Kemenkumham Riau 

Tidak ada komentar