LUGAS | TALIABU — Suasana berbeda terlihat di SMK Negeri 1 Taliabu Barat, Rabu (11/6/2025) pagi. Bangku-bangku sekolah yang biasanya diisi siswa-siswi SMK kini diduduki para orang dewasa—bapak-bapak dan ibu-ibu dari berbagai latar belakang profesi. Mereka adalah mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Taliabu yang tengah mengikuti ujian semester.
Total sebanyak 317 mahasiswa UT, yang terdiri dari 316 mahasiswa program sarjana (S1) dan 1 mahasiswa program pascasarjana (S2), mengikuti ujian semester di sekolah tersebut selama lima hari, mulai 11 hingga 15 Juni 2025.
Penanggung Jawab Wilayah (PJW) UT Pulau Taliabu, Fachria Yamin Marasabessy, menjelaskan bahwa pelaksanaan ujian dilakukan secara bergiliran dalam lima sesi setiap hari, dimulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIT.
“Ujian dilaksanakan dalam dua metode, yaitu ujian daring (online) dan ujian tatap muka. Jenis ujiannya pun beragam, termasuk tugas akhir dan take-home exam,” jelas Fachria saat ditemui usai pelaksanaan sesi pertama ujian, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan, pelaksanaan ujian di sekolah-sekolah mitra seperti SMK Negeri 1 menjadi solusi terbaik di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur perguruan tinggi. Hal ini juga menunjukkan peran strategis institusi pendidikan menengah dalam mendukung akses pendidikan tinggi di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
“Dengan kondisi geografis dan sarana yang terbatas, kami mengoptimalkan kerja sama dengan satuan pendidikan yang ada agar mahasiswa tetap bisa menempuh pendidikan tanpa harus keluar daerah,” katanya.
Kehadiran para mahasiswa yang usianya bervariasi ini juga memberi warna tersendiri bagi para siswa SMK Negeri 1 Taliabu Barat. Tak sedikit dari mereka yang menyatakan terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
“Kami berharap pelaksanaan ujian ini bisa berjalan lancar hingga hari terakhir. Ini adalah bagian dari proses membangun sumber daya manusia di Pulau Taliabu,” tutup Fachria.
---
Catatan Redaksi:
Universitas Terbuka merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang menawarkan pembelajaran jarak jauh. Keberadaannya menjadi tumpuan harapan banyak warga di wilayah terpencil untuk meraih gelar akademik tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Langkah seperti di Taliabu ini memperlihatkan sinergi nyata antara pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dalam memperluas akses belajar sepanjang hayat.
Laporan Sumpono | Editor: Mahar Prastowo
Tidak ada komentar