LUGAS | Jakarta – Ribuan warga dari berbagai latar belakang tumpah ruah di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu pagi (18/5), dalam aksi damai bertajuk Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina. Sejak pukul 05.00 WIB, massa yang diperkirakan mencapai dua ribu orang berdatangan membawa bendera Merah Putih dan bendera Palestina, spanduk-spanduk perlawanan, dan semangat solidaritas yang menyala.

Aksi dimulai dengan pembacaan surat Yasin, lalu dilanjutkan lagu-lagu perjuangan Palestina. Pukul 06.58 WIB, seluruh peserta berdiri khidmat menyanyikan Indonesia Raya—sebuah penegasan bahwa perjuangan mereka tidak terpisah dari amanat konstitusi: kemerdekaan adalah hak segala bangsa.




“Israel bukan hanya merampas tanah. Mereka merampas masa depan!” seru Ustadz Ilham Mahmudin dari atas panggung. Dengan suara lantang, ia menggugah kesadaran massa tentang krisis kemanusiaan yang tak kunjung reda di Gaza. “Hari ini kita berdiri bukan sebagai penonton, tapi sebagai pejuang!” lanjutnya.

Orasi demi orasi menggema. Dari tokoh agama hingga mahasiswa, semua menyuarakan satu tuntutan: Bebaskan Palestina! Hentikan genosida! Perwakilan pemuda mengingatkan bahwa penderitaan Palestina bukan baru dimulai pada 7 Oktober 2023, melainkan sejak dekade-dekade sebelumnya, ketika Nakba mencabik harapan dan kemerdekaan bangsa itu.

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (foto: Dani Prasetya)



“Mari kita buktikan,” teriak seorang orator muda. “Perjuangan mereka adalah perjuangan kita. Indonesia merdeka karena solidaritas dunia. Kini, giliran kita yang berdiri bersama Palestina.”

Para tokoh nasional hadir memberi legitimasi moral bagi aksi damai ini. Di antaranya Prof. Din Syamsuddin, Dr. Zaitun Rasmin, hingga Prof. Sudarnoto Abdul Hakim. Mereka menyampaikan seruan moral, mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak lelah bersuara, tidak lelah memboikot, dan tidak lelah mendoakan.

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (foto: Dani Prasetya)



Doa bersama menjadi penutup pukul 08.55 WIB, sebelum massa membubarkan diri secara tertib lima menit kemudian. Sebagian peserta melanjutkan aktivitas di dalam kawasan Monas, ada pula yang bergerak ke arah Stasiun Gambir.

Spanduk-spanduk bertuliskan “Stop Genocide,” “Free Palestine: No Child Born to Die,” dan “Boikot Produk Israel” berkibar di tengah kerumunan. Meski suasana damai, pesan yang dikirimkan jelas dan keras: solidaritas terhadap Palestina tidak akan padam, selama ketidakadilan masih menyala.




Laporan Dani Prasetya | Editor: Mahar Prastowo