LUGAS | Pasangkayu — Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Muttaqin yang berada di bawah pembinaan Pimpinan Anak Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PAC LDII) Bulumario, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, kembali menegaskan komitmennya dalam pembinaan generasi muda lewat kegiatan evaluasi belajar rutin.
Pada Minggu malam, 27 Juli 2025, TPA Al-Muttaqin membagikan hasil evaluasi semester dua kepada para santri. Kegiatan ini menjadi agenda tetap setiap akhir semester guna mengukur pencapaian santri dalam memahami materi pembelajaran Al-Qur’an dan pendidikan karakter Islami.
“Sejak awal berdiri, TPA kami selalu melaksanakan evaluasi secara berkala. Tujuannya agar kami tahu sejauh mana proses belajar mengajar berjalan efektif,” ujar Ketua TPA Al-Muttaqin, M. Rustam, MT.
TPA Al-Muttaqin menjadi salah satu lembaga pendidikan nonformal di tingkat desa yang konsisten menyelenggarakan pembinaan keagamaan berbasis nilai-nilai karakter. Tak hanya mengajarkan baca-tulis Al-Qur’an, lembaga ini juga membekali santrinya dengan pembinaan akhlak dan kemandirian.
Ketua PAC LDII Bulumario, Ari Ramdhan, dalam sambutannya menekankan pentingnya pembinaan karakter sejak usia dini. “Kami ingin anak-anak memiliki akhlak mulia (akhlakul karimah), menguasai ilmu agama (alim faqih), dan menjadi pribadi mandiri. Itu pondasi penting dalam membina generasi penerus yang berkualitas,” ujarnya.
PAC LDII Bulumario selama ini dikenal aktif dalam menyelenggarakan kegiatan pembinaan berbasis komunitas. TPA Al-Muttaqin menjadi salah satu pusat kegiatan yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat di desa Bulumario.
Kegiatan pembagian rapor ini juga menjadi ruang apresiasi bagi santri atas usaha mereka selama satu semester. Para orang tua turut hadir untuk menerima laporan perkembangan anak-anak mereka.
Pendidikan berbasis masyarakat seperti yang dilakukan oleh TPA Al-Muttaqin menjadi salah satu wujud nyata dukungan terhadap program penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah. Dengan pembinaan dini yang konsisten, diharapkan lahir generasi religius yang mampu menjadi penopang kehidupan sosial yang harmonis dan produktif.
Laporan Bisri | Editor: Mahar Prastowo
Tidak ada komentar