LUGAS | Jambi — Suasana hangat terasa di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan, pada Jumat malam (3/10/2025). Di sela kegiatan Sarasehan Guru Ngaji yang digelar DPD LDII Kota Jambi, hadir sosok yang tak asing di kalangan masyarakat Jambi: Widodo, pemilik De Jangek Jambi, yang akrab disapa Pakde Widodo.
Sarasehan yang berlangsung selama tiga hari, 2–4 Oktober 2025, ini diikuti oleh para mubaligh dan mubalighot LDII yang selama ini mengemban amanah mengajar Al-Qur’an dan hadist di masjid-masjid binaan LDII Kota Jambi. Namun kali ini, mereka tidak hanya memperdalam ilmu agama — mereka juga belajar tentang semangat kemandirian ekonomi.
“Ekonomi yang kuat, dakwah makin hebat"
Dalam sesi yang penuh keakraban, Pakde Widodo memaparkan pentingnya peran ekonomi dalam mendukung perjuangan agama. Dengan gaya komunikatif dan lugas, ia menekankan bahwa para guru ngaji juga bisa menjadi penggerak ekonomi umat.
“Ekonomi yang mapan akan menunjang perjuangan dalam agama. Dengan berwirausaha, para guru ngaji bisa semakin bersemangat mengabdi sekaligus mampu memperbanyak shodaqoh,” ujar Pakde Widodo penuh semangat.
Ia menuturkan, wirausaha bukan sekadar soal mencari keuntungan, melainkan juga bentuk nyata dari pengabdian sosial dan kemandirian. Menurutnya, guru ngaji seharusnya menjadi contoh teladan — bukan hanya dalam akhlak dan ilmu, tetapi juga dalam keberdayaan.
Lima kunci sukses ala Pakde Widodo
Dalam kesempatan itu, Pakde Widodo membagikan lima prinsip penting bagi siapa pun yang ingin sukses berwirausaha:
1. Ketelatenan dalam menghadapi proses panjang.
2. Kejujuran sebagai fondasi utama dalam setiap transaksi.
3. Ketekunan dalam bekerja dan belajar.
4. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan hasil.
5. Rasa syukur yang diwujudkan melalui ibadah dan sedekah.
“Guru ngaji adalah sosok yang dihormati. Kalau mereka bisa menjadi teladan dalam kemandirian dan kejujuran, maka umat akan melihat bahwa Islam mengajarkan kekuatan, bukan ketergantungan,” tegasnya.
Membangun ekonomi umat dari rumah dakwah
Kegiatan sarasehan ini tidak hanya memperkaya wawasan keagamaan, tetapi juga membangkitkan semangat para guru ngaji untuk berdikari. Banyak peserta yang mengaku termotivasi untuk memulai usaha kecil-kecilan di rumah, sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pendekatan yang sederhana namun membumi, Pakde Widodo mengingatkan bahwa dakwah dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan memperkuat.
“Berjuang di jalan agama juga butuh keteguhan ekonomi. Karena dari rezeki yang halal dan berkah, lahir kekuatan untuk terus berbuat baik,” ujarnya menutup sesi dengan senyum.
Menjadi inspirasi bagi pejuang dakwah
Sarasehan Guru Ngaji LDII Kota Jambi tahun 2025 ini meninggalkan kesan mendalam. Para peserta tidak hanya pulang dengan ilmu, tetapi juga dengan semangat baru untuk berdiri di atas kaki sendiri — menjadi guru ngaji yang berilmu, berdaya, dan mandiri.
Sosok Pakde Widodo pun menjadi inspirasi bahwa keberhasilan dunia usaha dapat berjalan seiring dengan ketulusan dakwah. Bahwa kemandirian adalah bagian dari keimanan, dan ekonomi umat yang kuat adalah pondasi bagi dakwah yang berkelanjutan.

Tidak ada komentar